Share

CHAPTER 64 | MEMATAHKAN KAKI YESSA?

Penulis: Langit Parama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-24 08:05:44

Isandro baru saja tiba di mansion usai gagal menawarkan tumpangan pada Yessa. Ketika kakinya menginjak teras mansion, ia penasaran wanita itu sudah tiba atau belum.

“Percuma di telepon, dia pasti tidak akan jawab,” gumamnya frustasi, lalu kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam mansion.

Begitu dia masuk ke kamar, cahaya di ruangan itu begitu terang dan menampilkan sang istri yang duduk di atas ranjang hanya mengenakan lingerie tipis berwarna merah menyala.

“Sayang ... making love, yuk?” ajak Aurora dengan suara lembutnya yang mendayu.

Pria itu hanya menghela napas ringan. Berlalu menuju wardrobe untuk melepaskan pakaiannya. Dia kadang tidak mengerti dengan sikap Aurora.

Istrinya itu kadang suka berbicara lembut, kasar, suka emosi yang tidak jelas. Dan dalam sekejap langsung melupakannya tanpa ada kata maaf.

“San,” Aurora muncul di ambang pintu wardrobe
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 71 | HASIL TESTPACK

    Beberapa kru tampak sibuk berlarian di balik panggung, menyiapkan pencahayaan dan kursi juri. Di sela kesibukan itu, terdengar bisikan pelan di antara mereka. “Pak Luke katanya bakal ngawasin langsung kandidat fashion show malam ini.” “Iya, soalnya model yang terpilih nanti yang bakal dibawa ke Paris.” Nada suara mereka terdengar penuh antusias sekaligus tegang, seolah kehadiran Luke selaku CEO membuat atmosfer panggung jadi lebih berat. Sementara, di ruang rias masing-masing, beberapa model sudah mempersiapkan diri mereka untuk menunjukkan bakat dan kecantikan mereka di depan juri, termasuk Aurora. Wanita itu menatap refleksinya di cermin di hadapannya. Ia sangat yakin akan dipilih malam ini, karena Luke sudah menjamin hal itu beberapa hari yang lalu. Wajahnya sudah cantik, pakaiannya juga tak kalah indah dengan riasannya. Hanya tinggal menunggu waktu setengah jam lagi untuk maju ke panggung. “Rora,” panggil manajernya yang lebih tua lima tahun darinya. Aurora hanya m

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 70 | BELI TESTPACK

    “Pak, kenapa anak saya ditahan? Apa yang sudah anak saya perlakukan?” Salma kini sudah berada di kantor polisi setelah lima belas menit perjalanan menggunakan ojek online. Sekarang dia tengah berhadapan dengan polisi untuk meminta penjelasan. “Tenang, Bu,” ujar polisi tersebut. “Jadi begini, anak ibu kami tahan atas kasus penganiayaan berat, KDRT, pengurungan secara paksa, intimidasi dan pemalsuan identitas.” “KDRT? Pengurungan? Maksudnya ...?” tanya Salma tak paham. “Iya, anak Anda melakukan semua kasus itu pada istrinya, saudari Yessa Callista sejak lusa kemarin malam. Dan ditemukan semalam di villa tua atas laporan teman saudari Yessa.” “Anak ibu menyiksa dan mengurung, memasang borgol di kedua tangan dan kaki korban selama dua puluh empat jam. Selama itu pula, tidak diberi makan dan minum.” Bola mata Salma langsung membulat, tangannya yang terletak di ata

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 69 | KAVEER DIGEBUK TAHANAN

