Share

Gairah Panas Sang Kupu- Kupu Malam
Gairah Panas Sang Kupu- Kupu Malam
Penulis: Secilia Abigail Hariono

ALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA!

ALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA!

Alexandria langsung berjalan perlahan menuju ke arah ranjang. Ranjang putih bertabur dengan kelopak mawar merah sangat kontras sekali warnanya. Suasana ini membuat sedikit geli, karena teringat dengan cerita- cerita serta gambar yang sering di lihatnya tentang kamar pengantin baru. Terlihat Surya sudah duduk menunggu di tepi sudut ranjang. Surya merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Alexandria.

Seolah tahu apa yang akan terjadi Sekar segera menghampiri Surya dan langsung duduk manja dipangkuan lelaki itu. Tak menunggu waktu lama lagi, Surya segera mematikan lampu hotel yang terang dengan remot yang berada disebelahnya, lalu menggantinya dengan lampu nakas temaram sehingga menambah kesan syahdu suasana malam itu. Mereka berdua bagaikan pengantin baru yang sedang merengguk manisnya madu.

“Kau tampak cantik sekali Alexandria, butuh waktu berapa lama aku menunggumu agar bisa merasakan ini lagi,” ujar Surya sambil menurunkan sedikit kimono yang menutupi bagian pundak Alexandria dan mulai menciumi nya.

Terasa halus dan lembut, wangi aroma bunga semerbak memenuhi indra penciumannya. Entah parfum apa yang telah disemprotkan Alexandria ditubuhnya, bau itu memancing gairah kelelakian Surya.

“Tunggulah dulu, mengapa terlalu tergesa-gesa? Bukankah lebih baik kita mengabiskan seteguk anggur merah bersama di malam ini sambil menikmati indahnya pemandangan kota di malam hari dari balkon hotel? Aku sengaja memilih hotel ini, untuk bisa menikmatinya denganmu, Sayang. Bagaimana jika kita melakukannya?” usul Alexandria.

“Pemandangan di depanku saat ini jauh lebih memikat. Bagiku saat ini cukup melihatmu, kau benar- benar lukisan terindah dari Tuhan yang harus aku nikmati,” ucap Surya sambil menggendongnya.

Surya membaringkan Sekar di ranjang kemudian langsung menindihnya,

“Kau tahu apa yang membuatku tergila-gila padamu, Alexandria?” Surya bertanya lirih dengan nafas tersenggal-senggal di sebelah kiri tepat telinganya.

“Tidak. Kenapa?” tanya Alexandria.

“Karena kau begitu liar saat bersamaku, tapi kau bisa berubah seratus delapan puluh derajat tak mengenaliku saat kita diluar kamar. Kau bisa sangat menggairahkan saat bersama, tapi kau pula bisa berubah sedingin es saat kita bertatap muka. Bagaimana bisa kau merubah wajah dan sikapmu sedemikian rupa dalam satu tubuh dan wajah?”

“Bukankah itu maumu? Bukannya itu yang selama ini kau inginkan? Aku gundikmu saat dikamar, tetapi aku bukan milikmu saat di luar sana,”

“Ya, benar. Kau tahu apalagi yang membuatku semakin mencintaimu?” tanya Surya lagi,

Alexandria menggelengkan kepala,

“Melihatmu bernyanyi dan menari dengan lincah membuatku makin tersihir dan terpikat olehmu. Bagaimana bisa suaramu sangat stabil dan masih merdu saat kau menari seperti itu? Ingin sekali rasanya aku membawamu pulang setiap malam."

“Lalu? Bagaimana istrimu? apa kau mau aku dibunuh hidup- hidup oleh keluarga istrimu, Sayang?” tanya Alexandria.

Surya tersenyum, segera dia mendaratkan kecupan di bibirnya. Tapi secepat kilat Alexandria menghindarinya,

"Kau sudah lupa peraturannya? jangan pernah mencium bibirku," tegas Alexandria.

"Mengapa? Kau selalu menolak untuk berciuman denganku, bukankah kita beberapa kali telah tidur bersama," Surya memprotes dan merajuk.

"Hubungan kita sekedar tamu dan pelanggan. Aku tak ingin ada rasa cinta di antara kita."

"Tapi aku mencintaimu," protes Surya.

Alexandria tak menjawab, dia hanya tersenyum sambil menatap kedua mata Surya mendalam. Tingkah Sekar itu, membuat Surya gemas, ingin melahap wanita yang ada di depannya. Perlahan tapi pasti Surya membasahi tubuh wanita itu dengan air liurnya, menjilat semua bagian tanpa sejengkal pun terlewatkan.

