Share

Rejeki Nomplok

Aira dan Zayen baru saja selesai salat subuh. Zayen masih saja mengajak Aira bermanja-manjaan dan melarang Aira keluar dari kamar. Aira terpaksa menuruti kemauan bayi besarnya tersebut.

"Zayen, Bank jauh gak dari sini?" Tiba-tiba Aira bertanya.

Zayen diam tak menjawab.

"Zayeeen! Dengar enggak sih Aku nanya!" Sungut Aira kesal.

"Enggak!"

"Enggak kok jawab."

"Panggil Aku, Mas dulu ... baru aku jawab!"

"Hedeeh! Iya ... iyaaa ... Mas Zayen Zeyeeeenggg. Bank jauh enggak dari sini?"

"Mau ngapain ke Bank?"

Aira duduk di samping Zayen dan meraih tangan suaminya.

"Kalau aku panggil sayang aja, enggak papa kan?"goda Aira tanpa menghiraukan pertanyaan Zayen sebelumnya.

"Terserah dah, penting jangan panggil nama, ya! Mau ngapain ke Bank?" Ulangnya.

"Ya ... ya ... ya ... Sayaang, tadi malam, Bu Indarti transfer uang kita yang udah masuk untuk bayar rumah sama motor yang disana dia bayar juga. Karena rumahnya sekarang ditempatin sendiri ama Niko, jadi uang kita total di ganti."

"Oh, Gitu! Tapi bia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status