Share

Part 2

Auteur: Putri Dita
last update Dernière mise à jour: 2023-12-06 09:24:50

Keesokan harinya, pukul tiga sore, Tina menjemputku di rumah. Sudah tidak ada alasan lagi untukku tidak ikut ke reuni. Semua ini demi menemani Tina dan segala nasehat dari Mama tadi pagi setelah aku berkata jujur kalau sebenarnya terpaksa mengikuti reuni ini. Mama bilang hitung-hitung tetap menjaga silahturahmi sama teman biar kalau ada apa-apa banyak yang bantu.

Dan sekarang aku sudah berada di dalam mobil Tina menuju venue reuni di Hotel De Emerald. Hotel ini sendiri milik Walikota baru yang merupakan salah satu temanku SMP.

"Gimana Del, udah punya pacar?"

Dari banyaknya pertanyaan, kenapa si Tina harus banget sih nanyain pertanyaan keramat itu.

"Lo kayak gak ada pertanyaan lain aja deh", protesku pada Tina.

"Ya elah, lo sih udah 28 tahun masih jomblo aja."

"Sorry gue bukan jomblo, tapi gue single. Mentang-mentang lo udah nikah ya langsung nyuruh gue buru-buru nikah aja." Tina hanya menjawab dengan kekehannya.

"Lo kenapa sih gak ngajak suami lo aja ikut ke reuni, malah maksa-maksa gue ikutan segala."

"Ya kan ini acara reuni temen SMP kita, ya kali gue ngajak suami. Lebih enak sama lo lah." Jawab Tina sambil terus konsentrasi menyetir.

"Biasanya kan malah jadi ajangnya pamer tuh bawa-bawa pasangan ke reuni. Atau jangan-jangan mau ketemu mas crush yang dulu jaman SMP ya makanya gak ngajak suami lo." Tuduhku pada Tina.

"Sorry ya gue bukan kayak gitu. Mending gue maksa lo aja ikut, biar sekali-sekali ikutan lah, masak absen mulu tiap ada reuni."

Benar sih apa yang diomongin Tina, aku memang jarang malah hampir gak pernah ikutan reuni. Ya selain malas, aku juga dulu sewaktu SMP bukan tipe siswi yang eksis, ya hanya siswi standar lah. Berkat paksaan dari Tina ini, akhirnya aku luluh. Karena sudah beberapa kali aku menolaknya, dan jangan lupakan dulu beberapa kali teman-temanku sempat chat personal untuk mengajakku ikut reuni juga.

Perjalanan 30 menit akhirnya kami sampai di hotel. Hotel De Emerald masih terlihat mewah sama seperti dulu, hanya sekarang sudah banyak di upgrade ornamen dan interior mewahnya jadi semakin kekinian. Ini bukan kali pertama aku menginjakkan kaki di hotel De Emerald. Dulu saat masih SMP, Jendra Walikota baru yang saat ini menjabat sekaligus teman SMP ku, pernah mengadakan pesta ulang tahun di hotel ini. Dan juga saat wisuda dulu kami juga mengadakan acara perpisahan kecil-kecilan disini.

Dilihat dari parkiran mobil, sudah banyak ternyata yang datang. Kenapa aku tahu, karena di sini parkiran sudah mulai penuh mobil, bukannya aku sok tahu tapi parkiran ini memang dikhususkan untuk acara reuni. Sedangkan untuk tamu hotel, parkiran ada di basement, jadi bisa dipastikan dengan melihat banyaknya mobil setara dengan banyaknya tamu yang sudah hadir di dalam ballroom hotel De Emerald.

Sebelum turun, aku dan Tina mengecek ulang make up serta gaun yang kami kenakan hari ini. Sore ini aku menggunakan dress warna putih sebatas lutut, dengan model bahu sabrin. Setelah semuanya rapi dan tidak ada make up yang berantakan, kami melangkah masuk ke dalam ballroom.

Begitu kami memasuki ballroom, langsung di sambut dengan musik jazz yang mengalun. Seperti dugaanku tadi, sudah banyak teman-teman yang datang dan sepertinya di reuni kali ini banyak yang hadir, kemungkinan karena reuni yang sempat vaccum beberapa tahun, hingga yang ikut tahun ini begitu antusias . Sambil menunggu Tina menulis daftar hadir, aku mengamati keadaan. Banyak yang hadir bersama pasangan dan juga anaknya, membuatku sedikit insecure melihatnya mengingat statusku yang saat ini masih single.

