Beranda / Romansa / Gairah Panas Atasan Mantan / Pujian Berujung Gairah

Share

Pujian Berujung Gairah

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 10:21:15

“Maaaaaaaas,” Darren terus menghisap dada istrinya. Dia benar-benar seperti anak kecil yang sedang kehausan. Nayla sudah seperti candu untuk pria ini. Tapi sayangnya dalam pikirannya, dia hanya menganggap Nayla sebagai pelampiasan hasrat. Bukan sebagai perempuan yang akan ia cintai.

Puas menikmati dada istrinya, pria itu langsung mencium sang istri, lalu mengangkat sedikit bokongnya untuk menurunkan celananya.

“Masukin, Nay,” ucapnya tanpa melepas ciumannya.

Lidah mereka saling melilit satu sama lain. Saling menghisap, mencecap manisnya ciuman yang selalu mereka lakukan tanpa bosan.

Nayla mengangkat lingerie yang dia pakai, lalu memasukkan milik suaminya ke dalam miliknya. Tanpa diminta oleh pria itu, Nayla sudah bergerak di atas pangkuan sang lelaki tampak.

Setiap gerakan yang Nayla lakukan, berhasil membuat sang suami kontrak mendesah. Bahkan pria itu menengadahkan kepalanya di sandaran kursi dengan mata terpejam. Nayla mencium leher sang suami. Memberi tanda kepemilikan di sana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Siti Kholifaturrohmah
lanjuuuuuut kaaakk
goodnovel comment avatar
SAKURA
Darren jangan kasih tahu ttg kontrak 2 tahun itu ya, kasihan Nayla, Bayu dan keluarganya tidak akan memperlakukan Nayla dengan baik...
goodnovel comment avatar
Hyu Ga
rahasiaa apasiii ayooo kakk lanjuuutttttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 182

    “Pergilah. Lanjutkan tugas Anda. Makanannya sudah dibawa ke lab. Dan ingat, minta semua petugas gizi untuk berkumpul di ruang meeting,” kata dokter yang memeriksa Raja sore itu. Wajahnya serius. Suaranya datar sambil menatap petugas mengisi itu dengan penuh curiga. Tidak ada ruang untuk dibantah oleh Rossa.“Ba–baik, dok.” Rossa mengangguk buru-buru. Suaranya gemetar, nyaris tak keluar. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung menuju ke pantry.Darren langsung menoleh, begitu juga dokter. Mereka berdua sama-sama melihat ke arah Rossa yang tampak gugup, tapi tidak ada yang membuka suara. Mereka hanya saling melirik, menyimpan rasa curiga dalam diam. Rossa tahu dirinya diperhatikan, tapi ia pura-pura sibuk menunduk dan cepat-cepat keluar dari ruangan.Di dalam ruang rawat inap itu, dokter mulai membangunkan Raja. Bocah itu membuka mata setengah malas, jelas masih ingin tidur. Tapi saat tahu yang membangunkannya adalah dokter, dia menurut saja. Gerakannya lambat tapi mau kooperatif. Dokter m

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 181

    "Kau kenapa sebenarnya?" tanya rekan kerja Rossa, sesama ahli gizi di rumah sakit itu. Suaranya terdengar curiga, tapi masih berusaha terlihat sopan dan tidak menghakimi.Rossa buru-buru menggeleng. “A–aku sedang tak konsen karena suamiku makin parah sakitnya,” ujarnya pelan, berusaha terdengar sedih. Padahal, itu cuma alasan. Bohong. Dia cuma butuh alasan supaya tak perlu naik ke ruang rawat inap VVIP nomor 5—tempat Raja dirawat.Rekan kerjanya itu menarik napas panjang. Wajahnya datar, tapi jelas-jelas menahan komentar. Hampir semua orang di rumah sakit ini tahu kalau suami Rossa memang sedang kritis. Sudah dua bulan tidak sadar, dirawat di rumah sakit tak jauh dari rumahnya. Semua orang kasihan, semua orang maklum. Tapi hari ini, tingkah Rossa memang agak aneh."Ya sudah, kalau begitu, biar aku yang membuatkannya dan membawanya ke ruang rawat inap VVIP nomor 5," ucap rekan kerjanya sambil meraih gelas di rak.“Terima kasih,” jawab Rossa cepat. Suaranya pelan, nyaris tidak terdengar

