Begitu tiba di kediaman mereka, Arion membawa dua paperbag yang berisikan macaron dan beberapa jenis kue yang lainnya, dengan tangannya yang lain merangkul pinggal Emily dengan posesif. Emily berseru memanggil salah satu pelayan mereka, “Tolong ambil kue di dalam mobil dan bagikan kepada yang lainnya ya,” ucapnya dengan lembut. Pelayan tersebut tersneyum dengan semringah, “Terima kasih nona.” “Sama-sama.” Emily memutuskan membagikan kue yang tadi Arion beli, dan mengambil dua box untuk mereka makan sendiri. “Istriku memang yang terbaik!” Emily terkekeh, “Karena kamu juga sayang, jadinya kita bisa berbagi ke orang rumah.” “Istriku memang yang terbaik!” seru Arion bangga, bagaimana bisa Emily selalu melihat sesuatu hal dari sisi positif. Emily tersenyum lembut merespon ucapan sang suami, “Kamu juga suami yang hebat!” Mereka berdua melangkah bersama masuk ke dalam kediaman dan menuju kamar utama. Setelah Arion meletakkan paperbag di atas meja, ia segera mengangkat ala bridal sang
Sedangkan Brice di seberang sana memijit keningnya, “Tidak mungkin ada hal kebetulan seperti ini bukan?” gumamnya sambil melihat laporan yang baru saja di berikan oleh Beta.Pasalnya Beta baru saja mengirimkan email yang di mana berisikan laporan dari hasil penyelidikan Naina di kediaman Fabio, hasil pencarian pria yang di minta oleh Rafael serta hasil rangkuman penyelidikan di laboratorium oleh kamera pengintai yang di selundupkan oleh Naina.Di mana pria yang tengah di selidiki oleh Rafael adalah salah satu teman Arion selama berkuliah, dan luar biasanya secara kebetulan yang terlalu terhubung adalah fakta jika Raul juga kuliah bersama.Yang tentu saja di mana bukan hanya Arion, di sana pun ada Reynard, Felix, Eleanor dan Emily.“Tapi kenapa dia harus mencari pria ini jika memang dia ingin mencari Arion? Bukankah sebaiknya dia langsung mencari tahu tentang Arion?” pikir Brice sambil mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan sorotan mata tajam ke layar laptopnya.“Karena kalau dia mencar
Usai menyelesaikan semua yang bisa mereka ambil sebagai barang bukti, Martin menarik lembut Naina, “Martin?” kaget Naina yang sudah berada di dalam pelukan Martin.“Apakah bisa, Nai?” serak Martin di ceruk leher Naina.Naina tersenyum lembut, “Why not, Martin? Kita saling membutuhkan bukan untuk hal ini?” sahut Naina dengan tatapan menggodanya kepada Martin.“Maaf aku tidak dapat menahan diri, padahal kamu sudah bersama Fabio.”“No problem, aku pun merasa kosong bermain bersama pria tua itu, jadi sebaiknya kamu membuatku enak pagi ini,” balas Naina seduktif.Martin tersenyum menyeringai, “Tentu saja, cantik!” seru serak Martin yang lalu mencumbu Naina dengan liar.Ia mengangkat kaos yang di gunakan Naina dan mulai menyesap, meremas kedua bongkahan indah itu bergantian.“Oh shit, Martin!” lirih nikmat Naina sembari menggigit bibir bawahnya menikmati permainan kasar Martin yang dalam sekejap membuat hasratnya melambung tinggi.Martin melepas sesapannya dan melirik ke arah jam tangannya,
Di Amsterdam, cabang perusahaan milik Kenan saat ini tengah mendekati opening.Kerja keras dari Michael, Cecilia dan Eleanor membangun cabang ini benar-benar di acungi jempol, tapi jauh dari itu, Cecilia menatap sendu kepada Eleanor, wanita cantik itu terlihat begitu sibuk.Bahkan saat istirahat makan siang sering ia lewati jika bukan Cecilia yang membawa untuk wanita cantik itu.“Sebaiknya kalian pulang lebih awal hari ini,” seru Michael kepada Cecilia dan Eleanor.“Aku nanti saja Michael, masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan,” jawab Eleanor menolak pulang lebih awal, “kalau ada yang hars di selesaikan kerjaan kalian, berikan saja padaku.”Cecilia dan Michael saling melempar pandangan, akhirnya Cecilia berdiri dan menghampiri Eleanor, “Bagaimana kalau temani aku makan malam hari ini, Lea?”Eleanor terus menatap layar monitornya dan menggerakkan tangannya di atas keyobard dan mouse.“Uhm, masih kenyang kak, Kak Cecil dengan Michael saja.” Jawab Eleanor yang mengangkat
