Share

Terselamatkan

Author: Atieckha
last update Huling Na-update: 2025-08-14 01:25:13

Darren menghapus sudut matanya yang masih basah setelah pertemuannya dengan sang Papa. Ia mencoba mengatur napas, meski pikirannya belum sepenuhnya tenang. Tangan kirinya menyentuh pelipis, seolah berusaha menghapus sisa emosi yang tadi sempat menguasainya. Setelah merasa sedikit lebih siap, Darren menoleh ke arah Bayu.

"Bayu, izinkan Pak Agung masuk," katanya singkat.

Bayu mengangguk cepat lalu melangkah keluar. Darren berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju sofa yang terletak tepat di depan meja kerjanya, ingin menyambut tamunya dengan cara yang lebih formal. Beberapa detik kemudian, pintu kembali terbuka. Bayu mempersilakan pak Agung untuk masuk.

Pak Agung melangkah perlahan ke dalam ruangan. Bayu menutup pintu setelah tamunya masuk, memberi privasi penuh untuk percakapan ini.

"Selamat siang, Pak Agung. Selamat datang di kantor Atmaja Group," kata Darren sambil mengulurkan tangan ke arah pria yang pernah menjadi penyelamat perusahaannya dengan suntikan dana besar beberapa waktu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
elma
padahal yg datang raja sama Michelle,,daren sudah kepedean nayla yg datang hahaha
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bogem Mentah dari Darren

    Bugh!Pukulan keras Darren langsung menghantam rahang Ilham. Suara benturan itu begitu jelas, sampai pelayan yang menonton di halaman depan menahan napas. Ilham terdorong mundur dua langkah, tangannya refleks memegangi rahangnya yang berdenyut. Sorot matanya langsung berubah tajam.Belum sempat Darren bergerak lagi, Ilham melancarkan balasan. Tangannya melayang cepat, menghantam pipi Darren!BughKepala Darren sedikit terpelintir, tapi ia hanya menunduk sebentar sebelum kembali maju.Miranda yang berdiri tak jauh dari mereka langsung menjerit, “Berhenti! Darren, jangan membuat kegaduhan di rumah ini. Berhentiiiiii!” teriaknya berharap sang anak mau mendengarkan ucapan. Dia tak menyangka akan ada Darren di rumah ini. Miranda juga belum tahu kalau Maria sudah ditangkap polisi.Namun anaknya seperti tidak mendengar.Darren melangkah cepat, meninju ulu hati Ilham dengan pukulan yang membuat pria itu membungkuk menahan sakit. Darren menarik kerah bajunya, lalu menghantam wajahnya sekali la

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Pukulan Maut

    Atas perintah Darren, polisi pun langsung bergerak cepat. Beberapa di antara mereka masuk lewat pintu depan, sementara yang lain menyebar mengelilingi rumah besar milik keluarga Atmaja. Pagar besi yang tinggi kini dijaga ketat oleh beberapa petugas berseragam, senjata siap di tangan. Mereka tidak mau ambil risiko—jangan sampai Maria lolos lagi seperti sebelumnya. Suara sepatu boots para polisi bergema di lantai marmer rumah itu, bercampur dengan suara pintu-pintu yang dibuka paksa dan laci-laci yang diperiksa.Di luar pagar, suasana tegang. Beberapa warga sekitar berbisik-bisik, mencoba menebak-nebak apa yang sedang terjadi. Sementara itu, di dalam rumah, para polisi menyisir setiap ruangan, dari lantai satu sampai lantai tiga.Sampai akhirnya, di lantai tiga, mereka menemukan Maria. Perempuan itu sedang meringkuk di dalam lemari pakaian besar yang penuh dengan baju-baju gantung. Wajahnya pucat, rambutnya acak-acakan, keringat membasahi pelipis. Begitu pintu lemari dibuka, Maria lang