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 180

    “Ma, mau bubur,” ucap Raja.Wajahnya langsung cerah begitu melihat kotak bubur yang dibawa suster beberapa menit lalu. Anak itu memang selalu semangat kalau urusan makanan satu itu. Dari bayi sampai sekarang, seleranya gak pernah berubah: bubur nomor satu. Bahkan cuma mencium aromanya aja sudah cukup bikin dia ribut minta makan. Perutnya kayak langsung nyalain alarm, dan cacing-cacing di dalam sana pasti udah bikin orkestra minta jatah makan.Raja memang sangat suka bubur. Persis seperti Darren. Sama-sama gampang lapar kalau udah lihat makanan lembut dan hangat itu. Pokoknya selain darah, bubur juga adalah kelemahan mereka berdua. Kalau bisa tiap hari disediain, mereka pasti gak bakal nolak.Nayla menoleh ke arah suaminya. “Mas, Raja mau makan. Tolong disuapin dulu ya, badanku lengket mau mandi dulu. Mas gak sibuk, kan?” tanya Nayla sambil berdiri dari duduknya, merapikan mini dress dan mengambil handuk kecil dari tas.“Nggak, sayang. Iya, biar aku yang suapin Raja,” jawab Darren cep

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 179

    CK Darren berdecak kesal lalu berkata, “Manusia terkutuk ini ganggu saja.”Suaranya cukup keras, cukup buat satu ruangan tahu siapa yang baru datang. Chiko, sahabat baik Darren, hanya mengangkat alis santai meskipun disambut umpatan. Pria itu memang sedang dinas hari ini di rumah sakit tempat Raja dirawat. Tapi tetap saja, respon Darren selalu nyebelin.“Bahkan aku datang untuk memeriksa kondisi anakmu, kau bilang aku manusia terkutuk?” Chiko balas ngomel sambil berjalan mendekati ranjang pasien. Langkahnya santai, ekspresinya kesal yang dibuat-buat dan setengah malas.Darren tahu Chiko bohong. Sahabatnya itu jelas-jelas bukan dokter spesialis anak. Dari dulu dia bertugas sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Jadi alasan datang memeriksa Raja itu cuma akal-akalan supaya bisa lihat langsung dan mungkin, sekalian kepo tentang Nayla, pikirnya.Apalagi sama sahabat baru saja kembali ke kota ini setelah menempuh pendidikan di luar negeri. Dan mungkin dia penasaran dengan anaknya dan Nay

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 178

    Sementara Andika tenggelam dalam dunia semu bersama dua orang wanita penghibur, Miranda baru saja turun dari mobil di depan rumah sakit tempat Raja dirawat. Matanya menyipit saat melihat bangunan rumah sakit yang berdiri megah di seberang jalan. Tak ada sedikit pun rasa khawatir di wajahnya. Wajah yang sejak tadi datar itu justru tampak penuh siasat licik.Dia melangkah masuk ke sebuah coffee shop tepat di seberang rumah sakit. Tempatnya cukup nyaman, tak terlalu ramai. Miranda memilih duduk di sudut ruangan, agak tersembunyi, jauh dari pintu masuk. Ia tak ingin terlalu banyak yang melihatnya hari ini. Sambil membuka tas tangan kecilnya, Miranda bersiap menghubungi seseorang. Tapi sebelum jarinya menyentuh layar ponsel, seorang wanita dengan jaket lusuh menghampirinya.Wanita itu berdiri dengan gugup. Wajahnya lelah, rambutnya diikat seadanya. Tatapannya gelisah.“Maaf, apa Anda Nyonya Miranda?” tanya wanita itu pelan.Miranda mengangkat kepalanya dan mengamati wajah wanita itu dari a

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 177

    Tempat hiburan itu memang tak pernah benar-benar sepi. Lampu-lampunya tetap menyala terang meski di luar masih siang menjelang sore. Musik berdentum, tidak terlalu keras, tapi cukup mengusir sepi. Beberapa tamu tampak duduk santai di bar, sebagian lagi memilih duduk di sofa sambil menikmati minuman. Dia hanya ingin ketenangan. Tempat tanpa suara-suara yang mengganggu, tanpa pandangan sok kenal, dan tanpa basa-basi.Dia mendekati petugas yang berdiri di balik meja resepsionis. Seorang pria berkaus hitam, bertubuh kekar, dengan ID card tergantung di lehernya. Petugas itu langsung mengenali siapa yang berdiri di depannya."Pak Andika, mau yang seperti biasa?"Andika mengangguk singkat. "Ruangan yang paling tenang. Jangan ganggu saya, karena saya butuh ketenangan."Hal itu biasa dilakukan oleh para pengunjung di tempat hiburan ini. Artinya siapapun yang datang mencari keberadaan tamu tersebut maka resepsionis itu akan dengan lantang menjawab orang yang bersangkutan tidak ada di tempat in

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status