Inicio / Rumah Tangga / Sentuhan Panas Sahabat Suamiku / Bab 223. Kembali ke Mansion

Compartir

Bab 223. Kembali ke Mansion

Autor: Kak Gojo
last update Última actualización: 2025-11-30 19:01:29

Keesokan paginya, vila terasa lebih lengang, namun udara ketegangan masih menyelimuti. Hari ini, Sean memutuskan untuk kembali ke mansionnya.

Tadi, Sean sempat berdebat kecil dengan Elyssa.

Elyssa ingin ikut bersamanya, tetapi Sean melarangnya.

“Lebih baik kamu tinggal dulu sama orang tuamu ya? Setelah kita bertunangan, barulah kamu bisa kembali bersamaku,” jelas Sean.

Padahal alasan utama Sean menolak Elyssa karena ia masih harus membereskan masalah Olivia di mansion. Mustahil baginya membawa Elyssa pulang jika Olivia masih tinggal di sana.

“Yaudahlah, Mas. Kamu pulang aja. Aku gapapa kok,” sahut Elyssa dengan nada sendu.

“Hey, jangan sedih. Kita hanya berpisah sebentar. Bertahanlah,” hibur Sean, seraya menggenggam tangan wanita itu.

“Iya,” jawab Elyssa singkat.

Kini Sean sudah berpakaian rapi, kembali mengenakan setelan kasual mahalnya, Elyssa menemani Sean yang berpamitan.

Tiba-tiba, Elyssa berseru, “Aku ikut sama Mas Sean, gapapa ya, Pa?”

Charlie mengangguk. “Ya, lebih baik begitu
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 289. Mari Tes DNA

    "Bualan macam apa lagi ini?" Tatiana berusaha tertawa sinis, meski hatinya mulai tidak tenang. "Hanya karena wajahnya mirip, bukan berarti dia darah daging putraku. Bisa saja kau memungut anak yatim dari jalanan yang kebetulan berwajah serupa demi mencari perhatianku, atau mungkin… permintaan maafku? Jangan harap, Elyssa!”"Tante, lihatlah baik-baik," sela Elyssa, tidak membiarkan Tatiana menghindar. "Bukan hanya wajahnya, tapi sorot matanya, cara dia menatap, semuanya identik dengan Mas Albert. Apa Tante benar-benar ingin membuang satu-satunya peninggalan Mas Albert hanya karena Tante membenciku?”Tatiana mulai merasa bimbang. Bayangan tatapan Bulan di halaman tadi terus berputar di kepalanya. Ada rasa rindu yang mendadak menyeruak, rasa rindu yang membuatnya merasa sesak. Ia sangat merindukan Albert, dan jika benar anak itu adalah cucunya, maka ia masih punya alasan untuk hidup. Namun, ia terlalu takut untuk berharap lalu kecewa."Jangan mencoba mempermainkan perasaanku, Elyssa!" su

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 288. Mengungkap Fakta

    Kini, Elyssa sudah duduk di ruang tamu yang megah namun terasa dingin itu, berhadapan langsung dengan Tatiana. Bulan duduk merapat di samping Elyssa. Tangan kecilnya tak berhenti menggenggam erat jemari Elyssa karena merasa takut. Sorot mata Tatiana yang tajam dan menusuk terus mengarah pada mereka, membuat suasana semakin mencekam.“Tante, kita pulang aja yuk,” bisik Bulan dengan suara gemetar. “Bulan takut. Ibu itu kelihatan galak.”Elyssa menoleh dan menatap Bulan dengan lembut, mencoba menenangkan kegelisahan bocah itu. “Bulan jangan takut, ya. Temani Tante sebentar saja di sini, Tante ada urusan penting.”Melihat ekspresi ketakutan di wajah polos Bulan, Tatiana menghela napas panjang. Ada rasa tak tega yang tiba-tiba menyeruak di hatinya saat melihat mata yang sangat mirip dengan putranya itu berkaca-kaca. Ia pun memanggil seorang pelayan.“Bawa anak itu ke ruang bermain. Beri dia camilan dan temani dia di sana,” perintah Tatiana tanpa melepaskan pandangannya dari Elyssa.“Baik,