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Penggeledahan

    “Cepat katakan, Papa. Sebetulnya Papa tahu kan kalau Mama adalah otak dari orang yang mau memberi racun di makanan Raja?” tanya Darren mendesak. Wajahnya tegang, tatapan matanya menusuk ke arah Papanya sendiri. Nada bicaranya sudah jelas nggak main-main, apalagi ini menyangkut keselamatan anaknya.Nayla yang berdiri agak di belakang langsung menghampiri suaminya. “Mas, sebaiknya kita bicara di ruang kerjamu saja. Nggak enak di sini, ada resepsionis, ada karyawan lalu-lalang. Masa membicarakan hal seperti ini di sini,” ucap Nayla. Dia melirik ke arah beberapa orang yang pura-pura sibuk di meja masing-masing tapi jelas-jelas telinganya tajam menunggu gosip.Darren mengangguk pelan, sadar istrinya ada benarnya juga. Dia lalu memberi isyarat dengan tangan supaya semuanya ikut, dan mereka berjalan menuju lift. Sepanjang perjalanan ke lantai 20, suasana hening tapi tegang. Nggak ada yang berani ngomong karena semua fokus dengan pikiran masing-masing.Begitu sampai di lantai 20, Nayla bicara

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Mirip

    “Ada apa, Pak Udin? Kenapa Bapak berlari?” tanya Darren sambil memicingkan mata, heran melihat sopir keluarga Atmaja itu berlari ke arahnya. Nafas Pak Udin terlihat ngos-ngosan, keringatnya menetes di pelipis meski lobby kantor Atmaja Group ber-AC.“Tuan muda… sa–saya mau lapor…” ucap Pak Udin terbata, masih berusaha mengatur napasnya.Dahi Darren berkerut, begitu juga Andika yang berdiri di sebelahnya. Keduanya langsung saling melirik. “Ada apa, Pak?” tanya Andika dengan suara sedikit lebih serius. Dalam kepalanya, dia sudah membayangkan kemungkinan terburuk—jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi di rumah.Pak Udin menelan ludah, lalu berkata pelan, “Tuan besar, Tuan muda… saya sudah berhenti bekerja sebagai sopir di kediaman keluarga Atmaja.”Darren menatapnya tak percaya. “Kenapa Bapak berhenti bekerja dari rumah saya? Apa Bapak mau pulang kampung?” Darren terdengar bingung, tapi ada sedikit rasa penasaran. Dia memang sudah lama sekali tidak pulang ke rumah besar itu sejak nenekn

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Suara itu

    “Raja!” Suara Andika terdengar cukup lantang memanggil cucunya yang baru saja akan turun dari mobil. Pria itu berlari dari arah parkiran.Darren masih berdiri di depan lobby setelah mengantar Pak Agung. Baru saja dia hendak masuk kembali ke gedung, tiba-tiba melihat pemandangan itu—anak dan istrinya datang ke kantor.Raja yang sedang melangkah turun dari mobil langsung berhenti, memutar kepalanya mencari sumber suara. Begitu matanya menemukan Andika, bocah itu mengerutkan kening. “Loh, kok ada yang tahu nama Raja, Ma? Apa Raja ini sudah jadi artis sampai orang tahu nama Raja?” ujarnya dengan wajah polos, lalu malah tertawa terbahak-bahak karena merasa ucapannya sendiri lucu. Tawanya yang renyah, membuat beberapa orang di sekitar melirik dan ikut tertawa.Bocah itu memang penuh percaya diri, bahkan ketika dahinya masih diperban gara-gara insiden beberapa hari lalu. Sambil tertawa, dia memegangi perbannya, seolah-olah itu adalah aksesoris keren yang mendukung citra “artisnya”.Kedatang

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Terselamatkan

    Darren menghapus sudut matanya yang masih basah setelah pertemuannya dengan sang Papa. Ia mencoba mengatur napas, meski pikirannya belum sepenuhnya tenang. Tangan kirinya menyentuh pelipis, seolah berusaha menghapus sisa emosi yang tadi sempat menguasainya. Setelah merasa sedikit lebih siap, Darren menoleh ke arah Bayu."Bayu, izinkan Pak Agung masuk," katanya singkat.Bayu mengangguk cepat lalu melangkah keluar. Darren berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju sofa yang terletak tepat di depan meja kerjanya, ingin menyambut tamunya dengan cara yang lebih formal. Beberapa detik kemudian, pintu kembali terbuka. Bayu mempersilakan pak Agung untuk masuk.Pak Agung melangkah perlahan ke dalam ruangan. Bayu menutup pintu setelah tamunya masuk, memberi privasi penuh untuk percakapan ini."Selamat siang, Pak Agung. Selamat datang di kantor Atmaja Group," kata Darren sambil mengulurkan tangan ke arah pria yang pernah menjadi penyelamat perusahaannya dengan suntikan dana besar beberapa waktu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status