Share

3

dr. Danil mengajak Lie untuk pergi bersamanya, namun Lie menolak ajakan tersebut. Dikarenakan, sore ini Lie harus pergi menemani suaminya untuk menghadiri jamuan makan malam.

”Aku ada acara sebentar lagi, tolong jangan persulit langkahku.” Tegas Lie, kemudian melangkah pergi meninggalkan dr. Danil.

Huh.. ”Benar-benar menakutkan, pria ini sangat nekad..” batin Lie, yang bergegas menuju parkiran.

Bzzttt..

Dental Clinic is calling...

Melihat nama itu dilayar ponselnya, Lie pun mengabaikannya, Lie seperti dikejar-kejar penagih hutang, benar-benar menakutkan, pikir Lie.

***

Lie mengendarai mobil seorang diri, namun ia harus pulang terlebih dahulu ke mansion kediaman mereka untuk mempersiapkan diri dan pergi bersama suaminya, John.

Bzztt...

Lagi-lagi, dr. Danil kembali menelepon Lie, akhirnya Lie pun menjawab dengan earphone yang menempel di telinganya.

dr. Danil: ”Aku sungguh minta maaf, jika ucapanku telah membuatmu kecewa.. aku tidak bermaksud..” sesal dr. Danil.

Lie: ”Yah, lupakan saja, aku sadar akan posisiku saat ini.

dr. Danil: ”Terima kasih, namun jangan pernah berpikir bahwa perasaanku padamu main-main, Lie..” ucapnya tiba-tiba dan untuk pertama kali memanggil Lie dengan nama panggilan itu.

Lie tertegun dengan rasa yang tidak karuan, terlebih lagi Lie sudah tiba di area halaman mansion kediamannya nan luas itu.

Lie: ”Aku sudah tiba di mansion kediaman kami, tolong kita akhiri percakapan ini. Karena aku akan pergi bersama suamiku.” 

dr. Danil: ”Oh, jadi itu alasanmu. Tapi, bagaimana jika aku merindukanmu dan ingin menghubungimu, Lie sayang..” ucap dr. Danil, semakin membuat Lie merasa sangat lemas.

Lie: ”Dokter Danil, kumohon jangan merayuku seperti ini.. hanya karena aku lemah malam itu.. lantas, dokter memandang rendah aku.. maaf saja, jika seperti itu.. lebih baik lupakan saja apa yang sudah terjadi, dan anggap saja itu tidak pernah terjadi.”

dr. Danil: ”Semua yang kau tuduhkan itu tidaklah benar. Jadi, aku tidak akan pernah melupakan semua itu.”

Lie pun mengakhiri panggilan mereka dan bergegas untuk membersihkan dirinya.

•••

”Mansion Kediaman Lie & John Osmond”

”Sayang!” seru John menyapa Lie, dan tiba-tiba saja Lie hampir kehilangan keseimbangannya, tatkala mengingat dr. Danil dan kejadian sepanjang hari ini.

”Nyonya!” Para pelayan pun panik melihat Lie teekulai lemas, semua karena tekanan pikiran yang kalut saat ini Lie rasakan.

”Kau baik-baik saja? Apa kau mabuk? Kau lari dari masalah kita dan mabuk?” ucap John, namun setelah menghirup aroma napas Lie, Lie hanya berbau kopi hitam saja.

John pun menggendong tubuh lemas Lie menuju kamar mereka, dan kemudian Lie pun turun dari tubuh John.

Lie melepaskan seluruh pakaiannya dan bergegas membersihkan diri.

”Sayang, kau masih marah atas kejadian pagi ini?” tanya John.

”Untuk apa aku marah, aku bahkan sudah mulai terbiasa dengan semua perlakuan kasarmu..” balas Lie yang baru saja selesai dari kamar mandi.

”Aku hanya marah atas penolakanmu, bagi seorang pria itu adalah sebuah penghinaan Lie.. aku minta maaf..” ucap John, lagi-lagi sikap manipulatif pria semacam John mampu meluluhkan hati seorang Lie, meski kerap kali dikecewakan.

Lie hanya diam, dan enggan untuk membalas. Karena jika Lie membalas, justru akan menimbulkan pertengkaran lagi. Lie sudah mulai berdiam diri, dan tidak ingin banyak bicara lagi.

Lie merias wajahnya dan mengenakan sebuah gaun indah dan memperlihatkan kemolekan tubuh seksi nan langsingnya.

