Share

Surga Dunia

Author: Otty A
last update Last Updated: 2024-03-04 13:30:56

"Siapa yang mengetuk pintu?" Sandra bicara pelan. Arya hanya menggelengkan kepalanya.

Pria itu merapikan rambutnya dan juga pakaiannya. Ia meminta Sandra untuk melakukan hal yang sama.

"Kenakan pakaianmu dan bersembunyilah di dalam kamar mandi!"

Sandra dengan gugup meraih pakaiannya dan bersembunyi ke dalam kamar mandi. Sementara itu, Arya membuka pintu kamar dengan perlahan.

Ia menghembuskan nafas lega ketika melihat Mbok Sukra yang berdiri di depan kamar.

"Mbok Sukra? Ada apa ke sini, malam malam?"

"Saya ke sini mau antar makanan. Saya tadi nggak sengaja lihat waktu makan malam, kok Pak Arya nggak ikut makan. Jadi saya siapkan makanan."

"Oh begitu. Terima kasih. Saya terima makanannya." Arya mengambil nampan yang dibawa oleh Mbok Sukra.

Perempuan tua itu secara sekilas menangkap pemandangan yang ada di dalam kamar. Ia melihat ada nampan yang berisi banyak makanan di meja dekat tempat tidur Arya.

"Lho Bapak sudah ambil makanan?" tanyanya ingin tahu.

"Ehm! Iya tadi. Saya ambil. Tapi belum sempat saya makan. Punya Mbok Sukra, akan saya makan sekalian." Arya tersenyum.

Mbok Sukra juga tersenyum. Ia berlalu dari sana. Arya bernafas lega dan buru buru menutup pintu kamar.

"Hufft! Aku pikir siapa yang ketuk pintu!"

Arya menaruh makanan di atas meja lain. Lalu mengetuk pintu kamar mandi.

"Bukalah pintunya. Yang datang barusan adalah pembantu di villa ini."

Sandra membuka pintu kamar mandi. Arya menerobos masuk ke dalam kamar mandi.

Ia tanpa banyak bicara langsung menautkan bibirnya ke arah bibir Sandra. Tangannya memainkan gundukan bukit bulat.

"Mas," ucap Sandra yang masih trauma dengan pengalamannya saat bercinta dengan sang suami.

"Ya sayang, ada apa? Apa kau masih belum siap?"

"Aku takut merasakan nyeri di bagian sana."

"Tentu tidak. Aku akan membuatmu merasa melayang di udara." Arya berbisik.

Pipi Sandra mulai memerah. Ia mengangguk pelan. Arya menyalakan shower. Air dari shower mengguyur tubuh mereka berdua.

"Angkat salah satu kakimu."

Sandra melakukan apa yang diminta oleh Arya. Ia mengangkat salah satu kakinya. Arya mulai menikmati goa yang tersuguhkan di depan matanya. Si empunya hanya merintih pelan.

Akhirnya tongkat pusaka Arya menerobos pintu masuk goa. Keduanya menikmati permainan panas mereka. Terlebih lagi Sandra yang belum pernah merasakan bagaimana indahnya surga dunia yang biasanya memabukkan sepasang kekasih.

Sandra mencapai klimaks dengan cukup mudah. Dinding goa yang bergetar membuat tongkat pusaka Arya turut mencapai puncaknya. Keduanya bernafas dengan cepat dan saling melemparkan senyuman.

"Baru kali ini, aku merasakan permainan yang benar benar membuatku terbang melayang." Sandra mengungkapkan isi hatinya.

"Kau terlalu memujiku." Arya tersenyum.

Keduanya membersihkan diri di dalam kamar mandi. Setelah itu, mereka berdua menyantap makanan bersama sama.

"Aku mencintaimu. Sejak awal pertama kali aku melihatmu. Dan tak pernah berubah hingga hari ini."

Ucapan Arya membuat Sandra membeku di tempat.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Tidak secara langsung sampai kau bertamu ke rumahku dengan anak anakmu dan juga Rayhan. Pertemuan pertama kita, adalah saat aku datang berkunjung ke rumah kalian. Saat itu, kau dan Rayhan baru saja menikah. Aku datang bersama dengan teman temanku yang lain." Arya menjelaskan.

"Kau menyukaiku sejak saat itu?" Sandra bertanya lagi karena penasaran.

"Hmmmh! Entahlah. Aku tahu itu aneh. Dan aku sudah mencoba melupakanmu berkali kali. Tapi selalu saja gagal. Selalu ada alasan, untuk kita bisa bertemu lagi."

