Share

Lelaki menjengkelkan

Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop.

"Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"

Plakkkkk

 Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.

Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat.

"Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.

Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar.

"Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta

"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil.

"Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta.

"Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan Poto-Poto ini. Dia mengancam akan menyebarluaskan semua ini ke sosial media dan relasi bisnis ku jika aku tidak memberikannya uang sebanyak dua miliar." Daniel lalu merenggangkan cengkeramannya.

"Hhh, aku tidak percaya. Dan aku tidak akan pernah percaya lagi pada lelaki seperti kamu!' Cinta melepaskan tangan Daniel dari bahunya.

"Kalaupun ada yang memerasmu, itu bukan urusanku. Lepaskan aku. Aku mau pulang!" Cinta kembali memberontak, ia menarik-narik handle pintu mobil. Namun sia-sia.

"Menikahlah denganku!" ucap Daniel dengan suara lembut, menatap serius kepada Cinta.

Cinta kembali mengangkat tangan nya untuk menampar Daniel, tapi cepat diturunkannya lagi. Sementara itu, Daniel menyodorkan pipinya

"Kenapa? Mau menampar aku? Ayo tampar! tampar aku. Tampar!"

Daniel menyodorkan pipinya tepat di depan wajah Cinta.

Cinta mendorong tubuh Daniel dengan sekuat tenaga, mengambil kunci motornya dan kembali meraih handle mobil.

 Cinta berhasil keluar dari mobil dan melajukan sepeda motornya dengan tergesa -gesa.

"Dasar laki-laki gila" Cinta menggerutu dan melajukan sepeda motornya lebih kencang lagi.

Cinta berhenti di sebuah mini market untuk membeli minuman dingin dan cemilan untuk di bawa pulang ke rumah. Setelah memilih belanja yang akan dibeli, Cinta membawa ke kasir dan segera membayarnya. 

"Biar saya yang akan membayar semuanya!" Daniel tiba-tiba hadir di samping Cinta.

"Tidak perlu! Aku bisa bayar sendiri," ucap Cinta sembari tetap menyodorkan uangnya.

Daniel menahan tangan Cinta dan berbisik.

"Berani kamu menolak, aku akan menciummu di sini." Daniel mengedipkan matanya dengan nakal.

Cinta mundur selangkah dan membiarkan Daniel membayarnya. Daniel menyerahkan kantong belanjaan yang penuh dengan barang tersebut kepada Cinta, lalu melenggang pergi.

Cinta menerimanya, tapi, Cinta mengernyitkan keningnya karena barang yang di bawanya sangat berat. Cinta memeriksa kantong tersebut. Dan menemukan banyak sekali cemilan dan beberapa mainan anak perempuan.

"Ini …." Cinta berlari keluar menyusul Daniel 

"Hey, tunggu!" Cinta memanggil Daniel, tapi, Daniel tidak menoleh.

"Hey, kamu tuli, ya?" Cinta menyentuh pundak Daniel dan sontak membuat Daniel memandang ke arahnya.

"Aku bukan hey, aku punya nama, DANIEL." Daniel menjawab

Cinta menatap kesal ke arah Daniel. "Daniel, mengapa kantong ini berat sekali? dan ada banyak barang yang tidak aku beli di dalamnya!"

"Itu … aku memberikannya untuk calon istriku." Daniel tersenyum dan mendekatkan wajahnya.

"Gila! siapa yang bilang aku calon istrimu?" Cinta mundur selangkah, untuk menghindari tatapan Daniel.

"Aku, aku yakin kalau kamu adalah calon istriku!" Daniel semakin mendekat.

"Stop! aku bilang stop! jangan mendekat." Cinta menahan pergerakan Daniel. 

"Jangan pernah bermimpi kalau aku akan bersedia menikah denganmu. Aku tekankan itu!" Cinta berjalan menuju sepeda motornya. Dan meninggalkan Daniel yang masih tersenyum sendiri.

"Kita lihat saja! sampai sejauh mana kamu akan bertahan dengan pertahananmu!" Daniel menatap kepergian Cinta dengan senyuman.

***

Cinta sampai di rumahnya ketika hari telah petang. Cinta mengetuk pintu dan memberi salam. Carisa menyambut mamanya dengan senyum bahagia 

"Mama sudah pulang?" Carisa memeluk dan mencium pipi Cinta dengan sayang.

