Bab panjang buat sayang"kuh semua ~~ yukkk ngevote yang banyak, biar mama tambah semangat updatenya! Kira-kira Eleanor terima Reynard kembali gak ya? Btw, selamat untuk Felix dan Cecilia đâ¤ď¸
Tiga hari sebelumnya...âDalam 24 jam selesaikan semuanya!âTitah Max kepada Sergio usai melihat kondisi putri kesayangannya yang terluka karena tindakannya, bahkan kini istrinya marah padanya.Di saat itu juga, di belahan negara lainnya. Sergio yang mendapatkan titah dari Max langsung mengubah semua schedule dan memulangkan Reynard. Ia harus ikut bertanggung jawab karena sudah memberikan informasi yang salah sejak awal.Dan hal itulah yang membuat segalanya menjadi runyam, âMaafkan aku Nona Eleanor.â Gumamnya penuh penyesalan.Sergio melangkah keluar mencari keberadaan Reynard yang tengah membagikan bantuan kepada penduduk setempat.âRey!â teriaknya sembari melangkah cepat menghampiri Reynard.Reynard menoleh dan mengangkat tangannya sebagai jawaban. Setelah memberikan sembako kepada orang terakhir, Reynard juga berjalan menghampiri Sergio.âRey, ada hal penting yang ingin aku sampaikan.âReynard mengerutkan keningnya, âAda apa?â tanyanya, tidak biasanya Sergio terlihat serius sepert
Reynard duduk di pesawat pribadinya, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Pikiran tentang Eleanor memenuhi kepalanya.Dia tidak menyangka akan terjadi kesalahpahaman seperti ini dan membuat kekasihnya itu sampai jatuh sakit, "Bagaimana caranya meluruskan kesalahpahaman ini?" gumamnya, menghela napas panjang.Tiba-tiba, pramugari datang dengan secangkir wine, meletakkannya dengan hati-hati di meja kecil di depannya, âSilahkan Tuan muda.â"Terima kasih," kata Reynard dengan senyum tipis, mengambil gelas tersebut. Ia menyesap sedikit wine, lalu kembali menatap keluar jendela, memikirkan cara untuk menjelaskan semuanya kepada Eleanor.Setibanya di bandara, Reynard segera disambut oleh seorang sopir yang sudah menunggu dengan mobil hitam yang mengilap. "Selamat datang, Tuan Reynard. Saya akan mengantar Anda ke kediaman Tuan Max," kata sopir tersebut dengan sopan sambil membukakan pintu mobil.Reynard menyerahkan kopernya kepada sang sopir, "Terima kasih," jawab Reynard, kemudian m
âUncle Kenan, aku juga ingin sekalian saja lamar Cecil dan menikah dengannya.â Felix yang di jelaskan rencana Reynard yang akan melamar dan menikahi Eleanor membuat dirinya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.Awalnya dia di tanya oleh Kenan untuk bertunangan dengan putrinya Cecilia, sama seperti Reynard dan Eleanor, dan hal itulah yang membuat Felix beserta kedua orang tuanya datang ke kediaman Max.Tapi begitu tiba, semuanya berubah begitu saja, dia bahkan tidak ragu sedikitpun saat mengutarakan keinginannya.âKamu yakin Felix?â tanya Finley kepada sang putra.âTentu saja Ayah, aku yakin ingin menikah dengan Cecil,â jawab Felix dengan mantap.Reynard yang melihat sahabatnya itu langsung menaikkan dua jempolnya, âMantap Bro!âFelix menanggapinya dengan memainkan kedua alisnya dengan angkuh.Para orang tua menghela napas melihat kelakuan dua pemuda di depannya.âYa kalau seperti itu keinginanmu, silahkan minta restu kepada Kenan dan Siska,â ujar Finley kepada Felix.Felix mengan
âEleanor, will you marry me?âBisikan dari Reynard membuat tubuhnya meremang, âRey... Apa yang kamu katakan?!â ucap Eleanor terbata-bata, berusaha menahan lututnya yang melemah.âIya sayang,â Reynard mengurai pelukannya, dan mengeluarkan box kecil berwarna gold dari saku jas mewahnya.âDuhai kekasihku, wanita yang aku cintai, maukah kamu memberikan pria berengsek insaf ini untuk menjadi pendamping hidupmu selamnya?â ujar Reynard sambil membuka kotak kecil berwarna gold itu, memperlihat cincin berlian yang begitu indah di dalamnya.Eleanor membelalakkan mata, lalu pandangannya beralih ke Rachel, âRey! Jangan bercanda seperti ini, aku tidakââRachel melangkah cepat dan menarik tangan Eleanor lembut dan berbisik kepada wanita cantik itu, âEleanor, aku dan Reynard tidak ada hubungan apa-apa...âDeg!Wanita berkebangsaan Asia German itu menekuk keningnya, âA-apa maksud kamu? Aku melihat dengan jelas kalian berdua...âRachel mengambil napas dalam-dalam dan menatap Eleanor dengan mata jernih,