"Ahhhh... mmmmppppphhhhh.... ohhhh.... ya, gigitlah sebelah sana, Sayang," Alexandria menuntun wajah Surya untuk beralih ke arah puntingnya,

Surya menyusu rakus sambil sesekali menggigitnya, bagaikan anak bayi yang takut kehilangan asi sang Ibu. Desahan halus dan manja keluar dari bibir tipis Alexandria, membuat Surya semakin bergairah. Begitupun wanita itu mulai terlena dan terperdaya permainan mulut dan sentuhan Surya dalam bercinta.

“Ah aku tak tahan lagi,” ujar Alexandria sambil membalikkan posisi tubuhnya.

“Mengapa? Apa kau begitu menginginkanku?” tanya Surya.

“Ya, aku begitu mengingikan tubuhmu. Aku ingin batang yang keras dan kasar ini masuk dalam lubang sempit yang ku miliki, apa kau menolaknya?” tanya Sekar sambil melepas satu persatu kancing kemeja yang masih membalut tubuh Surya.

Handphone Surya yang di letakkan di samping bantal berkedip, menyala tanpa suara, mungkin sengaja di matikan nada deringnya saat mereka sedang berdua. Terlihat dari layar, panggilan masuk dari ‘My Wife’. Alexandria segera menggeser layar HP itu, tanpa sepengetahuan Surya. Lalu dia melanjutkan aktifitasnya.

"Ini adalah kesempatan emas yang tak akan datang dua kali. Aku harus membuat lelaki ini mendesah lebih keras dengan segala umpatan kasar sampai terdengar di telpon, tak lama lagi bisa ku pastikan rumah tangganya akan goyah! Satu persatu jalanku membalas dendam akan tercapai," kata Alexandria dalam hati.

"Bukalah celanamu! Jangan biarkan sehelai benangpun menutupi badanmu," perintah Alexandria pada Surya.

Alexandria sedikit mengeraskan suaranya agar terdengar di HP yang berjarak lumayan jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Apakah kau ingin permainan yang berbeda malam ini, Sayang?" tanya Surya sambil melepaskan celananya dengan posisi tidur.

Alexandria mengangguk,

"Diamlah! Aku akan menghisapnya," Alexandria melirik layar Hp yang memastikan bahwa mereka masih dalam panggilan.

Memastikan 'My Wife' mendengar semua percakapan itu. Aman, layar menunjukkan hitungan menit panggilan berlangsung. Alexandria segera turun ke bawah, lalu berjongkok di samping kasur tepat diarah selakangan Suryo lalu menghisap batang yang mencuat berdiri tegak di hadapannya. Dia memulai menghisap bergantian satu persatu biji yang berada diantara batang itu,

“Sial sekali, mengapa milik lelaki ini sangat besar. Rasanya ingin muntah karena terlalu masuk ke dalam tenggorokan,” umpat Alexandria dalam hati.

"Ahhhhh... Shitttt! Sayang, stop it! Ahhhhh... geli sekali, Ahhhhh! Hentikan Sayang, aku bisa keluar jika kau terus berada di bawah sana. Ahhhhh! Shittt... Ahhh...!" teriak Surya yang merasa keenakan, dia terduduk melihat Alexandria sedang duduk sambil menjilati pusakanya.

"Sayang, aku tak tahan lagi! Aku akan keluar! Ahhh... Ahhhh... Ahhhh!" teriak Suryo sambil mengerang, merasakan puncak kenikmatan tertinggi di dunia.

Cairan putih itu langsung muncrat dengan deras tanpa kendali, membasahi wajah dan leher Alexandria. Rasa lega, senang, dan terbang menjadi satu. Dia melihat sekilas panggilan itu masih berlangsung, tanpa ragu Alexandria memulai permainan kembali. Wanita itu membuka kain kimono yang menutupi bagian bawah tubuhnya perlahan, menanggalkan semua pakaian dalam tanpa tersisa satu helai kainpun.

Surya terpancing lagi, melihat wajah cantik Alexandria yang masih di tetesi cairan kental miliknya di tambah dengan tubuh sintal, gunungan menantang dengan punting yang mencuat, serta gundukan bawah yang terlihat tembem bersih tanpa memiliki bulu. Dia segera memeluknya dengan nafsu yang sampai Ubun-ubun.

“Tunggu dulu,” Cegah Alexandria

“Kenapa sayang?” tanya Surya.

“Apakah kau mencintaiku?” tanya Sekar,

APAKAH JAWABAN SURYA? APA RENCANA ALEXANDRIA?

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status