Dengan hati sedih Jill melangkah cepat menuju mobilnya, tadi Jill masih bisa menahan diri untuk tidak menangis di depan Alvaro, tapi sekarang tidak lagi! Yang ingin Jill lakukan hanya menangis meraung-raung menumpahkan kekesalan, kekecewaan dan sakit hatinya akibat kelakuan brengsek Alvaro!
Pria yang sudah dikencaninya selama 3 tahun!Pria yang dipercayainya!Pria yang dicintai tapi ternyata tega mengkhianatinya seperti ini!‘Sialan! Apa yang kurang dari gue sampe bikin Alvaro selingkuh sama wanita silicon macam itu?!’ geram Jill tidak terima. Marah karena telah menghabiskan waktunya yang berharga dengan pria brengsek macam Alvaro!Jill tidak menduga kalau Alvaro akan tega membodohinya seperti ini! Sungguh, Jill merasa dirinya begitu bodoh karena selalu percaya akan ucapan pria brengsek itu! Entah sudah berapa banyak wanita yang rela dijadikan selingkuhan oleh Alvaro di belakang Jill!Lalu pikiran Jill kembali saat Alvaro mencium selingkuhannya dengan begitu bernafsu, tanpa mempedulikan sekitar. Tanpa ada rasa malu. Apakah Alvaro selingkuh karena Jill tidak bisa memberikan hal itu padanya?Hal yang diinginkan oleh seluruh pria brengsek seperti Alvaro. Yaitu seks! Bisa saja kan? Apalagi coba jika bukan karena itu? Jill merasa dirinya sudah berusaha keras untuk menjadi kekasih yang baik. Tidak banyak menuntut dan selalu berusaha memahami pria itu, tapi tetap saja Alvaro selingkuh darinya karena kebutuhan seksnya tidak terpenuhi!Ya, meski telah berpacaran selama 3 tahun, tapi Jill selalu menjaga dirinya, tidak pernah sekalipun Jill tergoda untuk melakukan hubungan terlarang. Selama ini Jill hanya sering mencium pipi Alvaro. Ciuman kasih sayang.Cium bibir? Pernah beberapa kali, tapi hanya sekedar kecupan biasa, bukan lumatan ganas seperti yang Alvaro lakukan dengan wanita sialan tadi!Apa benar hanya karena Jill tidak bisa memberikan hal itu hingga Alvaro nekat menyelingkuhinya? Nekat mengkhianati hubungan yang telah mereka jalin selama 3 tahun terakhir ini? Atau ada alasan lain yang belum Jill ketahui?Pertanyaan itu tidak bisa lepas dari pikiran Jill sejak tadi hingga membuat dadanya terasa sesak akibat amarah, sakit hati dan juga kecewa!“Alvaro brengsek! Sialan! Kurang ajar!”Lagi, makian meluncur dari bibir Jill begitu saja, berharap dengan begitu dapat mengurangi amarahnya. Tapi percuma. Tidak berhasil. Emosinya malah semakin menggelegak! Jill butuh tempat untuk melampiaskan amarahnya!Pikiran Jill yang kacau teralihkan saat ponselnya berdering. Dari Gwen, sahabatnya. Astaga! Jill lupa kalau dirinya masih harus pergi ke acara ulang tahun Gwen sekarang. Jill tidak mungkin tidak hadir di acara ulang tahun sahabat terbaiknya kan? Bisa dimusuhin selama berbulan-bulan nanti!Argh! Semua ini karena Alvaro brengsek!Jill berdeham, menormalkan suaranya sebelum mengangkat telepon, berharap dengan begitu Gwen tidak menyadari kegalauan hatinya. Meski cukup sulit karena Jill tau kalau Gwen sangat peka, apalagi mereka sudah bersahabat lama!“Ya?”“Lo dimana sih? Kok belum datang?”“Sorry, gue masih otw,” dusta Jill.“Ya udah gue tunggu lho! Cepetan ya!”“Okay!”Jill berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, berusaha menetralkan emosinya. Setelah cukup reda, barulah Jill menyalakan mesin mobil dan melajukannya menuju tempat pesta Gwen. Jill tidak menyadari kalau semua gerak-geriknya diperhatikan oleh pria yang ditemuinya di bar tadi. Revel.Gwen termenung menatap ponsel di tangannya, suara Jill terdengar aneh meski gadis itu berusaha bersikap biasa. Tapi Gwen bukanlah orang yang bisa dibohongi, apalagi mereka sudah bersahabat selama bertahun-tahun!