Share

bab 18

Author: Addarayuli
last update Last Updated: 2025-12-09 20:02:47

Dua minggu setelah kejadian di apartemen William, selama itu juga William menghindari Nozela. Dia masih aktif kuliah dan menjemput Clarissa, namun saat melihat Nozela dia segera pergi. Sebisa mungkin dia tak bertemu atau berbicara dengan sahabat kecilnya itu. William masih marah saat kembali mengingat perkataan Nozela untuk tak mencampuri urusan gadis itu.

Namun, Nozela tetaplah Nozela. Dia tak pantang menyerah untuk mendapatkan maaf dari William. Dia bahkan rela mendatangi rumah hingga apartemen William setiap harinya sambil membawa udang asam manis kesukaan William. Tapi usahanya sia-sia, William bahkan tak mau menemuinya.

"Mau udangnya nggak?"

Pertanyaan Leon membuyarkan lamunan Nozela, dia menoleh lalu menggeleng pelan.

"Buat kamu aja." Ucap Nozela.

Leon menghembuskan nafasnya, dia merasa akhir-akhir ini kekasihnya seperti memiliki beban hidup yang sangat berat.

"Dimakan dong pastanya, jang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Sahabatku   bab 50

    Siang harinya, Nozela mengajak Thalia pergi ke cafe dekat kampus untuk makan siang. Meski keadaan keduanya masih canggung, namun Nozela bukan tipe yang suka marahan lama, dia tak tahan saja jika harus saling diam dengan orang terdekatnya. "Pesen Tha." Ucap Nozela menyodorkan buku menunya. "Pasta sama minumnya lemon tea ice kak." Ucap Thalia. "Samain aja kak." Ucap Nozela. Setelah pelayan mencatat pesanan mereka, dia pun pergi. "Ujian tinggal seminggu lagi anjir." Ucap Nozela. Thalia mengangguk. "Iya, nggak kerasa ya." "Eh Jel, gue mau tanya sesuatu nih. Tapi lo jangan marah ya." "Tanya apa Tha." "Ini soal cowok yang nyamperin lo waktu itu." Nozela menatap Thalia serius. "Drake maksud lo." "Gue nggak bermaksud apa-apa Tha, lo jangan salah paham." Nozela tersenyum sambil mengangguk. "Iya, santai aja kali."

  • Gairah Sahabatku   bab 51

    Seluruh mahasiswa dan mahasiswi kampus XXX sedang menjalani ujian tengah semester. Beberapa mahasiswa ada yang memutuskan untuk belajar di depan kelas, perpustakaan bahkan taman sekitar kampus. Termasuk Nozela dan Thalia, mereka sedang berada di kantin untuk makan sekalian mengulas materi yang mungkin keluar saat ujian nanti.Sambil menyedot jusnya, mata Nozela bergerak ke kanan dan ke kiri, membaca setiap tulisan yang ada dibuku catatannya. Di sampingnya, Thalia sedang mengerjakan contoh soal sebagai bahan literasi untuk menguji kemampuan ingatannya."Selesai."Nozela menoleh ke arah Thalia yang nampak tersenyum sambil melihat lembaran soal di depannya.Gluk.Nozela menelan sisa jus di mulutnya. "Kenapa kita nggak sekelas sih Tha?""Ya mana gue tahu Jel, tanya aja sama bagian registrasi kampus. Protes sono, kenapa kita nggak satu kelas." Jawab Thalia sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.Nozela menghembuskan nafas p

