Share

2

”Mansion Kediaman Keluarga Liea & John Osmond”

•••

Malam ini, Lie dibuat tak bisa tidur nyenyak, adegan demi adegan, sentuhan demi sentuhan dari dokter Danil masih terasa begitu hangat. Apalagi ketika Lie merasa nikmatnya mencapai titik klimaks setelah sekian alam tidak Lie rasakan. Sungguh, Lie dibuat gila, akan tetapi Lie kembali teringat dengan sosok suaminya.

Lie mengguyur seluruh tubuhnya dengan air shower yang mengalir deras. 

”Sial, sentuhan dokter Danil sangat lembut, tidak seperti suamiku yang egois itu..” batin Lie.

Setelah selesai membasuh seluruh tubuhnya, Lie pun bergegas menuju tempat tidur. Seperti biasanya, John, si suami sudah berbaring menanti kedatangan Lie. Tentu saja John hendak meminta pelayanan ranjang ekstra dari istri tercintanya, Lie.

Namun, kali ini Lie terlihat sudah mulai berani untuk tegas terhadap tubuhnya sendiri.

Lie menggunakan skincare malam, tentu aroma wangi itu membuat gairah John kian membara dibuatnya.

”Lie, ayolah!” Ajak John yang sudah mereka bersiap untuk bertempur.

”John, jujur kukatakan,, aku sudah lelah terus berpura-pura dalam hubungan ini.” Ucap Lie tiba-tiba.

”Hei, apa yang kau bicarakan, Lie?” balas John, dengan menautkan kedua keningnya, terlihat jelas wajah marah John tatkala mendengar ucapan dari Lie 

”Selama kita menikah, berapa kali kau membiarkan aku untuk menikmati surga di hubungan ranjang kita. Namun, kau.. kau selalu kulayani dengan sepenuh hati, bahkan kapanpun kau mau, aku selalu bersedia, bukan?”

”Oh, jadi kau merasa keberatan untuk melayaniku? Bukankah, sudah berulang kali kukatakan padamu, bahwa melayani suami adalah suatu kewajiban, hasrat suami itu tidak terbendung!” Tegas John dengan nada membentak.

Yah, John ialah tipekal suami arogan, dominan dan juga memiliki temperamen yang cukup buruk ketika marah.

”Lantas, apakah aku sebagai istri tidak berhak mendapatkan sesuatu yang juga ingin kurasakan.. jujur, aku tidak pernah merasa puas selama ini. Jika kau melihat ekspresiku, itu hanyalah sandiwaraku untuk menyenangkanmu!”

”Oh, kau mulai berani menolak? Apa kau sadar perbuatanmu kali ini dapat merusak rumah tangga kita?” Bentak John yang kian marah.

”Sedari awal menikah pun rumah tangga ini sudah tidak sehat, dan sudH berulang kali aku meminta untuk bercerai! Kau yang terus menolak, namun perbuatan tindakanku sebagai suami sangat buruk!” Teriak Lie histeris.

”Bercerai kau bilang, hmp? Apa kau tahu, sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan dalam pernikahan ini, dan kau bisa apa tanpa aku!” Ketus John, dan hal itu pun sangat merendahkan harga diri istrinya.

”Kau selalu mengungkit hal itu, mengapa tidak kau ceraikan saja aku, silakan cari diluar sana wanita jalang pelacur! Aku bukan pelacur pribadimu!” Teriak Lie, kemudian membanting bantal guling di sana.

Plak!

Satu tamparan pun melayang ke wajah cantik Lie, dan hal ini tidak hanya sekali terjadi selama Lie menjadi istri John.

”Kau! Sudah berulang kali kukatakan, aku tidak bisa terima jika kau masih bermain tangan padaku!” Lie pun kian histeris, dan hendak melompat dari atas balkon.

John bergegas menarik Lie menuju tempat tidur dan membanting kasar tubuh Lie di sana.

”Kau gila! Pikir tindakanmu!”

”Aku memang wanita gila semenjak menjadi istrimu! Mengapa kau menikahi wanita gila sepertiku, huh bajingan sialan!” Lie berlari menuju kamar yang berada di lantai bawah.

Semua pelayan mansion hanya bisa terdiam dan seolah tak terjadi apapun. Mereka tidak berani turut campur dalam permasalahan rumah tangga tuan mereka.

Lie terus menangis di dalam kanar tersebut, sementara John yang meminta Lie untuk membuka pintu diabaikan begitu saja. Lie bahkan memasang earphone di telinganya untuk menghalangi suara mengganggu.