‘Apa yang terjadi? Apa ada masalah makanya Jill terlambat datang? Tapi apa? Bukankah tadi sore suasana hati Jill masih baik-baik saja?’Pertanyaan itu tidak mau hilang dari benak Gwen. Tidak, sampai dirinya mendapatkan jawaban yang diinginkannya, langsung dari Jill!“Aku akan menanyakannya langsung pada Jill nanti!” putus Gwen.Gwen baru bangkit berdiri saat namanya dipanggil dengan nyaring,“Gwen!”Panggilan dari salah satu temannya membuat Gwen tersenyum lebar, sadar kalau ini adalah pesta ulang tahunnya dan Gwen harus bisa bersikap sebagai tuan rumah yang baik. Jadi Gwen menghampiri dan menyapa setiap temannya, hingga mata tajamnya menyadari kehadiran Jill, barulah Gwen pamit undur diri perlahan.***Revel menatap mobil Jill yang berjalan menjauh sambil menyeringai puas, senang karena rencananya berhasil! Meski samar, tapi Revel bisa melihat kalau Jill begitu kecewa pada Alvaro dan menilik dari sifat Jill, Revel yakin kalau gadis itu tidak akan pernah memberi kesempatan kedua pada pria brengsek yang bernama Alvaro.“Tenang saja, Jill. Aku akan segera menyembuhkan luka di hatimu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu! Seperti apa yang pernah kamu lakukan padaku dulu,” tegas Revel. Ucapan yang maknanya hanya dapat dipahami oleh pria itu sendiri.Setelah itu Revel berjalan santai menuju mobilnya, mengarahkan kemudi ke salah satu bar eksklusif miliknya. Sekarang Revel ingin merayakan keberhasilannya, jadi minum sedikit alkohol tidak ada salahnya kan? Toh Revel yakin kalau dirinya tidak akan mabuk!Toleransi tubuhnya terhadap alkohol sangat baik! Dan selagi masih muda, lebih baik manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan cara yang menyenangkan kan?Dengan pemikiran itu Revel melajukan mobil mewahnya yang segera bergabung dengan kepadatan mobil lainnya. Tanpa menyadari kalau setiap tindakannya diawasi oleh seorang professional yang langsung menghubungi seseorang. Entah siapa.“Kembali bergerak.”“Awasi terus pergerakannya. Jangan sampai lengah!” perintah seseorang dengan suara dalam yang terdengar tegas.“Baik, Boss!”Dan mobil itu langsung menekan pedal gas, mengikuti pergerakan mobil Revel tanpa kentara. Setelah tiba di lokasi tujuan, barulah pria itu mengawasi sekitar dan tidak lupa memberi laporan pada pria yang membayarnya!***Jill menatap pantulan wajahnya dari cermin kecil yang selalu tersimpan manis di dalam mobilnya, memastikan penampilannya tidak kacau akibat kelakuan brengsek kekasihnya. Ahh! Ralat! Mantan kekasih! Karena Jill sudah langsung memutuskan Alvaro tadi!Jill sama sekali tidak merasa ragu untuk mengambil keputusan seperti itu, karena baginya pengkhianatan ataupun perselingkuhan bukanlah hal yang bisa dimaafkan! Apalagi Alvaro melakukannya secara sadar dan pastinya berulang kali!Jill tidak akan pernah bisa kompromi dengan kesalahan semacam itu! Pokoknya dalam kamus hidup Jill, tidak ada ampun bagi seorang pengkhianat ataupun tukang selingkuh seperti Alvaro! Tidak ada orang yang suka dibohongi atau dikhianati, termasuk Jill!Meski banyak orang yang bilang khilaf setelah ketahuan selingkuh dan memperbaiki diri, tapi Jill yakin akan ada saatnya perbuatan laknat itu kembali terulang baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja, karena