Begitu menjejakkan kaki didalam Ballroom, kami di sambut oleh pihak EO untuk diarahkan menuju meja kami. Di meja yang berbentuk melingkar terdiri dari 6 orang, namun saat kami duduk sudah ada 3 orang disana yang aku lupa namanya. Beruntung Tina masih mengenali mereka sehingga aku tidak merasa canggung sendiri.

Acara reuni berjalan santai dengan di iringi musik dari salah satu band lokal kota Aare. Meskipun di luar banyak penjagaan ketat dari para pengawal Walikota, tapi suasana di dalam Ballroom hotel terasa hangat dan santai. Hanya ada 1 asisten yang sepertinya juga merangkap sebagai pengawal pribadi Walikota yang sejak tadi mengikutinya. Bagi kami, pemandangan Jendra yang dikawal sudah tidaklah asing lagi, karena dulu saat Ibunya menjabat, Jendra kemana-kemana selalu didampingi pengawal atau sopir.

Berbicara mengenai Walikota kami yang baru dilantik, dia adalah Jendra Andriansyah, seperti dikutip pada beberapa media, dia merupakan salah satu Walikota termuda di Negara ini, sudah pasti usianya sama denganku, 28 tahun. Dan juga jangan lupakan status single-nya saat ini yang semakin membuatnya famous di kalangan anak muda di kota kami, bahkan di luar kota. Tidak heran dia bisa menjadi Walikota, karena sejak dulu dia sudah memiliki jiwa kepemimpinan dan juga memiliki otak yang cerdas serta jangan lupakan wajah tampannya yang di atas rata-rata. Keluarganya pun berasal dari dunia politik, Ayahnya dulu adalah pengusaha sukses di kota Aare namun saat ini beliau sudah meninggal dunia sedangkan ibunya dulu adalah mantan Walikota di kota Aare selama 2 periode.

Dari meja kami, aku bisa melihat Jendra sedang menyapa beberapa teman-teman kami, tak sedikit yang mengelilinginya saat ini adalah siswa dan siswi terkenal di sekolah dulu, dan pastinya sebagian dari mereka sekarang menjadi orang sukses. Banyak teman wanitaku yang mencoba peruntungan dengan mendekati Jendra, tapi yang kulihat, Jendra hanya menanggapi biasa saja cenderung datar malahan.

"Lo gak mau ikutan genit-genitan kayak si Sely tuh." Bisik Tina di sebelahku yang sama-sama sedang mengamati keriuhan di ujung meja sana.

Akupun membalas bisikan Tina, "Dih ogah, gue single terhormat, bukan jablay ya." Jawabku sambill lanjut menyantap makanan lagi.

Tina hanya bisa terkekeh mendengar jawabanku. Belum sempat dia menyahut, tiba-tiba dia menyikut lenganku dan menyuruhku untuk melihat arah yang di tunjuknya dengan isyarat matanya. Refleks aku mengikuti arah mata yang ditunjuk Tina. Segera aku berbalik menghadap Tina kembali.

"Ngapain Jendra kesini sih, udah paling bener disana aja malah nyamper kesini."

"Husss, diem lo Dela. Terserah dia lah, kan dia yang punya acara, mau nyapa tamu-tamunya."

Aku hanya bisa memutar bola mata mendengar jawaban Tina.

"Hai semua, apa kabar?" tanyanya kepada kami berlima yang ada di meja itu, sialnya satu-satunya kursi yang tersisa ada di sampingku. Otomatis Jendra duduk di sana. Aku gambarkan sedikit penampilan Jendra sore ini, dia mengenakan celana jeans dengan atasan kaos putih polos dilapisi dengan blazer berwarna navy.

Belum sempat teman-temanku menjawab, tiba-tiba dia menoleh kearahku yang sejak kedatangannya masih focus makan cream soup dan berkata, "Dela kan?apa kabar?"