Lie menangis hingga terlelap, dan tatkala terbangun dipagi hari, John sudah di sampingnya. Yah, tentu saja John memiliki kunci cadangan setiap pintu. Namun, tetap saja John tidak ingin merendahkan harga dirinya untuk meminta maaf, bahkan John masih merasa benar atas tindakannya itu.

”Sarapanlah, tidak perlu menyiksa diri hingga merepotkan orang lain.” Tegas John yang sudah bersetelan rapi hendak pergi ke kantor.

Lie hanya diam saja, enggan untuk membalas apa yang John katakan.

”Masalah semalam cukup untuk semalam, tak perlu kau panjangkan lagi.” 

”What? Sebegitu ringannya kau menganggap segalanya, bahkan termasuk tindakan kasarmu padaku?” 

”Aku ingin bekerja, agar bisa memenuhi kebutuhanmu. Lebih baik kau renungkan perbuatanmu dan belajarlah menjadi seorang istri yang benar.”

Setelah mengatakan hal itu, John pun pergi bekerja.

John merupakan seorang Chief Executive Officer sekaligus pemilik perusahaan yang cukup besar. Terlahir di keluarga yang kaya raya atau bisa dibilang konglomerat. Hal itu membuat Lie sulit untuk terlepas dari John, si suami kasar dan super arogan egois paket lengkap.

***

Lie yang merupakan seorang penulis lepas, tidak terikat dengan perusahaan yang mengharuskan untuk bekerja full time, namun sesekali saja Lie datang ke perusahaan percetakan juga penerbitan.

Lie si nyonya konglomerat itu dipenuhi dengan fasilitas lengkap dan penuh dengan kemewahan. Hanya saja, bukan ini yang Lie dambakan, melainkan kasih sayang tuluslah yang mampu membahagiakan Lie.

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, namun segalanya butuh memang uang.

Lie duduk di tempat tongkrongan berkelas yaitu St4rb**ck. Dengan layar iPad yang menyala di depannya, sembari memeriksa setiap dealine pekerjaannya.

Bzzttt...

Dental Clinic is calling...

Melihat nama dilayar ponselnya, sontak membuat dada Lie berdebar-debar. Karena yang sedang menelponnya ialah dokter Danil.

dr. Danil: ”Apakah begitu nyaman pergi seorang diri? Tidak ingin ku temani, hmp?” 

Lie: ”What, apa maksudmu dokter?” balas Lie gugup ,canggung dan tersipu.

dr. Danil: ”Aku di luar loby tempatmu sedang bersantai.”

Seketika itu pandangan mata Lie mengarah ke loby utama Mall terbesar di kota tersebut. Ternyata, dr. Danil sudah sedari tadi berdiri di sana dengan berpakaian kasual, dan masker menutupi wajahnya. 

Lie: ”Dok, jangan kemari.. ah, maksudku..”

dr. Danil: ”Tenang saja, aku hanya ingin menemani wanitaku, namun aku tidak akan menimbulkan masalah untuk wanitaku..-”

Mendengar rayuan maut dari de. Danil sungguh membuat Lie melayang dibuatnya.

Lie: ”Dokter..”

Lie terlihat gelisah tak karuan, ia takut jika ada mata-mata dari suaminya mengetahui keberadaan mereka.

Namun dengan cerdiknya, dr. Danil justru tidak mendekati Lie, dr. Danil duduk di jarak yang cukup jauh namum tetap membuat mereka saling berpandangan satu sama lain.

Lie: ”Apakah dokter tidak pergi bekerja?”

dr. Danil: ”Aku sedang mengikuti kuliah semester akhir dari spesialis yang kuambil. Jadi, hari ini aku full lebih santai dan juga bisa bersamamu..”

Lie: ”Ah, yah.. kumohon jangan merayuku.” Ucap Lie dengan wajah tersipu, seolah sedang merasakan kasmaran.

dr. Danil: ”Jika dengan begini bisa membuatmu terhibur, maka biarkan aku terus melakukannya..”

Lie; ”Oh, jadi hanya karena sekadar hiburan. Oke, sepertinya aku cukup sibuk.”

Lie terlihat kecewa atas ucapan dari dr. Danil yang mengatakan hal itu ialah hiburan. 

Tiba-tiba dr. Danil melangkah mendekati Lie.

”Maafkan aku jika membuatmu marah. Jika begitu, ayo kita pergi dari sini!” Ajak dr. Danil.

”What the hell...” Lie panik bukan main, dan sangat cemas. Namun, dr. Danil terlihat sangat serius atas ucapannya itu.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status