Gara-gara Jatah Mantan

Gara-gara Jatah Mantan

Oleh:  Kak MungiL  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
90Bab
5.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Flara, terpaksa melakukan hubungan badan dengan mantan kekasihnya demi menyelamatkan harkat dan martabat calon suaminya, Zaki. Namun siapa sangka pengorbanan yang ia lakukan membuat hubungan mereka berantakan. Denan, mantan kekasih Flara sekaligus pria yang mempunyai masa lalu kelam akibat orang tua Zaki menjadikan Flara sebagai alat untuk balas dendam sekaligus ia jadikan budak nafsunya. Apakah Flara selamanya akan menjadi budak nafsu Denan demi tetap menjaga nama baik orang tua Zaki? Atau justru Flara mampu bangkit dan merencakan perubahan? Kira-kira masa lalu apa yang dialami Denan hingga ia terobsesi untuk balas dendam?

Lihat lebih banyak
Gara-gara Jatah Mantan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Henny Djayadi
cerita yang seru dan penuh liku, bikin penasaran tuk buka bab selanjutnya.
2022-10-01 16:32:24
0
90 Bab
Bab 1
"Apa-apaan ini Flara!" teriak Zaki dengan wajah yang sudah dipenuhi amarah.Gadis yang di panggil seketika menoleh ke arah pintu, berdiri sosok Zaki di sana. Pria yang akan menjadi suaminya esok hari. Dengan secepat kilat Flara berdiri dari ranjang dan menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal yang sebelumnya tergeletak di lantai."Zaki, aku ... Aku bisa jelaskan!"Zaki tak menghiraukan kata-kata yang keluar dari mulut calon istrinya. Ia melangkah lebih masuk ke dalam kamar dan menghampiri pria yang masih duduk menatap dirinya. Dari wajah pria itu, tidak ada sama sekali gurat takut, penyesalan, panik atau reaksi lainnya. Ia menatap Zaki seakan tak terjadi apa-apa.Bugh!Satu bogeman dari Zaki berhasil membuat pria itu tersungkur ke ranjang. Terlihat sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. Dengan percaya diri yang entah dari mana datangnya, pria yang hampir bercinta dengan Flara itu beranjak berdiri dengan tanpa sehelei benang pun. Ia mendekati Zaki dan melempar tatapan seol
Baca selengkapnya
Bab 2
Mata Flara masih menatap lekat wajah Zaki yang sedang fokus menatap jalanan. Ia sedang menerka-nerka apakah yang ia dengar tadi hanyalah halusinasi semata atau Zaki memang mengatakannya. "Kamu serius? Aku nggak salah dengar, Zak?""Nggak. Semuanya udah di persiapkan dengan matang. Nggak mungkin aku mempermalukan keluargaku sendiri. Kamu kan tahu, harga diri papa adalah segalanya.""Jadi kamu nikahi aku karena menjaga harga diri papa kamu?" tanya Flara yang merubah wajahnya menjadi sendu. Zaki menoleh ke arah Flara sejenak lalu kembali fokus pada jalan yang mulai sepi karena memang sudah larut malam. Hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Suasana dingin yang menusuk hingga tulang, nyatanya tak mampu membuat keduanya untuk saling menghangatkan meskipun hanya dengan sentuhan tangan. Justru suasana dingin ini sangat mewakili perasaan Zaki yang seketika membeku karena kesalahan fatal sangat kekasih. "Kamu maafin aku, kan? Aku tadi belum melakukan apapun, Zak. Aku memang
Baca selengkapnya
Bab 3
"Kamu tidur di sofa!" ujar Zaki begitu Flara keluar dari kamar mandi. Flara masih terdiam memperhatikan Zaki yang menata bantal dan selimut di sofa. Lagi-lagi ia berharap bahwa apa yang dikatakan Zaki hanyalah halusinasinya atau ia salah dengar. "Kenapa masih diam berdiri di situ? Kamu tidur di sofa, kalau kurang luas bisa tidur di karpet," ucap Zaki lagi lalu merebahkan dirinya di ranjang besar miliknya. "Mas, kita ini suami istri. Kenapa tidur terpisah?""Suami istri hanya status, aku tidak sudi bergaul dengan wanita kotor sepertimu. Tidur dan jangan tanya apapun lagi!"Bagai belati yang menancap pas di hatinya, sungguh sakit hati Flara mendengar ucapan Zaki. Bagaimana ia bersikap seperti ini sementara ia sama sekali tak mendengar penjelasan darinya. Jangankan mendengar, diberi waktu untuk bicarapun tidak. Dengan langkah gontai, Flara berjalan menuju sofa dan berbaring di sana. Ia menyelimuti tubuhnya hingga leher. Menyisakan wajah yang sudah basah oleh air mata. Zaki pun sama,
