Share

Bertemu paparazi

Bab 6

Bertemu Paparazi

Cinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya.  

Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.

Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.

Seperti biasa. Gadis berwajah cantik itu mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.

Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel. 

"Alhamdulillah, lelaki gila itu nggak mengikuti," gumam Cinta tersenyum.

Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba, sebuah mobil membunyikan klakson kepada Cinta berkali-kali. Membuat Cinta Refleks melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil tersebut terus membunyikan klakson dan merepet ke motor Cinta.

Karena panik, Cinta menghentikan laju sepeda motornya.

Seseorang keluar dari mobil dan menghampiri Cinta.

"Haloo, Nona Cinta, akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Lelaki itu menyapa Cinta dengan senyuman.

"Anda siapa? Jangan macam-macam." Cinta mundur beberapa langkah.

"Sssssttttt ... Jangan takut, Nona Cinta, aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin berbicara baik-baik denganmu." Laki-laki itu semakin mendekati Cinta.

"Apa maumu?" Cinta mencoba memberanikan diri.

"Ikut aku kemobil. Aku akan menunjukkan sesuatu pada mu," ucap lelaki itu seraya mempersilahkan Cinta untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Tidak! Jika anda ingin berbicara, bicaralah di sini." Cinta memandang sekeliling yang memang sangat sepi.

Dari kejauhan hanya ada seorang penjual buah potong sedang menata jualannya.

"Oke. Ambil dan bukalah amplop ini!" lelaki itu menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Cinta.

"Apa ini?" Cinta mengernyitkan keningnya karena tidak mengerti 

"Buka, dan lihat saja!" lelaki itu tersenyum menyeringai.

Cinta membuka amplop coklat yang disodorkan kepadanya, ia tercengang melihat isi amplop tersebut.

Beberapa poto kejadian malam itu. Poto awal dari ciuman Sampai ketika pagi Cinta melarikan diri.

Tapi, di poto tersebut tidak ada satu pun poto Cinta menampar Daniel atau poto mereka bertengkar. Yang ada hanya poto-poto Daniel memegang wajah Cinta dan mencium bibirnya.

"Dari mana anda mendapatkan ini?" Wajah Cinta memerah menahan amarah.

"Tentu saja dari ini!" lelaki itupun menunjukkan kamera yang tergantung di lehernya

Cinta terkejut dan baru menyadari kalau lelaki ini seorang paparazi

"Apa maumu?" Cinta mencoba bernegosiasi

"Ikutlah denganku ke mobil. Aku akan menjelaskan apa mauku!" Paparazi tersebut kembali tersenyum.

Karena tidak ingin ada yang melihat foto tersebut, Cinta mengikuti paparazi.

Cinta berhenti di depan pintu mobil.

Dia memastikan terlebih dahulu tidak ada orang lain di dalam mobil.

"Percaya padaku, Nona, disini tidak ada siapa-siapa!" Paparazi membuka semua pintu mobil .

Benar. Tidak ada orang lain.Bahkan semua kursi belakang mobil dilipat.

"Silahkan, Nona!" Paparazi kembali menunjuk ke arah pintu mobil.

Cinta pun masuk ke dalam mobil.

"Katakan, apa maumu?" Cinta segera ke inti persoalan karena merasa tidak nyaman berduaan dengan lelaki tersebut di dalam mobil.

"Nona Cinta, apa anda bisa membayangkan. Apa yang terjadi jika saya menyebarluaskan poto-poto ini ke sosial media?" Paparazi mulai berbicara 

"Apa? Anda sudah gila!" ujar Cinta terkejut.

"Lihat ini, wauuuu … anda punya semua akun sosmed, ya …" paparazi memperlihatkan semua akun sosmed Cinta.

"Saya yakin. Jika poto-poto ini saya sebarluaskan. Anda akan menjadi sangat terkenal Nona ...." Paparazi menyeringai.

"Stop! hentikan. Apa maumu?" Cinta sangat geram dengan ucapan paparazi.

Cinta tinggal di desa yang kecil, yang mana, masyarakat masih menjunjung tinggi norma-norma dan adat istiadat.

Lagi pula, Cinta adalah seorang guru.

Bagaimana jika wali murid dan kepala sekolah melihat postingan tersebut.

Keluarganya pun akan syok dan kaget jika melihat itu. Cinta tidak ingin nama baiknya tercemar.

"Saya hanya meminta uang dua miliar untuk foto ini!" Paparazi tersenyum sambil membolak balikan poto-poto tersebut.

"Apa? Anda minta dua miliar? Anda fikir saya kaya? Saya tidak punya uang sebanyak itu!" Cinta sangat terkejut dengan permintaan paparazi.

"Dimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?" Cinta bertanya dengan cemasnya.

"Anda tenang saja, Nona. Kita masih bisa bernegosiasi." Paparazi mencondongkan tubuhnya mendekati Cinta, dan membuat Cinta tidak nyaman.

"Negosiasi apa?" Cinta mulai merasa takut.

"Saya hanya akan meminta uang dua miliar dari Tuan Daniel," ujar Paparazi menyunggingkan senyumnya.

"Apa? Daniel?" Cinta pun teringat ketika Daniel menceritakan tentang ancaman paparazi dan saat itu Cinta tidak percaya.

"Tentu saja, Nona. Saya meminta uang dua miliar pada tuan Daniel. Karena saya yakin dia pasti memberikannya. Sementara untuk anda ..." Paparazi kembali menyeringai . Tatapannya tertuju pada bibir Cinta.

Menyadari tatapan paparazi yang liar, Cinta memalingkan wajahnya.

"Apa maksud anda?" Cinta kembali bertanya.

"Saya hanya menginginkan anda melayani saya seperti anda melayani Daniel malam itu …."

***

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Diah Yasmin
kenapa sih kok harus pakek koin pelit amat
goodnovel comment avatar
Rafi Keren
kenapa harus pake koin untuk membacanya. ga seperti pizzo ga pake koin ..
goodnovel comment avatar
Muncung
ceritanya kebanyakan koin jadi malas bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status