    Sekitar pukul satu dini hari, Kaveer baru saja selesai menjadi bulan-bulanan para tahanan satu selnya. Tubuhnya terkapar di lantai dingin, penuh lebam dan darah yang menetes dari pelipis. Napasnya tersengal, nyaris tak bertenaga. Tak ada yang bisa menolongnya. Suara tawa kasar para tahanan lain masih menggema, sementara ia hanya bisa meringkuk menahan sakit. Di sudut gelap ruangan, lampu redup berkedip-kedip, menambah suasana mencekam. Rasa sesal mulai merayapi benaknya—namun semuanya sudah terlambat. “Siapa ... siapa yang panggil polisi? Kenapa bisa ada polisi?” Kaveer bergumam dalam hati, suatu hal yang membuatnya merasa aneh. “Apa selama ini ada yang bantu Yessa? Apa Yessa gak tinggal sendirian di apartemen itu sehingga kehilangannya diketahui?” Itu menjadi pertanyaan besar bagi Kaveer. Siapa orang tersebut? Pria atau wanita? Atau bisa jadi ibunya sendiri

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 68 | PERHATIAN ISANDRO

    Isandro baru saja selesai memeriksa keadaan Yessa yang sangat memprihatinkan. Wanita itu tidak dia bawa ke rumah sakit, melainkan dirawat di apartemen. Isandro tak ingin orang banyak bertanya mengapa dia bisa bersama Yessa, apalagi ini kasusnya disiksa suami sendiri. Lagipula dia juga seorang dokter, bisa melakukannya sendiri. Dan sekarang Yessa sudah di infus, dengan alat medis miliknya yang selalu dia bawa ke mana-mana di mobil. “Saya ambil air hangat dulu untuk membersihkan tubuh kamu dan mengganti pakaian baru, ya,” suara Isandro lembut tapi mantap, seolah tidak memberi ruang bagi Yessa untuk merasa malu atau menolak. Yessa hanya mengangguk lemah, kelopak matanya berat, wajahnya masih pucat. Ia terlalu letih untuk mengatakan apa pun, dan sudah sangat percaya pada pria itu untuk merasa takut. Tak butuh lama, Isandro kembali dengan baskom berisi air hangat, handuk kecil, dan se

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 67 | DITANGKAP POLISI

    “Di mana alamatnya?” suara Isandro terdengar berat dan penuh tekanan saat menatap tajam ke arah ahli IT yang sibuk di depan laptopnya, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard. Beberapa menit yang menegangkan berlalu, sampai akhirnya layar menampilkan titik lokasi. Ahli IT itu menelan ludah sebelum menjawab, “Sudah ketemu, Tuan … alamatnya ada di pinggiran kota, di sebuah villa yang cukup terpencil.” Tanpa menunggu lama, Isandro meraih ponselnya, langsung menghubungi pihak kepolisian. “Siapkan tim. Saya sudah dapatkan lokasi pelaku,” ucapnya tegas. Tak butuh waktu lama, Isandro bergegas keluar ruangan dan langsung masuk ke mobilnya untuk menuju tempat di mana alamat itu berada. Selama perjalanan menuju ke sana, jantung Isandro berdegup sangat cepat. Karena dia tahu seperti apa Kaveer, dan Yessa juga bilang pria itu tidak akan melepaskannya.

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 66 | YESSA DISIKSA

    Isandro melangkah masuk ke apartemen Yessa dengan langkah besar, tanpa menekan bel terlebih dahulu. Suasana kamar terasa sunyi, terlalu sunyi untuk sebuah tempat yang biasanya berantakan dengan jejak keberadaan Yessa. “Yessa?” panggilnya, suaranya dalam dan tegas, namun hanya dibalas dengan hening yang menyesakkan dada. Ia berjalan cepat ke kamar, membuka pintu dengan kasar. Kosong. Ranjang masih rapi, tidak ada tanda-tanda Yessa baru saja berada di sana. Napas Isandro mulai memburu, matanya menyapu setiap sudut ruangan tanpa tersisa. Wardrobe, kamar mandi, balkon—semuanya nihil. Isandro keluar lagi, menyusuri setiap jengkal apartemen, bahkan membuka pintu dapur dan ruang penyimpanan. Hasilnya tetap sama, tidak ada Yessa. Raut wajahnya menegang, matanya melebar dengan kepanikan yang mulai sulit ia kendalikan. Tangannya mengepal di sisi tubuh, rahangnya menger

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status