Aku memejamkan mata sejenak, kenapa dari semuanya dia harus ingat aku sih. Melirik sekilas kepada teman-teman yang ada di meja, yang kompak menatapku, seperti berkata buruan jawab pertanyaan Jendra

"Alhamdullilah kabar gu..eh maaf maksudnya kabar aku baik." Jawabku canggung pada Jendra. Saking canggung dan gugupnya aku lupa menggunakan kata 'gue'. Sudah pasti ini tidak sopan, mengingat dia Walikota kota kami. Memalingkan wajah, aku menepuk pelan bibirku yang sudah salah bicara.

Kudengar kekehan Jendra, "Santai aja lah, gak masalah pake gue lo kok. Akhirnya lo ikut juga reuni kali ini. Enjoy ya, gue duluan mau nyapa temen-temen yang lain." Pamitnya padaku yang ku jawab dengan anggukan kepala. Sebelum berdiri dia juga sempat melemparkan senyum pada teman-teman yang berada dimeja yang sama denganku.

Hanya saja, kenapa Jendra menatapku lama?

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Extra Part 5 -Bertemu Orang Tua Dela (Jendra POV)

    Pagi setelah Dela mengakhiri hubungan kami, aku benar-benar kalut. Aku langsung memerintahkan Aldo untuk kembali ke kota Aare. Dalam pikiranku, satu-satunya cara agar Dela tidak pergi dariku adalah menemui orang tuanya dan langsung melamarnya. Mungkin Dela akan marah, tapi aku tidak peduli. Salahkan dia yang seenaknya mengambil keputusan sendiri. Aku juga bisa seperti itu. Saat aku menyuruh Aldo untuk dia langsung ke rumah Dela, dia menolak ideku. “Maaf, Pak, sekarang sudah malam. Sangat tidak sopan kalau Bapak ke sana malam-malam.” “Terus kapan, Do? Saya gak mau menunggu lama-lama.” Aldo menghela nafas pelan.,“Besok pagi saja, Pak Jendra. Malam ini Bapak bisa istirahat dulu. Tidak mungkin Bapak menemui orang tua Bu Dela dengan keadaan kacau seperti ini.” Aku berpikir sebentar, apa yang diucapkan Aldo ada benarnya juga. Gak mungkin aku ketemu orang tuanya dengan kondisiku yang kacau begini. Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang ke rumah dinas.Keesokkan harinya, aku sudah segera

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Extra Part 4 - Memberi Restu (Jendra POV)

    "Ma, aku udah bilang mau membatalkan perjodohan ini. Kenapa Mama masih aja maksa aku?" "Ini semua demi kamu, Jendra, demi masa depan karir kamu. Cinta bisa datang setelah kalian menikah." Klise. Jujur saja aku meremehkan pendapat mama dalam kepalaku. Namun, saat bicara aku berusaha membuat nada suaraku senormal mungkin. "Aku sama sekali gak pengen meraih kesuksesan menggunakan cara seperti ini. Kalau memang masyarakat puas dengan kinerjaku selama periode ini, pasti mudah untuk melanjutkannya lagi." "Meski begitu kamu juga harus tetap punya penguasa yang akan mendukung kamu demi melancarkannya!" Halo? Ingin rasanya aku menunjuk diriku sendiri. Apa seorang lelaki dewasa berumur 28 tahun seperti diriku tidak pantas disebut sebagai ‘penguasa’ karena hanya memimpin perusahaan-perusahaan warisan sang ayah di bawah ketiak ibunya? Aku menggelengkan kepala tidak percaya. "Mama masih gak percaya dengan kemampuanku dan orang-orang yang selama ini mendukungku? Apa selama ini semua pencapaia

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Extra Part 3 - Berjuang (Jendra POV)

    Sore hari aku kembali ke kantor setelah sejak pagi melakukan peresmian maupun pengecekan proyek di beberapa daerah. Sebenarnya aku lelah, tapi beberapa berkas proyek dari kantor dinas yang ada di atas mejaku membutuhkan tanda tanganku. Saat sedang sibuk membaca dengan teliti berkas yang ada di tanganku, pintu diketuk dari luar. "Masuk," jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari berkas. "Maaf, Pak Jendra, di luar ada Bu Tari," ucap Aldo. Memejamkan mata sejenak menahan kesal, aku mengangkat kepala dan berkata, "Antarkan dia ke sini." Aku tahu tidak bisa terus begini, semuanya harus segera diputuskan. Malam setelah pertemuan pertama keluarga dulu, beberapa kali Tari memang mencoba menghubungiku dan mengajakku bertemu, tapi selalu kutolak dengan berbagai alasan. "Maaf, Mas Jendra, Tari harus datang ke sini," cicit Tari begitu berdiri di hadapanku. Tangannya tertaut, cara bicaranya gugup. Cari simpati dia? "Hmm." Berdiri dari kursiku, aku berjalan menuj

