Share

Lebih Cepat Lebih Baik

"Kenapa pula panggilan telponmu enggak diangkat?" Pak Margono menelisik wajah putranya dengan seksama.

"Oh, i-tu. Itu nomor operator nawarin paket bulanan murah, Pa. Malas aja," sahut Niko berusaha bersikap biasa saja.

"Jadi gimana? Kamu sudah mantap memilih Aira?" Kali ini Bu Indarti kembali mengulang pertanyaan yang diberikan suaminya tadi.

"Iya, Ma. Soal waktu saya serahkan ke Mama sama Papa saja. Tapi, secepatnya sih, lebih bagus," sahut Niko kali ini tanpa keraguan sedikitpun lagi.

"Oke! Nik, begitu masa Idah Aira selesai, Mama dan Papa akan menikahkan kalian secepatnya. Mama takut, Aira akan berubah pikiran bila terlalu lama mengulur waktu."

Kali ini Bu Indarti yang lebih dulu mengambil keputusan. Ucapannya pun terkesan mendesak. Tapi ada benarnya juga. Bukan tidak mungkin Aira berubah pikiran bila mereka terlalu lama baru mengadakan pernikahan.

Niko yang semula memang resah memikirkan hal itu menjadi begitu senang. Namun, ia berusaha bersikap biasa saja di depan kedua orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status