Share

15. Jujur

Author: NARA
last update Last Updated: 2025-05-31 09:14:24

"Maafkan apa yang Mama katakan padamu, sayang." Zian menghampiri Lili yang sudah masuk ke dalam kamar setelah sang mama pulang. Suaranya lembut, penuh rasa bersalah. Ia duduk di tepi ranjang, menatap istrinya yang terlihat murung.

Lili yang begitu sedih karena perkataan Mama mertuanya yang tidak pernah berubah padanya, kini menatap Zian dengan mata yang masih basah, namun bibirnya mencoba membentuk senyum lalu Ia mengangguk pelan.

"Aku tahu Mama memang belum bisa menerimamu sepenuhnya. Tapi... aku yakin suatu saat Mama akan berubah. Kamu yang sabar ya." Kata Zian.

"Iya, sayang." ucap Lili.

"Terima kasih sayang," Zian yang sudah duduk di pinggiran tempat tidur tepat di samping Lili, kini memeluknya dari samping. "Dan aku akan selalu berada di samping kamu selamanya." lanjut Zian lagi.

Lili mengangguk sekali lagi, lalu bersandar pada bahu Zian. Ada kehangatan dalam pelukan Zian, namun kehangatan itu justru mengiris hati Lili. Ia tidak pantas mendapatkan kasih sayang ini. Tidak setelah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Sahabat Suamiku    18. Sama-sama Merasa Bersalah

    Jika Lili bisa, hari ini ia ingin menahan matahari agar tak cepat terbit. Ia berharap waktu berhenti sejenak, memberi kesempatan untuk lari, atau mungkin menghilang sejenak dari dunia ini. Sebab hari ini, ia harus mulai bekerja di kantor Lio, pria yang, jika bisa, ingin ia lupakan seumur hidup. Tapi justru hari ini, ia akan bekerja sebagai sekretaris pribadi pria itu.Dengan gerakan lambat, Lili menatap bayangannya di cermin. Ia sudah mengenakan celana bahan warna krem dan blouse kerja dengan warana senada, rambutnya disisir rapi dan dibiar tergerai. Wajahnya dipoles tipis, cukup untuk terlihat profesional. Tapi matanya, mata itu menyimpan beban dan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan oleh bedak dan lipstik.Ia duduk di pinggir tempat tidur, tangan terlipat di pangkuan, memandangi lantai seolah berharap jawabannya ada di sana. "Apa aku tidak usah berangkat kerja?" bisiknya pelan. Ia tidak berbicara pada siapa-siapa, hanya pada dirinya sendiri. Tapi hatinya tahu jawabannya. Ia tid

  • Gairah Sahabat Suamiku    17. Merutuki

    Lili tertidur setelah pulang dari menemui Devi, sahabat baiknya. Entah mengapa, obrolan mereka yang biasanya penuh tawa, tadi justru terasa berat, membuat kepalanya penat. Begitu tiba di rumah, Lili langsung merebahkan tubuhnya ke kasur, berniat hanya memejamkan mata sebentar. Tapi begitu membuka mata kembali, ia terlonjak kaget.Jam dinding yang berada di dalam kamarnya menunjukkan pukul sepuluh malam."Ya ampun, aku ketiduran cukup lama," gumam Lili, setengah berbisik. Ia mengucek matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih menguasai matanya. "Pasti Zian marah padaku." ucapnya.Ia buru-buru bangkit dari tempat tidur, menyambar ikat rambut yang tergeletak di nakas, dan berlari keluar kamar. Dalam benaknya, bayangan Zian pulang dalam keadaan lapar, lalu tidak menemukan makanan di meja makan, membuat perasaan bersalah langsung menyelubunginya.Namun, rumah terasa sunyi. Ruang tengah sepi, ruang tamu pun tak ada siapa-siapa. Lili memanggil, "Sayang, kamu di mana?" Suaranya menggema pela

  • Gairah Sahabat Suamiku    16. Diam-diam

    Wajah Lili terlihat pucat dan penuh kegelisahan. Tangannya meremas ujung bajunya sendiri, matanya menerawang jauh ke depan, saran Devi yang baru saja terucap membuat Lili takut."Li, kamu harus jujur pada Zian. Dia suamimu. Kamu tidak bisa terus-terusan hidup dalam kebohongan seperti ini," saran Devi lagi dengan suara pelan namun tegas.Lili menggeleng pelan. "Aku tidak bisa, Vi. Aku... aku takut." ucap lili"Takut? Kenapa takut?" Devi memiringkan kepala, menatap tajam sahabatnya. "Kamu takut Zian bakal ceraiin kamu, kan?" tanya Devi bisa menebak pikiran sang sahabat, karena selama Lili hidup, pria yang dicintainya hanya Zian.Lili hanya diam, lalu menganggukkan kepala pelan. Air matanya mulai menggenang di sudut mata."Kamu tahu, Li, ini semua adalah konsekuensi dari apa yang udah kamu perbuat.""Aku tahu," suara Lili nyaris seperti bisikan, dipenuhi penyesalan. "Aku tahu aku salah. Tapi aku juga tahu satu hal, Vi. Aku tidak bisa hidup tanpa Zian. Dia cinta pertamaku. Satu-satunya l