Sandra terdiam beberapa saat.

"Maaf Mas, aku harus kembali ke dalam kamarku. Aku takut Mas Rayhan bangun."

"Ya tentu saja." Arya mengangguk.

Sandra berjalan menuju ke arah pintu. Tiba tiba Arya menghentikannya.

"Tunggu dulu!" Arya mendatangi Sandra. Ia memeluk Sandra dari arah belakang.

"Mas, lepaskan aku. Jangan kau bilang kalau kau ingin melakukan olahraga panas lagi untuk ronde kedua!"

Ucapan Sandra membuat Arya tergelak.

"Tentu saja tidak, sayang. Aku memelukmu agar wangi tubuhmu tersimpan rapi di dalam ingatanku!" Arya mencium rambut Sandra.

Sandra berbalik dan mengusap wajah Arya. Ia mencium pipi kanan Arya.

"Aku harus kembali." Sandra keluar dari kamar Arya. Ia berjalan dengan cara berjinjit ke dalam kamar.

Namun meskipun begitu, langkah kakinya yang pelan masih terdengar oleh Rayhan.

"Darimana saja kau? Kenapa masuk ke dalam kamar seperti pencuri? Dan kenapa rambutmu basah seperti orang yang baru saja selesai mandi?" Rayhan tiba tiba bangkit berdiri dan menanyakan banyak hal pada Sandra.

Sandra yang tak pandai berbohong, hanya bisa diam tak menjawab.

"Apa yang harus aku katakan sekarang?" Sandra gemetaran. Ia takut jika kebohongannya akan terbongkar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Makin Dalam

    Mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Sandra, Ayunda langsung berpikir jika semuanya itu berkaitan dengan Novi.Maka ia berinisiatif untuk menelepon Novi. Nada sambung terdengar, Ayunda menanti dengan wajah penasaran. Tapi si pemilik telepon, tak mau menjawab.Bahkan hingga lebih dari 3 kali Ayunda menelepon, Novi tak menjawab."Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?" Ayunda tampak kesal.Saking fokusnya dengan benda pipih yang ia pegang, ia tak menyadari jika Dani sudah pulang. Dani berdiri di dekat kursi sofa, tempat Ayunda sedang duduk."Ada apa Ma? Mama menghubungi siapa? Kelihatannya penting banget ya?" Ucapan Dani membuat Ayunda terjingkat. Ia menoleh dan menatap lurus ke arah suaminya."Papa! Bikin Mama kaget aja!""Mama kenapa? Kok kelihatan panik?" tanya Dani penuh curiga."Panik apa? Mama nggak apa apa kok!" Ayunda mengelak. Ia tak ingin membicarakan mengenai kecelakaan yang dial

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Hilang ke Dasar

    "Nggak ada yang cari ikan hari ini, Pak?" tanya seorang polisi."Tidak ada. Pada takut ke danau, kalau hari jumat. Banyak memedi soalnya," jawab Pak Aris, seorang warga lokal yang sangat percaya akan legenda di Desa tempat tinggalnya tersebut.Rayhan dan Arya berbicara, keduanya sepakat untuk melibatkan tim penyelamat. Tim penyelamat, langsung menerjunkan beberapa penyelam untuk mencari sampai ke dalam Danau."Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Rayhan pelan karena dadanya terasa sesak."Dia bilang akan menjemput Levin sendiri ke Mini Zoo Seruni. Aku tak tahu kenapa tiba tiba rem mobilnya tidak berfungsi." Arya menjelaskan sekenanya."Jadi Levin dimana sekarang?" Rayhan makin was was."Mini Zoo Seruni." Rayhan menelepon pihak sekolah dan menanyakan keberadaan anaknya. Pihak sekolah menjawab jika Levin sudah pulang dari Mini Zoo dan sudah di jemput oleh Pak Man di sekolah."Bagaimana Levin? Maaf aku lupa jika dia

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Tenggelam?