"Hiks... Rey kak... Reynard selingkuh." Cecilia tercengang mendengar penuturan Eleanor, “A-apa yang kamu bilang, Lea? Rey selingkuh?”Eleanor mengangguk lemah, “Iya kak.”“Tapi bagaimana bisa Lea? Bukannya Rey sedang misi pelatihan? Dari mana kamu dapat berita itu, hmm?”Eleanor mengusap pipinya yang basah, “Aku tidak senagaj melihat laporan yang di berikan kepada Ayah dari anak buahnya di sana, dan anak buah Ayah adalah rekan yang satu tim bersama Rey.”“Oh my! Rey....” lirih Cecilia dan memeluk Eleanor dengan lembut.“Hah, ternyata ini yang membuat keadaan Lea kacau selama beberapa hari ini,” batin Cecilia, berusaha meneangkan Eleanor dengan mengusap punggung Eleanor.“Kenapa kamu tidak cerita denganku, Lea? Hmm? Selama ini aku berpikir kamu seperti ini karena memikirkan Reynard yang sedang misi pelatihan,” keluh Cecilia, dengan suara pelan dan khawatir.Eleanor menggeleng pelan, “Bukan kak, awalnya aku memang sangat sedih karena Reynard pergi tapi tentu saja aku bangga dan bahagia
Eleanor merasakan kepalanya berdenyut hebat saat ia membuka mata, , namun cahaya terang di ruangan itu membuatnya terpaksa kembali menutup mata. Aroma menyengat dari rumah sakit membuatnya merasa sedikit mual. Ia mencoba untuk duduk, namun pusing yang datang begitu tiba-tiba membuatnya hampir jatuh."Lea, kamu sudah bangun?" suara Cecilia terdengar di sebelah ranjangnya.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi, "Aku kenapa kak?" tanyanya dengan suara pelan.Cecilia mulai menceritakan kejadian saat Eleanor pingsan di Cafe, dan bagaimana mereka akhirnya berada di rumah sakit. Eleanor merasakan kebingungan dan kecemasan melanda dirinya. Ia tidak ingat apa-apa tentang kejadian tersebut. Hal yang ingat terakhir kali adalah ia hendak mengambil buku di Cafe tersebut untuk membaca Novel.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi. Ia merasa bingung dan cemas dengan situasi ini. Kepalanya masih terasa sakit yang luar biasa saat ia mencoba duduk.Cecilia segera menghampiri Eleanor
Dua jam sebelumnya... Felix baru saja keluar dari ruang rapat setelah menghadiri pertemuan penting di kantor. Raut wajahnya terlihat gusar, mencerminkan kegelisahan yang sedang dirasakannya. Tuduhan Cecilia lewat telepon tadi benar-benar membuatnya kebingungan. Bagaimana bisa Cecilia menuduhnya memiliki wanita lain dan menutupi perselingkuhan Reynard? Itu sama sekali tidak benar! Felix merasa sangat khawatir, terutama setelah mendengar kabar mengenai Reynard yang memiliki wanita lain di tempat misi pelatihan. Detik demi detik, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang membuat perasaannya semakin kalut. Tanpa berpikir panjang, Felix segera menghubungi asistennya. "Tolong siapkan private jet, aku harus segera ke Amsterdam," perintahnya dengan nada tergesa-gesa. Sang asisten terdengar sedikit terkejut, namun dengan cepat memenuhi permintaan atasannya. Felix bergegas menuju lobi, langkahnya bergema di koridor yang sepi. Ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sedang terja
“Maaf, sayang. Aku— Euhmm...” Felix tidak membiarkan Cecilia melanjutkan kata-katanya kembali. Pria tampan itu dengan mudahnya memindahkan posisi Cecilia naik ke atas pangkuannya tanpa melepaskan cumbuannya mereka. “Euhm, Fel...” desahan seksi Cecilia lolos saat cumbuan Felix semakin turun menyesap leher jenjangnya. “Sa... sayang, aku tidak bisa lama meninggalkan Lea di rumah sakit,” Cecilia berusaha mengembalikkan kesadarannya sebelum terbawa gairah yang Felix ciptakan. Felix tersenyum tanpa menghentikan aktifitasnya, “Iya sayang, aku akan melakukannya dengan cepat, hmm?" Pria itu tidak lagi dapat menahan gejolak gairah saat menghirup aroma manis kekasihnya yang menyeruak dari tubuh indah Cecilia. Tidak mungkin ia menyia-nyiakan kedatangannya ini, bahkan di mana, moment yang lebih luar biasanya, mereka baru saja berbaikan. “Oh my Felix... A-aku belum mandi sayang...” seru Cecilia saat Felix membuka kancing kemejanya dan meraup kedua payudaranya yang entah sejak kapan sudah kelua