"Iya, Sayang." Cinta menggandeng tangan Carisa dan meletakkan bawaannya di atas meja.

"Mama belanja banyak sekali?" Carisa membongkar kantong belanja yang di bawa Cinta.

"Wahhhhh … mainan Carisa banyak banget. Makanannya juga enak-enak." Carisa berceloteh sembari terus membongkar barang tersebut.

Cinta melihat isi kantong belanja tersebut. Ntah pikiran dari mana sehingga Daniel membelikan semua barang-barang tersebut. Yang memang sangat dibutuhkan oleh Cinta. 

Cinta menghempaskan tubuhnya di ranjang. Mengingat rangkaian kejadian hari ini. Cinta tidak menyangka akan bertemu dengan Daniel. Dan lagi-lagi Daniel menawarkan menikah dengannya.

***

Daniel dan Andi melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, Daniel terlihat senyum sendiri sambil sesekali mengusap bibirnya.

Andi yang melihat bosnya dari spion bertanya-tanya.

"Hmmmm ... sepertinya Bos sedang berbahagia." Andi melirik bosnya dari kaca spion mobil

"Tidak. Biasa saja. Mengemudi yang benar!" Daniel menyangkal, tapi masih tersenyum.

"Setiap melihat wajahnya, aku merasa ingin di dekatnya dan mendekapnya," gumam Daniel di dalam hati.

"Boss, saya sudah menemukan dimana paparazy itu tinggal," ucap Andi tiba-tiba.

"Kalau begitu, langsung kesana saja. Aku akan membuat perhitungan dengannya." Daniel memberi perintah.

"Baik, Boss" Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Mobil terus melaju dan berhenti pada sebuah gank.

"Paparazy itu tinggal di gank ini boss!" Andi keluar dari mobil disusul oleh Daniel.

Tokkkk tokkkk tokkkk

Andi mengetuk pintu rumah yang ditempati paparazy.

Tokkkk tokkkk tokkkk

Daniel dan Andi saling melempar pandang.

"Maaf, mencari siapa?" seorang wanita paruh baya menyapa meraka.

"Saya ingin bertemu dengan orang yang tinggal dirumah ini" jawab Daniel.

"Ooooo. Wartawan itu baru saja menyerahkan kunci rumah kepada saya. Katanya mau pindah." Wanita itu menjelaskan.

"Shit, kita kecolongan." Daniel menunjuk rumah tersebut dengan dagunya.

"Baik, terimakasih infonya, Bu … kami permisi," pamit Andi kepada wanita tersebut.

"Paparazy itu benar-benar licik. Dia tau kalau kamu telah menyelidikinya" Daniel meghempaskan bokongnya di dalam mobil

"Maaf, Bos, ini keteledoran saya," ucap Andi meminta maaf.

"Sudahlah, kamu harus mencari lagi keberadaannya." Daniel mengepalkan tangannya.

"Baik, Boss!" sahut Andi.

"Lalu, apa kamu sudah melakukan apa yang perintahkan terhadap sepeda motor Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion.

"Sudah, Bos. Saya memasang GPS di sepeda motor Cinta. Dan saya yakin, dia tidak akan menyadarinya. Bos bisa memantaunya melalui ini …" Andi memberikan sebuah ponsel kepada Daniel.

"Oke, terima kasih!" Daniel langsung melihat ke layar tersebut.

"Dimana ini? mengapa jauh sekali dan seperti berada di hutan," ujar Daniel mengerutkan keningnya

"Karena Cinta memang tinggal di desa terpencil, Bos," jelas Andi.

"Pantas saja, waktu itu Cinta tidak mau diantar pulang," gumam Daniel.

Daniel mengambil amplop coklat,dan memandang Poto yang diberikan oleh Paparazy.

Poto Daniel mencium Cinta ketika mereka baru saja terbangun dan menyadari kejadian semalam. 

"Aku tidak akan melepaskanmu, kamu harus menjadi milikku," Daniel berbicara di dalam hati.

Daniel seorang lelaki yang keras. Dia sebelumnya tidak pernah dekat atau pun menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Namun sejak kejadian malam itu, Daniel berambisi untuk mendapatkan Cinta. Ia ingin menjadikan Cinta sebagai pelabuhan hatinya yang pertama dan terakhir.

