Share

Gairah Satu Malam
Gairah Satu Malam
Author: AlleaZzahra

PERCINTAAN SEMALAM

"Tolong bawa aku dari sini!" pinta Zievana sambil menubrukkan diri pada seorang pria yang hendak memasuki kafe.

"Hei, apa ini?" Sang pria tersentak sampai ke belakang, saking terkejutnya.

"Tolong! Ini semua gara-gara kamu, Jim, bawa aku cepat!" Tatapan Zievana begitu memelas sarat akan permintaan.

"Aku Andra bukan Jim. Ke mana aku harus membawamu?" tanya pria tersebut, makin terkejut dengan apa yang gadis itu pinta.

"Ah, siapapun kamu, bawa aku ke mana kamu suka, asalkan aku dari rasa ini, kumohon!" Zie membocorkan sayu penuh makna sang pria.

Jemari lentiknya meraba dada bidang tertutup jas hitam, menimbulkan gelenyar aneh pada diri pria yang mengaku bernama Andra. 

Sial! Umpat hati sang pria mulai disapa perasaan yang aneh.

Tidak bau alkohol, tapi gadis berambut panjang bergelombamg yang berusaha merayunya seperti orang hilang kewarasan. Sikap demikian biasanya disebabkan minuman keras, tapi ini bukan, pikir Andra.

Pria bertubuh tinggi atletis itu melihat sorot netra Zie menggambarkan hasrat yang menggebu, membuat riak merah pekat yang mengalir dalam raga Andra kian pembohong.

Zie terus meracau dibawa pergi, sang pria tidak berusaha berusaha akhirnya memenuhi permintaan itu, dan memilih pertemuannya dengan seseorang.

Sang pemilik mata elang membawa Zie yang hilang akalnya saat memasuki mobil, setelah itu sehat kendaraannya meninggalkan kafe.

"Hei, hei, apa yang kamu lakukan?" Konsentrasi pria di balik kemudi terpecahkan dengan ulah sang gadis yang mencoba membuka kancing kemeja bahkan salah satu kancing atas sudah menyaksikan dua gunung kembar bagian atas yang membusung indah.

"Aku...aku kepanasan...," desis Zie seraya mengginggit bibir bawah. 

Andra mengernyitkan dahi, baginya udara dalam mobil cukup dingin, karena AC disetel setengah penuh. Bagaimana mungkin gadis itu bisa kepanasan.

"Tolong hentikan! Kamu mengganggu fokusku menyetir!" sentak Andra merasa frustasi.

Penumpang di sebelahnya semakin berani membuka seluruh kancing bajunya sehingga bagian yang menyembul putih semakin terekspose dengan jelas, untungnya masih tertutup stelan kain dalaman, tapi tetap saja membuat belingsatan.

Tingkah Zie semakin menggila, meraba bagian-bagian tubuh sendiri dengan gerakan absurd. Mulut mengeluarkan erangan membuat pria berbibir seksi mendengkus kesal. sesuatu dalam dirinya mulai terpancing.

Batin Zie berontak tidak ingin melakukan hal demikian, tapi kesulitan berhenti, seperti ada sesuatu yang menggerakannya di luar kendali. Dalam hati gadis itu kutukan tingkahnya sendiri.

"Tolong hentikan kamu.... Ah, siapa namamu?" Pria dengan rahang mengeraskan mati-matian mengendalikan imajinasi pembohongnya dengan fokus mengungkapkan jalanan yang diselimuti gelap.

"Zievana, aku Zie ... ah, aku tidak tahan. Tolong keluarkan aku dari situasi gila ini. Please!" Suara Zie merindingkan bulu kuduk Andra, disertai desahan napas yang penuh tekanan dari dalam.

Zie menarik wajah tampan bak Dewa Yunani yang rahangnya ditumbuhi bulu-bulu halus itu menghadap menghadap dirinya, seperti kerasukan setan, gadis itu menyapu bibir Andra penuh minat.

"Astaga, hentikan. Kita bisa mati!"

Andra melepaskan diri dari cengkraman sang gadis dengan mendorong kuat sampai Zie kembali ke posisi duduknya. Gadis itu menggeram kecil seraya mengacak rambut, terlihat frustasi. 

Andra mengatur laju mobil yang sempat oleng. Detik kemudian kendaraan itu berhenti di pinggir jalan yang cukup sepi, jika dilanjutkan ditakutkan dia tidak mampu lagi mengendalikannya, bisa berakibat fatal.

"Apa maumu?" sentak Andra mengungkapkan tajam gadis yang masih mengerang, seperti akan sesuatu yang tabu. 

