Share

Bab 150. Makan Malam Yang Meriah

“Mengenaskan? Mengenaskan bagaimana?” tanya kakek Wilson penasaran.

“Penampilannya mengenaskan, Dad. Rambutnya acak-acakan, dia duduk di pinggir jalan sambil menangis, pokoknya beda jauh dari penampilannya sebelumnya yang sombong dan angkuh.” Nyonya Barbara mendeskripsikan kondisi Sonya yang dilihatnya.

“Ah masa sih, Auntie? Apa Auntie yakin itu si nenek sihir Sonya? soalnya aku dan Mom serta kakak ipar baru bertemu dia bebebrapa waktu sebelumnya, saat kami di mall.” Christy menyela penjelasan tantenya.

“Benar lah Chris, mata auntie mu ini belum rabun, uncle kamu juga lihat.” Nyonya Barbara menoleh pada suaminya yang direspond dengaan anggukan, mengiyakan ucapan istrinya. “Tadi, aku hampir turun untuk menyapanya, tapi manakala aku ingat kelakuan dia selama ini, terutama sama kamu Tan, aku jadi muak. Mungkin itu hukuman Tuhan buat dia.”

“Hm, mungkin dia sudah bertemu kakeknya.” Tuan Wilson mengomentari.

“Loh, memang kenapa, Dad? Harusnya kalau habis bertemu kakeknya dia senang, kan?”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status