Usai pesta pernikahan penuh kejutan, dua pasang pengantin baru, Eleanor dan Reynard, begitu juga Felix dan Cecilia berpamitan pada orang tua mereka. Arion dan Emily juga berpamitan untuk beristirahat di Hotel Arion yang tidak berada jauh dari gedung baru ini.Hotel yang akan menjadi saksi resminya dua pasang pengantin baru kita.Di pintu keluar gedung, tiga mobil mewah Mercedes berhenti. Mobil yang di siapkan untuk mengantar mereka.Setelah berpamitan, mereka semua menuju mobil masing-masing. Suara pintu mobil yang ditutup bergema, "klik," menandakan keberangkatan mereka menuju hotel.Ketika tiba di Hotel Arion, tiga mobil Mercedes berhenti di depan pintu masuk. Tiga pasangan suami istri yang cantik dan tampan turun dari mobil, melangkah masuk ke hotel dengan anggun. Mereka disambut oleh para staf dan manajer hotel yang berdiri berjajar dengan senyum ramah."Selamat malam, Tuan dan Nyonya," sapa manajer hotel dengan sopan. "Kami sudah menyiapkan kamar terbaik untuk Anda."âTerima kasih
âTidak Rey...âReynard terkejut dengan jawaban Eleanor, pria tampan itu terdiam sesaat dan berkata pelan, âKenapa sayang? Apa kamu masih denganku?âTapi, jawaban Eleanor malah membuatnya tersenyum. âBu-bukan itu, Aku masih sangat canggung, Rey,â jawab Eleanor terbata-bata, matanya menatap ke bawah, enggan bertemu pandang dengan pria yang kini resmi menjadi suaminya.Reynard mendekat, meraih dagu Eleanor dengan lembut, memaksa istrinya itu menatapnya. âKamu tidak perlu canggung di hadapanku, sayang,â bisiknya lembut, lalu mencium bibir Eleanor semakin intens, dalam.Eleanor menggeliat sesekali karena sentuhan Reynard, tapi tidak menolak. "Apakah kamu tidak merindukanku?" tanya Reynard, suaranya parau dengan gairah yang tertahan.Wajah Eleanor memerah, tersipu malu. âAku sangat merindukanmu, Reynard,â jawabnya pelan namun penuh kejujuran.Reynard menatap Eleanor penuh cinta, mencium wanita yang kini resmi menjadi istrinya. âKalau begitu mari kita buktikan, mana yang lebih dominant, rasa
Di saat tiga pasangan romantis sedang memadu kasih di atas ranjang dengan panas, berbeda halnya dengan seseorang yang terlihat begitu ambisius di raut wajahnya.Di laboratorium Profesor Graaf, di salah satu ruangan yang dilengkapi fasilitas olahraga dan alat berat, Rafael sedang melakukan latihan untuk membentuk massa ototnya dan memperbaiki postur tubuhnya. Selama beberapa minggu terakhir, dia menghabiskan waktunya di tempat ini setelah menjalani operasi transplantasi.Rafael, dengan keringat mengalir di wajahnya, mengangkat barbel dengan konsentrasi tinggi. Otot-ototnya yang sudah mulai terbentuk tampak mengesankan di bawah pencahayaan ruangan. Seorang pelatih pribadi profesional, Marcus, berdiri di sampingnya, memberikan instruksi.âAyo, Rafael, lima kali lagi! Kamu bisa melakukannya!â seru Marcus, matanya tajam mengamati setiap gerakan Rafael.Rafael mengerahkan seluruh tenaganya, mengangkat barbel hingga hitungan terakhir. âUgh!â terdengar desahan berat dari mulutnya, barbel itu a
âTuan muda, kenapa Anda hanya diam? Tolong jilati aku seperti biasa...â mohon Sara yang sudah membuka lebar kedua kakinya. Rafael menyeringai, mengaminkan apa yang di inginkan Sara, wanita yang berusia kisaran 30 tahunan, bertubuh sensual dengan kulit eksotik, rambut panjang berwarna blonde terurai di atas kasur, bongkahan payu-dara yang kenyal dan padat ia pijat memberikan ransangan sendiri untuk tubuhnya, âYes, i like it, Rafael...âRafael tersenyum, melakukan apa yang Sara minta. Dia merendahkan kepalanya, memasuki kedua paha Sara, menjilati area kewanitaan Sara dengan liar dan cepat. Sara menjerit dan mendesah sembari meremas dadanya sendiri.Lila yang melihat itu menjadi terangsang, lalu melumat payu-dara Sara. Dengan posisi naik di atas tubuh Sara, Lila berkata, âAku juga, Rafael... Jilati aku!âMulut Rafael berpindah, menjilati kewanitaan Lila dengan penuh gairah, sementara Sara dan Lila saling bergantian menyesap payu-dara mereka. Tangan Rafael tidak berhenti bekerja, merem