  • Gairah Sahabat Suamiku    15. Jujur

    "Maafkan apa yang Mama katakan padamu, sayang." Zian menghampiri Lili yang sudah masuk ke dalam kamar setelah sang mama pulang. Suaranya lembut, penuh rasa bersalah. Ia duduk di tepi ranjang, menatap istrinya yang terlihat murung.Lili yang begitu sedih karena perkataan Mama mertuanya yang tidak pernah berubah padanya, kini menatap Zian dengan mata yang masih basah, namun bibirnya mencoba membentuk senyum lalu Ia mengangguk pelan. "Aku tahu Mama memang belum bisa menerimamu sepenuhnya. Tapi... aku yakin suatu saat Mama akan berubah. Kamu yang sabar ya." Kata Zian."Iya, sayang." ucap Lili."Terima kasih sayang," Zian yang sudah duduk di pinggiran tempat tidur tepat di samping Lili, kini memeluknya dari samping. "Dan aku akan selalu berada di samping kamu selamanya." lanjut Zian lagi.Lili mengangguk sekali lagi, lalu bersandar pada bahu Zian. Ada kehangatan dalam pelukan Zian, namun kehangatan itu justru mengiris hati Lili. Ia tidak pantas mendapatkan kasih sayang ini. Tidak setelah

  • Gairah Sahabat Suamiku    14. Tidak Becus!

    Setelah mengantar Lio sampai teras rumahnya, Zian kembali masuk ke dalam rumah, dan menghampiri Lili sang Isrti yang kini sudah duduk di ruang tengah."Sayang, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Zian duduk tepat di samping sang Isrti. "Maaf jika aku memaksa kamu bekerja dengan Lio."Lili menatap pada suaminya tersebut. "Sejujurnya aku hanya ingin balas budi padanya.""Balas budi?" tanya Lili penasaran."Ya sayang, sebenarnya aku punya hutang dengan Lio, dan kedatangan dia kesini begitu baik. Dia membebaskan utangku." Zian jujur pada sang istri tentang hal tersebut. "Sebenarnya aku hanya ingin balas budi padanya, dengan cara kamu bekerja dengannya, sayang." Zian kini meraih kedua tangan istrinya tersebut. "Aku mohon padamu sayang, bekerjalah dengan Lio." Pinta Zian lagi, masih melihat keraguan dalam diri sang istri untuk bekerja sebagai sekretaris Lio.Lili terdiam, masih teringat bagaimana ancaman Lio, ketika dirinya menolak menjadi sekretarisnya, dan Lili kini menganggukkan kep

  • Gairah Sahabat Suamiku    13. Kunci Rahasia

    Lili masih diam mematung, tidak menanggapi ucapan dari Zian. Pikirannya kacau, jantungnya berdetak tidak beraturan, dan tubuhnya terasa dingin meski berada di dalam ruangan yang hangat. Ia tidak akan bekerja dengan Lio sebagai sekretarisnya, tidak! Itu tidak mungkin. Tidak setelah apa yang terjadi semalam dengan Li. Tidak setelah dirinya melanggar semua batas sebagai istri dari Zian.Zian, suaminya yang begitu percaya padanya. Pria yang mencintainya, kini meminjamkan kepercayaannya kepada Lio, sahabat karibnya sendiri. Dan sekarang, Zian meminta, bahkan memaksa dirinya bekerja dengan Lio. Hatinya menolak. Jiwanya memberontak. Tapi situasinya rumit.Lili akhirnya membuka mulut, dengan suara yang masih bergetar. "Aku tidak mau bekerja dengannya, sayang," tolak Lili mentah-mentah.Zian mengernyitkan dahi, tidak mengerti. "Kenapa?""Aku bisa mencari pekerjaan lain," jawab Lili cepat, menghindari tatapan suaminya.Namun Zian malah menggeleng keras. "Dan aku tidak mengizinkan kamu bekerja d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status