Share

Bab 4

Sejak keluar tadi siang. Zaki tak kunjung pulang, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Flara sudah menghubungi suaminya itu sejak sore tadi, tapi nomernya tak dapat dihubungi. 

Sudah dua jam Flara duduk di meja makan dengan gelisah. Sesekali berdiri seraya melirik jam yang terpasang di dinding. Sejak tadi hanya dentingan jam lah yang menemani Flara di rumah sebesar itu. 

Disaat kegelisahan mendera hingga ubun-ubun, dering ponsel Flara berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon dirinya, jari Flara menggeser tombol menerima panggilan. 

"Mas, kamu di mana? Ini sudah malam. Kamu buruan pulang. Aku takut di rumah sendirian."

"Oh, jadi kamu sedang sendiri?" tanya si penelepon. 

Flara sedikit tersentak, ia segera mengecek ponselnya begitu ia sadar suara di seberang bukan suara sang suami. 

"Ngapain kamu telepon aku? Please lah, Den. Aku dan Zaki sama sekali tidak ada hubungannya dengan dendam kamu sama..."

"Jangan atur aku!" potong Denan dengan bentakan. "Semua akan aman kalau kamu nurut sama aku. Kalau nggak mau nurut, ya nggak apa-apa, nggak masalah. Kamu bisa bayangkan bagaimana kehidupan Zaki ketika dia tahu semuanya. Dia tahu kamu di atas ranjang denganku saja dia sudah hancur, bagaimana jika dia tahu betapa busuknya orang tuanya," imbuhnya. 

"Tapi tidak seharusnya kamu hancurkan hidup aku dan Zaki. Dia pun tak tahu apa-apa. Yang salah orang tuanya, kenapa kamu bawa-bawa dia?"

"Justru itulah, sayangku. Aku ingin menghancurkan mertuamu itu melalui suamimu. Jangan banyak tanya! Dandan yang cantik, aku akan ke rumahmu sekarang. Nggak ada orang, kan? Kalau begitu, layani aku!" 

Sambungan telepon terputus setelah itu. Flara seketika membanting ponselnya dengan keras. Ia kesal sekaligus frustasi dengan kehidupannya sendiri. Kenapa harus dirinya yang terjebak dalam urusan yang rumit dan menyakitkan ini. 

Beberapa hari yang lalu, Denan yang sudah lama tak berkomunikasi dengan Flara tiba-tiba saja kembali menghubunginya. Tanpa sebab dan musabab yang jelas, Denan meminta Flara untuk bertemu dengannya. 

Dengan dalih membawa nama Zaki, akhirnya Flara bersedia bertemu. 

"Langsung to the point aja, nggak usah basa basi. Hubungan kita ini bukan teman, aku takut kalau Zaki tahu akan terjadi kesalahpahaman. Apa yang mau kamu kasih tahu soal Zaki?" tanya Flara begitu mereka sudah bertemu. 

"Kamu sayang sama dia? Sesayang apa?"

"Bukan urusan kamu, lagi pula pertanyaan itu tidak penting untuk aku jawab. Cepat katakan intinya saja, Den!" kata Flara dengan setengah membentak. 

Denan lalu memperlihatkan beberapa foto dan menjelaskan maksud dari pertemuannya. Ia menjelaskan sesuatu yang tidak semua orang tahu. Bahkan untuk pertama kalinya Denan membeberkan ini pada orang lain. 

Denan sebenarnya tak ada niatan untuk menyakiti Zaki. Ia sadar, bahwa yang terjadi di masa lalu memang bukan salah Zaki, tapi kedua orang tuanya. Namun, semua berubah ketika Denan tahu bahwa Zaki akan menikah dengan Flara. Sakit hatinya kian bertambah melebar. 

"Nggak mungkin, kamu pasti bohong, Den. Kamu ngarang cerita, kan? Supaya apa? Supaya aku bisa balik ke kamu, iya?" kata Flara emosi. 

"Nggak, aku sama sekali tidak mengarang apapun. Akan aku beri bukti jika kamu tidak percaya."

Denan lalu memberikan selembar kertas yang sedikit usang. Flara melihatnya dengan teliti dan kening yang mengkerut. Kertas yang diperkirakan usianya lebih dari dirinya itu membuat matanya terbelalak.

Beberapa kali Flara membaca deretan huruf yang tercatat di sana. Berharap salah baca, namun nyatanya bacaan di kertas tersebut tetap sama. 

"Jadi, kamu..."

"Iya, sekarang kunci kehancuran kebahagiaan Zaki tidak ada padaku, tapi padamu. Itu sebabnya aku tadi bertanya, sesayang apa kamu sama dia?"

"Maksudnya apa, sih? Bicara yang jelas, Denan. Ini semua nggak ada hubungannya sama aku ataupun Zaki. Kesalahan orang tuanya bukan kesalahan Zaki."

"Iya, aku tahu. Aku ngerti ini salah orang tuanya, tapi Zaki sudah merebut kamu dariku. Jadi, ya memang semua keluarga Zaki harus menerima konsekuensi dari apa yang meraka perbuat."

"Zaki tidak merebut apapun darimu. Kamu yang udah lepas aku, Den. Kamu udah lepas aku dengan caramu mengkhianatiku. Memang kamu sudah gila. Tidak seharusnya aku temui kamu di sini!"

Flara beranjak pergi dari duduknya, namun pergelangan tangannya di cekal dengan kuat oleh Denan. Gadis itu kesakitan dan berusaha melepas cengkraman itu, namun semakin berusaha melepas, tangan Flara terasa semakin sakit. 

Sementara Denan menatap mantan kekasihnya dengan tatapan tajam dan dingin. Tatapan yang menunjukkan seakan tak suka dengan perlawanan yang Flara berikan. 

"Jangan main-main denganku, Fla. Aku tidak pernah basa-basi dengan apa yang keluar dari mulutku, aku juga tidak pernah membual. Nggak apa-apa kalau kamu nggak anggap omonganku serius, itu artinya kamu siap melihat kehancuran Zaki dan keluarganya."

"Apa maumu?" 

"Turuti apa yang aku minta! Apapun itu, tanpa pertanyaan apalagi penolakan."

"Kenapa kamu jadi kesannya memanfaatkan aku?"

"Apapun akan aku lakukan demi hancurnya keluarga laknat itu."

Sejak saat itulah, Flara menjadi budak Denan. Saat mereka ketahuan hampir berhubungan badan pun, itu juga atas permintaan Denan. 

Flara sangat mencintai Zaki, ia melakukan ini karena cintanya yang besar terhadap calon suaminya. Ia tak mau lelakinya itu hancur karena kesalahan kedua orang tuanya yang di lakukan di masa lalu. 

Apalagi kedua orang tua Zaki adalah orang yang terpandang dan seorang publik figur yang terkenal dengan kebaikan hatinya. Bahkan, saat Denan menceritakan masa lalunya tadi, Flara sama sekali tak percaya. Tapi sebuah kertas usang menghancurkan segala keyakinan Flara. 

Akhirnya mau tak mau gadis itu menerima permintaan Denan dengan catatan, rahasia yang selama ini terkubur dalam tak muncul ke permukaan, meskipun sebenarnya ini tak adil bagi Denan. Tapi ini yang ia mau, kan? 

Tapi sebenarnya, Flara tak tahu apa rencana Denan selanjutnya. Tak ada yang menjamin, rahasia besar itu tak di bongkar oleh Denan. 

"Halo sayangku."

Flara yang sedang duduk di ruang makan terperanjat dengan datangnya seseorang yang masuk rumah tanpa permisi. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status