jika sudah sekali melakukannya, maka bukan tidak mungkin akan ada kejadian kedua, ketiga dan seterusnya!Jadi untuk apa mempertahankan hubungan yang membuat dirinya khawatir?Untuk apa bertahan dengan pria yang tidak bisa setia dan selalu membohonginya?Untuk apa mempertahankan hubungan yang berpotensi menyakiti hatinya?Lebih baik langsung mengakhirinya dan mencari yang baru!Lebih baik membuang buah busuk dan mencari buah lain yang lebih menggiurkan!Lebih baik membuka lembaran baru dengan pria yang bisa memperlakukan Jill dengan baik! Bukan dengan pria yang pandai selingkuh!Lagipula Jill yakin jika dirinya dapat menemukan pria yang jauh lebih baik daripada Alvaro! Jill yakin kalau dirinya akan bertemu dengan pria yang tepat dan di waktu yang tepat!Itulah keyakinannya!‘Sekarang lebih baik stop mikirin Alvaro, Jill! Pria itu nggak layak lo pikirin! Jangan bikin Gwen berpikir macam-macam! Jangan bikin Gwen stress di hari ulang tahunnya!’ batin Jill penuh tekad!Satu tahun kemudian…Di salah satu hotel bintang lima terlihat dekorasi yang begitu mewah namun terkesan elegan, tidak norak. Jill memasuki ballroom sambil menggandeng lengan Revel yang sedang menggendong baby Luiz. Di umur yang hampir menginjak tiga tahun, baby Luiz terlihat semakin tampan, mengikuti wajah Revel.Di belakang mereka ada seorang baby sitter sambil mendorong stroller kosong, untuk jaga-jaga jika Luiz mengantuk di tengah acara pesta. Sejak beberapa bulan yang lalu, Jill akhirnya menyerah pada bujukan Revel dan mengikuti keinginan suaminya yang tidak tega melihatnya kelelahan jika harus mengurus Luiz sendirian.‘Aku nggak mau kamu terlalu capek dan jatuh sakit, Baby. Apalagi selain mengurus Luiz, kamu juga masih harus mengurusku.’Ya, sejak menikah dengan Revel, Jill memang ingin mengurus keperluan suami dan anaknya sendiri, bahkan dirinya sampai rela berhenti kerja hanya untuk mengurus rumah tangganya. Jill lebih memilih menjadi ibu rumah tangga daripad
Beberapa bulan kemudian….Revel menatap bangga pada putranya yang semakin pintar, lucu dan menggemaskan. Disela-sela kesibukannya sebagai seorang pengusaha, bermain dengan buah hatinya merupakan kebahagiaan tersendiri untuk Revel. Dan sekarang di waktu santai, itulah yang dirinya lakukan.Bermain dengan Luiz sepuasnya sekalian menggantikan tugas Jill menjaga anak meski hanya sementara. Perhatian Revel beralih dari Luiz kepada Jill yang baru saja memasuki ruang keluarga dengan piring buah di tangannya. Hal yang memang biasa dilakukan setiap hari. Makan buah agar sehat.Senyum lebar mengembang di wajah cantik Jill yang tampak polos, tanpa adanya jejak make up sama sekali, namun tidak menutupi kecantikan alami yang terpancar jelas. Kecantikan yang membuat Revel tidak bisa mengalihkan pandangan barang sedetik pun dari istrinya. Dari dulu.“Hei, kamu lagi main apa sama Papa? Kok senang banget sih?” tanya Jill sambil menggoyangkan tangan kecil Luiz. Tidak ada jawaban