  • Gairah Sahabatku   bab 49

    Drrtt Drrtt Drrtt Clarissa yang tengah bersantai di tepi kolam renang merasa terganggu dengan getaran ponselnya. Dia mengambil ponselnya yang tergeletak di meja sebelahnya. Dia mengerutkan kening saat melihat nomor baru terus menelponnya. "Ini siapa sih? Iseng banget." Clarissa menolak panggilan itu lalu kembali meletakkan ponselnya ke meja. Namun baru beberapa detik, ponselnya kembali bergetar. Dia melakukan hal yang sama selama tiga kali, menolak panggilan yang menurutnya tak penting itu. Tapi sepertinya si penelpon tak kapok, dia terus menghubungi Clarissa hingga membuat Clarissa muak. "Brengsek, ganggu banget." Clarissa memutuskan mengangkat panggilan itu. "Halo. Ini siapa sih ganggu banget?" "Halo Clarissa." Clarissa menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar suara tak asing disebrang telepon. "Drake." Gumamny

  • Gairah Sahabatku   bab 48

    "Jangan bercanda Jel." Nozela menatap William dengan tatapan tegasnya. "Gue nggak bercanda Liam. Clarissa sendiri yang bilang kaya gitu sama gue tadi pagi." "Tapi kalian udah sahabatan lama Jel." "Sahabat nggak bisa menjamin perasaan seseorang Liam." William terdiam, dia mulai memikirkan kata-kata Nozela. Jika yang dikatakan Nozela benar, dia tak menyangka jika Thalia akan menyukai pacar sahabatnya sendiri. Nozela menyandarkan tubuhnya ke kursi, wajahnya menghadap ke William yang tengah berpikir keras. Sepertinya William sama terkejutnya dengan dirinya. "Berarti, Clarissa tau sesuatu Jel." Ucap William sambil menoleh ke Nozela. Nozela mengangguk pelan. "Gue juga mikirnya gitu. Tapi lo tahu sendiri kan gimana hubungan kita, mana mungkin gue mau tanya langsung sama dia. Pasti dia bakal ledekin gue." William merubah ekspresinya menjadi datar. "Yang lo omongin itu cewe

  • Gairah Sahabatku   bab 47

    "Kalo gue punya sodara enak kali ya, rame nih rumah." Gumam Nozela sambil menuruni anak tangga. Rumahnya yang besar terasa sunyi saat penghuni rumah sedang bepergian. Nozela menuju kandang smooky lalu membawanya keluar. "Tapi kalo gue punya sodara, kekayaan papa bakal dibagi dong." Gumanya lalu tertawa sendiri. "Non, ngapain ketawa sendiri?" Tanya pak Ujang, satpam kediaman Andito. Nozela meringis kecil. "Nggak papa pak. Emm, bukain gerbangnya pak, Ojel mau keluar dulu." "Baik non." Pak Ujang segera berlari menuju gerbang lalu membuka kuncinya. Nozela masuk ke mobilnya lalu mengendarai mobilnya keluar rumah. Nozela hanya berkeliling untuk mengusir rasa bosannya. "Kita mau kemana ya smooky?" Tanyanya pada anjing di sebelahnya. "Jam segini Aluna udah pulang belum ya?" Sebuah ide muncul, Nozela segera mencari jalan untuk memutar arah. Dia tersenyum samb

  • Gairah Sahabatku   bab 46

    Mobil Nozela berhenti di samping mobil kekasihnya yang terparkir di halaman rumahnya. Segera Nozela san Thalia turun lalu masuk ke dalam rumah. "Sayang." Sapa Leon saat melihat Nozela berjalan bersama dengan Thalia. Wajah Nozela memanas saat Leon memanggilnya sayang dihadapan mama dan sahabatnya. "Udah lama?" Tanya Nozela sambil duduk si samping kekasihnya. "Belum kok." "Ganti baju sana, nanti telat loh." Ucap Tiara menghampiri Nozela. "Mamah nggak ke kantor?" Tanya Nozela. "Tadi mamah pulang ngambil berkas ketinggalan, nggak sengaja papasan sama Leon yang katanya mau jemput kamu." Nozela mengangguk mendengar jawaban mamanya. "Mama balik ke kantor dulu, duluan ya Leon Thalia." "Iya tan." "Hati-hati tan." Jawab Leon. "Kalo gitu aku ke atas bentar." Pamit Nozela pada Leon. Leon tersenyum lalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status