Baca selengkapnya
Bab 4
Sejak keluar tadi siang. Zaki tak kunjung pulang, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Flara sudah menghubungi suaminya itu sejak sore tadi, tapi nomernya tak dapat dihubungi. Sudah dua jam Flara duduk di meja makan dengan gelisah. Sesekali berdiri seraya melirik jam yang terpasang di dinding. Sejak tadi hanya dentingan jam lah yang menemani Flara di rumah sebesar itu. Disaat kegelisahan mendera hingga ubun-ubun, dering ponsel Flara berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon dirinya, jari Flara menggeser tombol menerima panggilan. "Mas, kamu di mana? Ini sudah malam. Kamu buruan pulang. Aku takut di rumah sendirian.""Oh, jadi kamu sedang sendiri?" tanya si penelepon. Flara sedikit tersentak, ia segera mengecek ponselnya begitu ia sadar suara di seberang bukan suara sang suami. "Ngapain kamu telepon aku? Please lah, Den. Aku dan Zaki sama sekali tidak ada hubungannya dengan dendam kamu sama...""Jangan atur aku!" potong Denan dengan bentakan. "Semua akan aman kalau kamu
Baca selengkapnya
Bab 5
"Mas, astaga, kamu kenapa?" Flara membantu Zaki yang tersungkur di lantai dengan keadaan mabuk. Baru kali ini Flara melihat Zaki yang seperti ini. "Kau tahu, aku sangat mencintainya. Tapi dia mengkhianatiku, dia menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya di belakangku. Bahkan kesucian yang harusnya dia berikan untukku malah dia berikan pada laki-laki lain. Aku sangat benci padanya. Hahaha." Zaki terus berceloteh dengan mata yang sudah terpejam. "Aku masih suci, mas. Aku nggak melakukan apapun dengan Denan. Bagaimana caraku menjelaskannya ke kamu? Kenapa kamu jadi seperti ini?" gumam Flara menidurkan suaminya di sofa ruang tengah. Flara menatap wajah suaminya yang terlihat lelah. Entah apa saja yang ia lakukan sejak siang tadi. Wajah yang dahulu memanjakan dirinya kini terlihat juga guratan kekecewaan. Flara jadi teringat ucapan Denan. Mengetahui dirinya berkhianat saja Zaki sudah menghancurkan dirinya sendiri. Bagaimana jika ia tahu kalau orang tuanya juga pernah berbuat dosa di m
Baca selengkapnya
Bab 6
Denan berjalan ke arah Flara yang sedang bersiap akan makan. Dengan santainya ia duduk dan mengambil piring yang tersedia di sana. "Jangan lancang! Aku nggak nyuruh kamu makan, dan aku tidak sudi kamu makan di sini!" ucap Flara dengan tegas. "Ayolah, Fla. Jangan buat aku setiap waktu mengingatkan kamu dengan perjanjian kita. Turuti aku dan jangan pernah menolak apa yang aku mau. Eh, nggak apa-apa, sih kalau kamu nolak. Aku buat kekacauan saja sekarang," kata Denan merogoh ponselnya yang berada di saku celana. Dengan cepat Flara mencegah Denan melakukan niatnya, ia tak mau melihat keluarga suaminya berantakan. "Makan!" titah Flara kemudian. "Nah gitu dong, ngomong-ngomong kamu kenapa mau berkorban sebegitu jauhnya buat Zaki? Padahal kamu menjatuhkan harga dirimu untuk pria yang tidak tahu terima kasih itu." Denan dengan semangat empat lima mengambil nasi dan lauk pauk yang berjejer rapi di meja makan. "Dia sayang padaku dengan tulus, dia menerima aku apa adanya, nggak pernah saki
Baca selengkapnya
Bab 7