“Jadi siapa nama cowok yang kemarin, Jill?” cecar Jessie tidak sabar saat datang ke rumah Jill pagi-pagi, persis dengan gaya ibu-ibu komplek yang begitu penasaran akan gossip terbaru! Tidak ingin ketinggalan berita! “Cowok? Oh yang itu! Masa lo nggak kenal sih? Bukannya udah pernah ketemu ya pas pergi sama gue?” tanya Jill masih tidak percaya kalau Jessie tidak mengenal pria yang kemarin membuat gadis itu sampai ternganga takjub!“Mana ada? Belom lah! Kalau udah gue nggak mungkin lupa sama cowok ganteng begitu!” sanggah Jessie yakin, mengulang ucapannya kemarin.“Masa iya sih?” tanya Jill sambil mengusap dagunya pelan, berpikir keras.“Jangan kebanyakan mikir! Cepet kasih tau gue siapa namanya? Gue udah penasaran dari kemarin tau!” cecar Jessie lagi membuat Jill berdecak sebal karena seperti sedang dikejar oleh debt collector!“Tuh cowok namanya Jayden! Dia temen gue yang kerja sebagai bartender!”“Bartender?” ulang Jessie lemas. Seolah harapannya untuk
Matthew menatap Gwen yang baru saja selesai mandi. Akhirnya malam ini mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Hal yang tidak berani Matthew bayangkan sebelumnya, terlebih saat mengingat waktu Gwen menjauhinya dulu, begitu membuatnya frustasi. Apalagi istrinya itu sangat sulit dibujuk!Hati Matthew menghangat saat melafalkan kata ‘istri’ meski hanya dalam hati. Dadanya bergemuruh dipenuhi euphoria yang bernama kebahagiaan. Matthew masih asyik dengan pikirannya saat Gwen bertanya dengan nada heran,“Kamu belum mau mandi?”“Ini aku baru mau mandi,” jawab Matthew agak kikuk, belum terbiasa berada berduaan dengan wanita yang telah resmi menjadi istrinya hari ini dalam satu kamar. Gwen mengambil hairdryer dan mengeringkan rambut, tidak ingin tidur dalam keadaan rambut basah karena bisa bikin kepalanya sakit nanti. Gwen sedang fokus dengan rambut dan hairdryer di tangannya saat tangan Matthew memeluk pinggangnya dari belakang. Refleks wanita itu memekik kaget!“Asta
Lamunan Revel mengenai perusahaan pupus saat melihat Jill menggeliat dan membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya matahari sore yang menerpa indera penglihatannya. “Hei, kamu udah pulang dari tadi?”“Nggak kok, baru aja. Kamu pasti capek banget sampe ketiduran gini.”“Nggak juga kok, cuma anginnya enak aja bikin aku ngantuk dan ketiduran,” kilah Jill tidak ingin membuat Revel khawatir dan malah menambah beban pikiran sang suami yang pasti sudah begitu banyak, apalagi dengan masalah perusahaan yang pasti tidak akan pernah ada habisnya.Revel hanya mengangguk, sadar kalau Jill tidak ingin membuatnya khawatir.“Jadi gimana kantor hari ini? Banyak kerjaan?”“Ya begitulah, setiap hari pasti ada aja.”“Tapi nggak ada masalah kan?”“Nggak kok, semuanya aman. Kamu tenang aja, okay?”Jill mengangguk, menggendong baby Luiz perlahan agar tidak membuatnya terbangun dan membaringkannya di baby box.Beberapa bulan kemudian…
Dokter dan suster yang melihat kejadian itu tidak urung menatap Revel dengan raut kasihan tapi juga geli. Revel yang menyadari kalau mereka hampir terbahak melihat apa yang terjadi barusan hanya bisa menunduk, karena lagi-lagi harus menahan malu akibat ulah istrinya! Nasib!Sejak dulu Jill memang sudah menjadi titik kelemahannya. Begitu juga kali ini, Revel harus rela menurunkan wibawanya di depan dokter dan suster yang bertugas. Revel sadar kalau sebentar lagi cerita mengenai dirinya yang dianiaya oleh Jill pasti akan tersebar luas! Tapi ya sudahlah, terima nasib aja! Siapa yang menyangka kalau Revel akan cinta mati pada wanita sebar-bar ini? Iya kan?“Selamat ya, Pak. Bayinya laki-laki dan terlahir sehat,” ucap dokter.Dengan penuh haru Revel menatap bayinya. Bayi yang merupakan perpaduan antara dirinya dengan Jill! Astaga! Bagaimana bisa Tuhan menciptakan bayi setampan ini? Memang sih, Revel sadar kalau dirinya tampan dan Jill juga cantik, tapi tetap saja dirinya