Share

Bab 11

Iman mengurut dadanya.

"Kirain ada apa. Ngaget ngagetin aja sih, Mah. Kirain ada yang gawat."

"Ini memang gawat, Pah!"

"Gawat kenapa?"

"Kan nggak ada duit buat beli gas nya."

Huuuuhhh! Iman mengucak rambutnya kasar. Mau makan sama telor aja Susah!

Iman lalu bergegas keluar rumah.

"Mau kemana, Pah?"

"Makan di rumah Teh Yanah!"

Huuuhhh!

Nisa cemberut. Begitulah Iman sekarang. Tidak bisa makan di rumah, ia akan makan di rumah kakaknya itu. Perutnya kenyang tanpa perlu memikirkan yang di rumah sudah makan atau belum atau tidak makan sama sekali.

Batin Nisa menjerit.

"Kamu keterlaluan, Pah!!"

Nisa kembali ke kamar dan memainkan hp nya. Tapi ia tidak lagi ingin bermain. Ia terlalu kesal!

Angannya kembali melayang jauh...

Nisa ini sangat suka anak kecil. Dia juga seorang bibi yang penyayang. Rumah kecilnya selalu penuh dengan keponakan keponakannya.

"Bibi masak nasi goreng, ya? Tika mauu." Nisa tersenyum. Ia tidak pernah bisa memasak sedikit karena keponakan keponakannya itu sering ikut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status