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Extra Part 2 - Meninggalkannya (Jendra POV)

    Setelah sambungan telepon terputus, aku yang saat ini berada di dalam toilet menatap pantulan diriku pada cermin. Aku merasa bersalah pada Dela karena telah meninggalkannya sendirian di restoran, padahal aku yang mengajaknya ke sana. Andai saja Mama tidak memaksaku untuk bertemu dengan tamunya, aku tidak akan meninggalkan Dela sendirian. Aku membasuh wajahku agar lebih segar. Hatiku tiba-tiba diliputi rasa gelisah.Terdengar pintu kamar mandi diketuk dari luar."Pak Jendra, apa masih lama di dalam toiletnya?" Terdengar suara Aldo memanggil.Menghela napas, lalu aku sekali lagi mengambil tisu untuk mengeringkan sisa-sisa air di wajahku, sebelum kemudian bergerak membuka pintu toilet."Maaf, Bapak ditunggu Bu Wahyu di ruang makan karena sebentar lagi makan malamnya selesai.""Hmm," jawabku dengan gumaman malas, kemudian melangkahkan kaki menuju ruang makan diikuti Aldo.Sesampainya di ruang makan, orang-orang masih duduk dengan pos

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Extra Part 1 - Reuni (Jendra POV)

    Hari reuni SMP Pratamadya Kota Aare akhirnya datang juga. Aku tidak sabar menunggu untuk segera sampai di hotel tempat acara. Begitu turun dari mobil, aku menuju ballroom yang sudah ramai oleh teman-teman seangkatanku. Banyak wajah-wajah familier yang masih bisa aku kenali. Banyak di antaranya menghampiriku dan menyapaku. Yang lain ada yang hanya menoleh menyadari kedatanganku, sisanya ada pula yang tidak peduli. Yah, teman datang dan pergi seiring usia. Seleksi alam. Di SMP dulu aku termasuk salah satu murid populer hingga tak heran satu sekolah mengaku-ngaku sebagai temanku. Walaupun ada banyak juga yang memang masuk lingkaran pertemananku, seiring berjalannya waktu dan kesibukan, aku mulai jarang bisa kumpul dengan mereka dan sempat lost contact juga. Jadi, ya ... kabar reuni ini pun disampaikan Andi, salah satu teman terdekatku semasa SMP. Kebetulan dia yang jadi ketua panitianya, dan menawarkan proposal padaku untuk mensponsori acara ini sekalian mengajakku ikut. Awal

  • Gara-gara Reuni, Wali Kota itu Jadikanku Istri   Part 55 (End)

    Resepsi berakhir. Akhirnya. Jendra membawaku menuju kamar hotel yang sudah disiapkan. Setelah tadi berpamitan terlebih dahulu pada kerabat dan keluarga kami yang masih tersisa, Jendra langsung menggandeng tanganku menuju lift. Di depan lift sudah ada Mas Aldo yang begitu kami masuk langsung memencet tombol lantai 20 yang setahuku merupakan lantai tertinggi gedung ini.“Loh, bukannya kamar kita ada di lantai 15, ya?” tanyaku heran.“Kamar kita pindah, Sayang.” Tangannya merangkum wajahku, dan sempat mengecup pelan bibirku sebelum kembali menghadap ke depan. Genggaman tangan Jendra masih terasa erat di jemariku.Begitu lift berdenting menandakan kami telah sampai di lantai 20, pintu lift terbuka. Aku yang sedikit kesulitan dengan gaun panjangku sempat hampir terjungkal, beruntung Jendra memegangi tanganku hingga aku tak sampai jatuh. Tiba di depan pintu kamar dengan nomor 2001, Jendra menempelkan access card pada pintu dan menarikku untuk ikut masuk ke dalamnya.

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status