"A-aku tidak tau a-pa yang terjadi setelah aku minum se-suatu. Aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa menguasai keinginan untuk ... untuk ...." Zie bicara sedikit kepayahan karena campur aduk dengan perasaannya yang kacau.

Andra membanting napas besar seraya mengusap wajah dengan kasar. Gerakan Zie semakin menggila, berani mulai membuka sisa kain yang menempel di tubuhnya. 

"To-tolonglah aku, bagaimana caranya aku terbebas dari rasa yang menyiksa ini!" Zie membocorkan sayu Andra. Dari sorotnya ada pancaran yang terlihat tersiksa.

Andra akhirnya dapat menyimpulkan, jika gadis itu sudah diberi minuman yang dicampur dengan obat pembangkit gairah, entah berapa dosisnya, yang jelas gadis itu benar-benar sesuai dengan keinginan yang menggila.

Dan ra, pria bodoh, dia cukup dengan hal-hal demikian. Dia tahu obat penawar untuk meredakan hasrat yang Zie rasakan ada dua pilihan. Namun, untuk saat ini hanya ada satu pilihan, yakni melayani gadis itu bercinta.

Kondisi Zie kian parah, ditambah suasana begitu sunyi membuat Andra tidak kuasa lagi mengendalikan sesuatu yang pembohong pada dirinya. dia lelaki normal, dihadapkan pada raga terpahat indah, mulus tanpa cela membuat sesuatu di luar ruang menyaksikan meledak-ledak.

Keduanya mulai saling meraba, menyentuh satu sama lain daerah-daerah yang membuat hasrat kian membuncah. Zievana berani membuka satu pertemuan kain yang melekat di tubuh sang pria dengan tidak sabar, begitupun sebaliknya.

Dua insan yang tengah dimabuk gairah itu berpindah ke jok belakang agar lebih leluasa bermain, mengalirkan sesuatu yang tidak bisa lagi dibendung. Desahan dan erang kenikmatan mengiringi suasana malam yang sepi mencekam.

Permainan tabu itu tidak hanya sampai di situ, entah berapa banyak takaran obat yang Zievana minum, seolah-olah reaksinya sulit dipadamkan. Di tengah menikmati gelora asmara, Andra dapat merasakan gadis yang bergumul dengannya masih suci.

Hubungan terlarang itu lanjut di sebuah apartemen milik Andra. Kegilaan yang mereka lakukan diluar batas kendali keduanya, sampai terkapar kelelahan, dan berakhir dengan tidur yang begitu lelap.

**

"Astaghfirullah, apa yang terjadi padaku?" Zievana memekik. Bangun dengan sekaligus membuat kepalanya pening, pandangan sedikit berputar. 

Dia berusaha memaksimalkan kesadaran, mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

Meskipun samar, ingatannya mulai menangkap kejadian demi kejadian yang dia alami semalam dan berakhir di atas ranjang. istimewa, sempurna, refleksi Zie menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apa?!" Terkejutlah dia.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Tidak ... tidak mungkin aku melakukannya. Tidak mungkin aku ... aku tidur dengan pria yang tidak kukenal."

Zie melilitkan selimut pada tubuhnya, mencoba turun dari tempat tidur. Seluruh pakaian berserak di lantai, bukan hanya miliknya saja, tapi ada pakaian pria.

"Aaahk!" Zie merintih, seraya menahan dibagian area sensitifnya. Bukan itu saja, serasa remuk, seperti habis sanksi dari gedung tinggi.

Ya Tuhan, aku harus pergi dari sini. Apa yang dicapai sangat mengoyak harga diriku, sungguh sungguh, jerit hati Zie sambil meneteskan air mata.

Meskipun otaknya dalam pengaruh obat, tapi dia mengingat dengan jelas sosok lelaki yang sudah memberinya noda. Wajahnya, service yang sedikit raga, serta pergulatan raga, saling tanpa keringat.

Zie tidak tahan menahan malu jika harus bertatap muka lagi dengan pria yang sudah dia goda untuk tidur dengannya, akibat tidak tahan reaksi obat terkutuk. 

tidak! Aku harus pergi! Batin Zie panik. Dia tidak mau dianggap wanita murahan.

Sang gadis tidak melihat atau mendengar adanya penghuni lain di apartemen ini, ke mana pria yang sudah mereguk kesuciannya itu?

Zievana meraup pakaian. Sedikit mulai memasuki kamar mandi, membersihkan diri dengan gerakan kilat, berpacu dengan rasa perih, setelah itu kembali mengenakan baju, dan menyelamatkan diri dari apartemen, entah milik siapa.

Bersambung

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rayz Kong
sesuatu yg pembohong??mksd nya??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status