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 287. Bertemu Oma

    Pagi itu, suasana di kamar tamu terasa sangat menyesakkan. Olivia masih meringkuk di bawah selimut, tubuhnya gemetar hebat. Ia menolak bicara kepada siapa pun. Setiap kali ia mencoba mengintip dari balik selimut, ia merasa melihat bayangan Albert berdiri di dekat pintu.“Bagaimana kondisinya, Mbok?” tanya Elyssa yang sudah berdiri di depan pintu.Seorang pelayan yang baru saja keluar dari kamar menyahut dengan suara rendah, “Sudah lebih tenang dibanding semalam, Non. Gak teriak-teriak lagi, tapi sampai sekarang masih diam seribu bahasa.”Elyssa hanya mengangguk pelan dengan wajah datar. Jujur saja, ia sama sekali tidak peduli pada kondisi Olivia. Dengan gerakan tanpa beban, ia membuka pintu kamar itu sedikit kasar.Brak!Bulan yang sedang duduk di tepi ranjang tersentak kaget.Melihat wajah ketakutan bocah itu, rasa bersalah seketika menyelinap di hati Elyssa. Ia sadar, meski ia membenci Olivia, ia harus tetap menjaga sikap di depan anak kecil yang tidak berdosa ini.Elyssa pun berlut

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 286. Kita Damai?

    Suara napas Elyssa memburu. Nama Albert yang disebut Sean barusan bagai jangkar yang menghentikan langkahnya secara paksa. Namun, saat ia berbalik dan melihat ke arah lantai atas, amarahnya seketika luruh berganti menjadi rasa cemas.Sean terduduk di lantai lorong, wajahnya pucat pasi. Darah merah segar mengalir deras dari celah tangannya yang berusaha menekan luka di paha, membasahi lantai marmer putih yang dingin."Mas..." bisik Elyssa tercekat.Rasa penasaran dan rasa bersalah bertabrakan di dadanya. Tanpa pikir panjang, ia berlari kembali menaiki tangga. Ia mengabaikan ego dan rasa sakit hatinya saat melihat pria yang ia cintai bersimbah darah karena perbuatannya sendiri."Jangan banyak gerak!" seru Elyssa panik. Ia segera memapah lengan Sean, menyampirkan tangan pria itu di bahunya."Akhh!" Sean menjerit tertahan saat berusaha berdiri. Wajahnya meringis menahan perih yang menyengat saraf pahanya.Dengan susah payah, Elyssa membantu Sean berjalan kembali masuk ke dalam kamar.Tubu

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 285. Membongkar Semuanya

    Elyssa melangkah kembali ke kamar dengan sangat pelan, berusaha tidak menimbulkan suara. Ia mengira Sean masih terlelap dalam mimpi. Namun, begitu kakinya melewati ambang pintu, langkahnya langsung terhenti. Jantungnya berdegup kencang.Sean tidak sedang berbaring. Pria itu duduk tegak di tepi ranjang dalam kegelapan yang hanya diterangi sedikit cahaya lampu tidur. Matanya yang tajam menatap lurus ke arah Elyssa, mengintimidasi."Sudah selesai mengobrolnya?" tanya Sean. Suaranya rendah, namun bergetar oleh amarah yang tertahan.Elyssa menelan ludah, mencoba bersikap tenang."Apa maksudmu?" tanya Elyssa balik, berpura-pura tidak mengerti."Jangan berpura-pura, Elyssa. Aku tau kamu baru saja telponan dengan seseorang di luar.”Sean berdiri, melangkah perlahan mendekati Elyssa hingga jarak mereka hanya tersisa beberapa sentimeter.Elyssa mundur selangkah, tangannya mendadak sedingin es. "Kamu menguntitku, Mas? Buat apa? Kamu curiga kalau aku berbuat yang macam-macam?"Sean mencengkeram l

  • Sentuhan Panas Sahabat Suamiku   Bab 284. Dingin dan Penuh Curiga

    Malam itu terasa sangat panjang dan sunyi bagi Sean maupun Elyssa. Meski mereka sudah berada di dalam kamar dan berbaring di bawah selimut tebal yang sama, namun suasana terasa begitu dingin.Mereka berbaring saling memunggungi, menciptakan jarak emosional yang jauh lebih lebar daripada jarak fisik di tempat tidur itu.Pikiran Sean berkecamuk. Ia tidak bisa tenang memikirkan sikap dingin Elyssa. Namun, di balik itu semua, bayangan bekas merah di dada Elyssa terus menghantuinya. Hatinya panas terbakar rasa cemburu, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa.Di sisi lain, Elyssa pun tidak bisa memejamkan mata. Dadanya masih terasa sesak mengingat kebohongan-kebohongan Sean. Baginya, kepercayaan yang sudah retak tidak bisa diperbaiki hanya dalam waktu semalam.Pukul 02.00 dini hari, suasana semakin senyap.Saat mendengar napas Sean mulai terdengar teratur seperti orang yang sudah tertidur pulas, Elyssa bergerak perlahan. Ia turun dari ranjang dengan sangat hati-hati, mengambil ponselnya, dan

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status