”Kau sangat cantik, istriku..” ucap John lalu mendekap tubuh Lie, seketika itu John terlihat sangat bernafsu lalu mencumbu Lie.

”Bukankah kita akan pergi, waktu sudah menuju pukul.19.00 malam.” Ucap Lie, lalu melepaskan diri dari John. Lie seakan kehilangan gairah pada suaminya, dan hal itu terjadi semenjak kejadian panasnya bersama dr. Danil.

”Ah, kau benar sayang. Aku terhanyut dengan kecantikan istriku ini..” ucap John.

Mereka pun bergegas untuk menghadiri jamuan makan malam bersama rekan-rekan dari John.

Rekan-rekan sosialita, dengan membawa pasangan masing-masing. 

***

Hotel  XX⭐⭐⭐⭐⭐

Mereka melakukan jamuan makan malam di sebuah hotel mewah di kita tersebut.

Ketika para pria berbincang perihal bisnis dan sejenisnya. Para istri pun sibuk dengan segala kemewahan dan ada juga yang mulai membahas perihal rumah tangga.

”Akhir-akhir ini aku mulai kehilangan gairah pada suamiku, karena sepertinya suamiku memiliki wanita lain di luar sana..” ucap salah seorang dari group istri sosialita itu.

”Yah, mau bagaimana lagi.. itulah pria, ketika berada diujung kesuksesan, maka akan banyak para jalang mendekat. Namun, aku tidak terlalu mempedulikan hal itu lagi. Sungguh melelahkan, lebih baik aku nikmati saja hartanya..”

Gelak tawa pun menyusul ucapan dari salah seorang istri diantara group tersebut, termasuk Lie.

”Nyonya Osmond, sepertinya tipekal istri kesayangan dan lincah di ranjang, bukan?” ucap salah satu dari mereka.

Semu pun disusul gelak tawa lagi, Lie hanya membalas dengan senyuman namun rupanya hal itu tidaklah cukup.

”Yah, aku berusaha menjadi wanita yang selalu membuat suamiku betah berada di rumah, meskipun aku tidak tahu perangainya ketika berada di luar sana..” balas Lie dengan wajah sendu.

”Ah, sudahlah Nyonya Osmond.. jika suami-suami kita bermain gila diluar sana, kita juga bisa bermain gila..” ucap si tukang gosip ulung sembari merangkul Lie.

Bzzttt...

Lagi-lagi dr. Danil menelepon Lie.

Melihat kondisi aman, dan John masih sibuk, Lie pun menjawabnya di area sepi.

dr. Danil: ”Lie, aku sangat marah malam ini.. aku bahka gila memikirkan, hal apa saja yang akan kau lakukan bersama suamimu ketika bersama. Aku terus memikirkannya, dan membuatku kian gila..” dari suaranya, Danil sepertinya sedang menangis.

Lie: ”Ada apa, dok? Mengapa tiba-tiba begini?” 

dr. Danil: ”Aku menyukaimu sejak pertama kau datang kontrol ke klinikku. Namun, waktu menjawab semua itu cukup lama, dan aku sangat bahagia.. tapi aku juga gila padamu..”

Lie: ”Aku sudah memiliki suami, dan kita tidak mungkin seperti masih lajang. Kau masih lajang, bukan.. maka lanjutkanlah hidupmu, dokter..”

dr. Danil: ”Tidak, aku tidak peduli.. aku tahu, perasaanmu pada suamimu sebenarnya sudah hambar. Bahkan jika kau datang padaku hanya kala kau butuh dan ada waktu.. aku tidak masalah dan akan terus menanti waktu itu..”

Lie: ”Apa maksudmu, dok?”.

dr. Danil: ”Mulai malam kejadian di dalam mobil itu, sebenarnya aku sudah menganggapmu sebagai wanitaku. Aku tidak akan pernah memungkirinya. Aku siap jika harus menjalani hubungan ini secara diam-diam..”

Mendengar hal itu, Lie semakin panik.

Tiba-tiba sebuah sentuhan tangan di bahu Lie.

”Masuklah sayang, kita akan membahas acara bersama bulan depan,” ucap John yang baru saja tiba.

Lie sampai dibuat lemas lagi, beruntung John tidak mendengar apapun dan panggilan pun terlihat berakhir.

”Whay the fuck.. apakah ini yang dinamakan selingkuh..” batin Lie.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status