    Sementara di dalam rumah, akhirnya Sandra berhasil membujuk Ana. Ana akhirnya paham dengan apa yang dibicarakan oleh ibunya. Ia setuju untuk tidak ikut menjemput kakaknya.Sandra berpamitan dengan putri kecilnya. Ia melambaikan tangan ke arah putrinya sambil menginjak pedal gas. Sandra melihat tatapan sedih putrinya. Tapi ia tetap berlalu meninggalkan Ana di rumah."Mama akan segera pulang sayang." Sandra menutup kaca mobilnya.Sandra menyetir pelan. Ia menyalakan musik dan menikmati pemandangan.Mini Zoo Seruni terletak di Desa Mranggi. Desa yang berada di daerah perbukitan Ranggi. Terdapat Danau yang cantik juga di sana.Mobil Sandra berbelok ke kanan dan memasuki kawasan Desa Mranggi. Merasa bosan mendengarkan musik, ia mengambil ponselnya dan menelepon Arya."Ya sayang. Bagaimana harimu?" tanya Arya dari sebrang telepon." LAku sekarang sedang berada di Desa Mranggi.""Desa itu kan cukup jauh dari kota. Untuk apa kamu ke sana?" Arya agak khawatir. "Levin semalam minta dijemput la

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Orang Tak Dikenal

    "Tentu saja. Lagi pula aku sudah kangen menyetir mobil sendiri." Sandra mengangguk mantap.Sandra meminta Arya untuk masuk ke dalam. Mereka berbicang serius mengenai mimpi yang semalam dialami oleh Sandra. Ia juga menceritakan kejadian buruk yang hampir dialami oleh putranya."Mendengar ceritamu membuatku takut. Aku jadi makin ragu membiarkanmu menyetir seorang diri," ucap Arya."Semoga itu hanyalah firasat saja.""Ingat untuk selalu berdoa sebelum keluar dari rumah.""Kata katamu sama seperti kata kata Ibuku." Sandra tersenyum tipis.Malam semakin larut, akhirnya Arya berpamitan pulang. Sebelum pulang ia memastikan Sandra agar menyetir dengan hati hati, besok pagi."Apa kau tahu, jika aku sangat mengkhawatirkan dirimu? Tolong jaga dirimu baik baik. Selalu berikan kabar padaku jika kau butuh bantuan," ucap Arya seraya masuk ke dalam mobilnya dan pergi pulang.Sandra masuk ke dalam rumah. Ia menyuruh Liya untuk m

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Mobil Putih

    "Ehmmm... Mas Rayhan masih tidur. Ibu nggak usah khawatir, mulai sekarang Sandra akan sangat hati hati. Lagipula di sini banyak yang menjaga Sandra kok," ucap Sandra berbohong."Rayhan masih tidur? Tapi ini kan sudah sangat siang. Apa dia tidak pergi ke kantor hari ini?" "Pergi Bu. Tapi emang Mas Rayhan mau bangun agak siang hari ini. Sudah dong Bu, khawatirnya." Sandra terus beralasan."Iya ya... Ibu percaya. Putri Ibu, sekarang sudah dewasa. Sudah mandiri. Ya sudah Ibu tutup teleponnya. Jangan lupa biasakan baca doa sebelum keluar dari rumah." Sulastri menutup telepon.Selesai bercakap dengan ibunya di telepon, Sandra kembali ke dapur. Ia menyiapkan makanan untuk anak anaknya.Anak anak makan dengan cepat. Setelah makan, mereka pamit berangkat ke sekolah bersama dengan Pak Man."Titip anak anak ya Pak.""Siap Non," ucap Pak Man.Sandra kembali ke dalam rumah, setelah melihat anak anaknya pergi ke sekolah dengan aman bersama Pak Man.Sandra melanjutkan pekerjaan rumah tangga seperti

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Gelisah

    Melihat wajah majikannya yang sangat tegang, Darti berusaha untuk menghibur." Mungkin masih tidur. Ini masih pukul 2 pagi lho, Bu," ucap Mbok Darti sembari menunjuk ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Udara di dalam ruangan juga terasa lebih dingin dari biasanya."Tapi tak biasanya Sandra mematikan ponselnya, meski saat ia sedang tidur," tukas Sulastri."Mungkin Non Sandra lupa nggak mengisi daya batere ponselnya. Jadi ponselnya tidak menyala." Darti terus mencoba menenangkan dengan memberikan alasan logis yang masuk akal."Mungkin saja ya... Aku akan duduk di sini lagi dan mencoba menghubunginya lagi jam 4 pagi." Sulastri bersikeras."Kemarin bukannya Ibu sudah teleponan sama Non Sandra? Pasti Non Sandra baik baik saja, Bu. Ada suaminya dan juga Pak Dani yang menjaga dia." Darti menasehati."Iya kamu benar. Pak Dani nggak akan mungkin membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Sandra." Sul

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status