***

Cinta duduk di samping ranjang Carisa, menatap putri semata wayangnya yang sedang fokus merangkai manik-manik.

Carisa seorang anak yang cerdas, sangat menyukai kesenian. Carisa suka menari, menyanyi, dan membuat beberapa kerajinan tangan yang terbuat dari manik-manik ataupun barang bekas.

"Mama, apakah seseorang boleh memiliki cita-cita lebih dari satu?" Carisa menoleh ke arah Cinta sambil terus fokus meronce manik-manik.

"Tentu saja, Sayang … Carisa punya cita-cita apa?" tanya Cinta mendekati Carisa.

"Hmmmm … Carisa ingin jadi seorang Dokter, tapi Carisa juga ingin jadi seorang Penyanyi. Apa boleh, seorang Dokter menjadi penyanyi juga, Ma?" tanya Carisa menatap ke arah Cinta. Carisa meletakkan manik-manik kembali pada kotaknya, lalu memeluk Cinta dengan manja.

"Tentu saja boleh, Sayang … yang penting, Carisa bisa menjalani semuanya dengan baik." Cinta membelai rambut Carisa dengan lembut.

"Dengan baik, maksudnya bagaimana, Ma?" Carisa tampak bingung.

"Iya, ketika Carisa sedang menangani pasien, Carisa harus bisa menolak tawaran menyanyi. Karena, nyawa orang jauh lebih penting dari segalanya, Sayang!" Cinta menerangkan kepada Carisa.

"Apakah menjadi penyanyi juga membutuhkan uang banyak untuk sekolah, Ma?" Carisa mendongak menatap mamanya.

"Kenapa bertanya seperti itu, Sayang?" tanya Cinta dengan wajah penuh tanda tanya.

"Aku takut, nanti mama akan lelah bekerja karena Carisa banyak kemauannya." Carisa menundukkan wajahnya.

"Carisa mau jadi Dokter aja, Ma … sekalian jualan online seperti mama. Kan, jadinya Carisa juga punya 2 cita-cita. Menjadi dokter dan pedagang yang sukses!" Carisa tersenyum dan memeluk Cinta dengan erat.

"Sayang, apapun cita-cita kamu, mama akan mendukung dan akan membantu mewujudkannya dengan bekerja keras. Dan … tidak lupa dengan Do'a juga." Cinta menoel hidung Carisa dengan gemas.

"Terimakasih, Ma …" ucap Carisa.

Carisa dan Cinta bercengkrama dengan hangat, Carisa bercerita tentang teman-temannya, tentang Ibu Gurunya, dan tentang mama teman-temannya.

Carisa sekolah di Taman Kanak-Kanak yang dikelola oleh sahabat karib Cinta.

"Ma … kapan kita membuat kue lagi?" tanya Carisa pada Cinta.

"Kue? Emangnya temanmu ada yang mau ulang tahun?" Cinta mengernyitkan keningnya.

"Tidak, Ma … Carisa pengen membuat kue coklat yang dihiasi banyak mutiara." Celoteh Carisa.

"Nanti, kalau mama ada waktu, kita buat kuenya, ya!" Ujar Cinta tersenyum.

"Yeayyyy, makasih, Mama …" Carisa mencium Cinta dengan gemas.

Cinta lalu mengajak Carisa beribadah sebelum tidur, dan membacakan dogeng tentang putri yang baik hati.

Setelah Carisa tertidur, Cinta mematikan lampu, lalu kembali ke kamarnya.

Cinta mencoba memejamkan matanya, tapi, tiba-tiba bayangan Daniel dan kejadian malam itu membuat Cinta gelisah.

"Sial. Kenapa wajah Daniel selalu bermain di pelupuk mata, sih!" Cinta mendengus kesal.

Bersambung

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lisa Meliana
wahhh wahhh udh mulai terbayang bayang niii cinta ama muka Daniel.........
goodnovel comment avatar
Toni Ni
seru banget 1 tamparan d balas 1 ciuman
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
......... mantap hukumannya sekali tampar balas 1 ciuman....udah mulai tanda2 jatuh hati niiihhh sama Daniel...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status