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam saat Flara masih mondar-mandir di teras menunggu kepulangan suaminya. Ia rela menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya serta menahan dinginnya malam yang menusuk hingga tulang demi menunggu dan memastikan bahwa Zaki pulang dengan baik-baik saja. Sementara yang ditunggu malah sedang asyik bersama dua wanita yang menemaninya hingga mabuk. Zaki tak kalah frustasi dengan Flara. Ia muak dengan pernikahan yang ia jalani. Ia ingin meninggalkan Flara namun, entah mengapa ia tak bisa melakukan itu. Ia merasa masih ada alasan untuk bertahan. Jangan tanya apa alasannya, karena Zaki sendiri tak tahu, ia bingung dengan kemauannya sendiri. Lagi pula jika ia memilih berpisah dari Flara, pasti nama baik kedua orang tua yang selama ini dijaga dan dijunjung tinggi akan hangus karena perkara anaknya yang hanya menjalin hubungan rumah tangga seumur jagung. "Mau tidur dengan kami, boy?" Salah satu wanita yang berpakaian nyaris telanjang menawarkan diri untuk berc
Baca selengkapnya
Bab 8
Tidak ada hari yang istimewa bagi Denan, semua hari terasa suram sejak ia berusia sepuluh tahun. Kecelakaan yang merenggut kesehatan sang ibu membuat dunianya terasa runtuh dan tak utuh, semua terasa memiliki warna yang sama. Sama-sama gelap dalam cahaya yang terang, seterang bulan yang kini menyaksikan Denan mengenang masa lalunya. Bukit mungil, satu-satunya tempat yang Denan temukan untuk menenangkan dirinya sendiri. Setelah ibunya, Denan hanya punya tempat ini untuk meletakkan kepalanya dari hiruk pikuk dunia yang kejam dan terasa menyiksa. Hanya seorang diri, hanya dirinya sendiri yang di temani ribuan bintang yang bercahaya, namun tak ada satupun bintang yang bisa menerangi kelamnya kehidupan sang Arjuna yang di siram oleh kegelapan. Denan sedang memikirkan alasan, kenapa ia memilih lahir di dunia ini. Denan pernah dengar dari salah satu manusia yang menempati dunia terkutuk ini. "Kita sebelum lahir itu di tanya sama Allah sebanyak tujuh puluh tujuh kali. Mau lahir ke dunia a
Baca selengkapnya
Bab 9
Sudah sebulan pernikahan Zaki dan Flara, namun hubungan mereka tetap saja tak ada perubahan. Meskipun begitu, Flara masih sangat berusaha untuk mengembalikan lagi hati dan cinta Zaki. Ia masih meyakini bahwa cinta masih bisa untuk ia dapatkan kembali. Walapun beberapa minggu terakhir Flara selalu mencium bau perempuan dan beberapa kali kemeja suaminya meninggalkan bekas lipstik, entah mengapa Flara merasa Zaki tak benar-benar mengkhianati dirinya. Flara kenal betul suaminya itu, ia tak semudah itu untuk berpaling dari cintanya. Flara juga merasa bahwa yang dilakukan Zaki hanyalah sebagai bentuk pelampiasan atas kesalahannya. Di suatu malam, Flara mengendap-endap mengikuti ke mana Zaki pergi. Entah ingin ke mana pria itu di hari yang sudah sedikit malam. Penasaran dengan apa yang di lakukan suaminya di luar sana, Flara mengikuti ke mana perginya pria itu. Dengan hati dan debaran halus di dadanya ia masih berada di dalam taksi dengan terus menatap mobil yang berada di depannya. Flara
Baca selengkapnya
Bab 10
Flara membuka mata dengan pelan. Memaksa tubuhnya untuk bangkit dari rasa sakit yang mendera. Ia duduk diam seraya mengingat apa yang terjadi semalam. Begitu mengingatnya, Flara sudah tak menemukan Zaki di sampingnya. Flara tak terkejut, ia sudah menduga hal seperti ini. Ia merasa kesal karena ditinggal begitu saja oleh suaminya sendiri. Ia bagaikan wanita yang tak ada harga diri. "Mudah-mudahan dia sadar dengan apa yang terjadi semalam. Aku nggak mau jadi bahan amukan dia." Flara menggerutu seraya bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. *"Pemisi, Pak. Asisten yang Bapak minta sudah bisa hadir hari ini, saya langsung suruh masuk saja, Pak?" tanya sang sekretaris. "Hm." Hanya itu yang menjadi jawaban atas pertanyaan sekretarisnya. Zaki memang terkenal dingin, cuek dan bermulut pedas saat di kantor. Tak ada yang boleh menggangunya ketika ia tenggelam dalam tumpukan berkas yang menjulang tinggi di depan mejanya. "Masuk!" teriaknya saat terdengar pintu di ketuk. "Selamat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status