공유

(129) Petugas Berwenang

작가: SyasaRanni
last update 최신 업데이트: 2025-05-09 22:26:49

"Hm ...," deham polisi itu mengangguk-anggukkan kepalanya, melihat Jessica lekat meski sosok yang dilihat hanya menunduk gelisah, terlihat jemari dari kedua tangan yang dimainkan dengan kasar, "kenapa kamu ke kamar atas dan ajak dia buat cepat pergi?" lanjutnya bertanya membuat Jessica sontak mengangkat kepalanya.

"Aku kurang suka untuk tutup rapat pintu kamar tidur, karena menurutku jika terjadi sesuatu itu akan membahayakan dan merepotkan," ujar wanita hamil itu menjawab, awal jawaban yang mendapat anggukan kecil dari petugas, "terus tadi aku habis dari toilet yang ada di kamar, pas baru keluar itu aku lihat ada siluet di ruang tengah," lanjutnya terhenti sejenak lalu menatap Rana dan Kalil bergantian, berhentinya ucapan yang sudah pasti menarik perhatian petugas.

"Iya ruang tengah sini," sambung Jessica beralih menatap petugas, menegaskan posisi atau titik ia melihat siluet, "bayangan beberapa cowok gitu, ada yang kayak bawa senjata tajam panjang di pundaknya."

Terhenti lagi Jessic
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (129) Petugas Berwenang

    "Hm ...," deham polisi itu mengangguk-anggukkan kepalanya, melihat Jessica lekat meski sosok yang dilihat hanya menunduk gelisah, terlihat jemari dari kedua tangan yang dimainkan dengan kasar, "kenapa kamu ke kamar atas dan ajak dia buat cepat pergi?" lanjutnya bertanya membuat Jessica sontak mengangkat kepalanya."Aku kurang suka untuk tutup rapat pintu kamar tidur, karena menurutku jika terjadi sesuatu itu akan membahayakan dan merepotkan," ujar wanita hamil itu menjawab, awal jawaban yang mendapat anggukan kecil dari petugas, "terus tadi aku habis dari toilet yang ada di kamar, pas baru keluar itu aku lihat ada siluet di ruang tengah," lanjutnya terhenti sejenak lalu menatap Rana dan Kalil bergantian, berhentinya ucapan yang sudah pasti menarik perhatian petugas."Iya ruang tengah sini," sambung Jessica beralih menatap petugas, menegaskan posisi atau titik ia melihat siluet, "bayangan beberapa cowok gitu, ada yang kayak bawa senjata tajam panjang di pundaknya."Terhenti lagi Jessic

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (128) Kalil dan Polisi

    Terdiam mematung Rana dengan napas pelan yang begitu dijaga meski jantung bertalu lebih cepat, terkatup rapat juga bibir itu menekan segala hasrat ingin berteriak dalam ketakutan. Beranjak Rana dari atas ranjang, menyorot langkah kaki dengan cahaya ponsel, menjaga kamar agar tetap terlihat gelap dari luar ruangan. Sampai langkah itu terhenti dekat pintu kala melihat secarik kertas di bawah pintu, berjongkok Rana di dekat kertas yang tergeletak itu dan menyorot kertasnya dengan cahaya dari ponsel."Kirana! Ayo main atau aku paksa kamu main, Sayang?"Deg!Terhenyak Rana membaca tulisan berwarna merah itu, napas menderu cepat dengan mata yang terus tertuju ke kertas di pegangan dalam temaramnya ruangan. Cahaya dari bufet TV, lampu hias di setiap sudut ruangan, dan hiasan benda langit di langit-langit kamar tidak lagi terlihat menyenangkan, pikiran dan mata hanya tertuju pada lembar kertas itu. Ini apa? Ancaman atau apa? Siapa yang ada di luar sana?Cklek.Terbuka pintu kamar itu saat Ran

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (127) Kamar Kak Jess

    "Terus gimana rencanamu berikutnya?""Kakak cerai." Terbuka lebar mata Jessica mendengar jawaban Rana, permintaan atau mungkin perintah bercerai yang dengan mudah terucap, tanpa banyak pertimbangan dan kematangan berpikir, hanya mengandalkan emosi sesaat tanpa pula memberi kesempatan orang lain berubah atau berusaha jadi lebih baik, "kenapa? Enggak mau? Ya sudah, aku enggak akan paksa karena sekarang aku cuma mau bantu orang yang mau dibantu, aku enggak mau blunder lagi," lanjut Rana setelah melihat reaksi sang kakak, reaksi dan ekspresi yang masih menunjukkan betapa ragunya Jessica untuk melepas Tomi."Aku cuma ragu," jawab Jessica membuat Rana tersenyum kecut, "aku akan pertimbangkan," katanya lagi kali ini memancing Rana untuk tersenyum miring."Apa yang bikin kakak ragu? Apa yang kakak pertahankan dari manusia sampah kayak Tomi Uraga? Pengangguran, boros, tukang selingkuh, suka sewa perempuan nakal, candu taruhan, apa lagi yang dipertahankan?" cecar Rana menyebut segala kelemahan

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (126) "Kamu cerai!"

    "Oh iya tentang Tomi, jadi ada yang diceritakan?" tanya Jessica.Terbungkam Rana kala mendengar pertanyaan itu diajukan, "ada," jawab Rana melirih sendu dalam rasa bersalahnya, "aku tahu ini bakal menyakitimu, tapi ini terpaksa terjadi sejak satu bulan yang lalu.""Kamu jadi selingkuhannya?" pungkas Jessica cukup membuat Rana sontak membuka matanya lebar, "aku sudah pantau semuanya sejak mulai sadar banyak ketidakseimbangan dari laporan keuangan perusahaan, tapi aku terlalu malu untuk menghubungimu lagi," lanjutnya tersenyum kecil dan canggung seraya menoleh ke Rana yang berusaha menjaga ekspresinya."Kenapa kamu berselingkuh? Bukankah kamu yang paling anti buat hal kayak gitu?" sambung Jessica saat mendapati Rana hanya membisu, ia tahu sang adik pasti terkejut dan tidak menyangka, sebab dirinya pun tidak menyangka pada takdir yang tetap berjalan meski kebaikan sudah ada dalam kehidupan. Bukankah banyak orang percaya dan saling meyakinkan satu sama lain, bila hidup dalam kebaikan maka

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   Selingkuh?

    "Terus mobil kemana? Setahuku kakak punya empat, kan?" kata Rana mempertanyakan kondisi garasi luas itu mendadak kosong bahkan dibiarkan terbuka bebas."Harus aku kasih tahu, ya? Tapi kalau kamu khawatir sama bisnis keluarga kita, semua sudah aku amankan dan tetap stabil terjaga kok," jawab Jessica memancing kecurigaan Rana."Dibawa kabur Tomi?" pungkas Rana acuh tak acuh, bukan karena tidak memikirkan perasaan kakaknya, tapi ini semua terlalu mencurigakan dan mengkhawatirkan."Aku enggak mau bilang apapun tentang Tomi, tapi semua yang kamu pernah bilang dulu itu benar," tanggap Jessica membuat Rana mengernyit bingung, "paket misterius ke kantormu," lanjutnya kian membuat wajah oriental itu seolah merengut dalam kebingungan."Taruhan kartu di meja hijau, perselingkuhan, atau hinaan?" kata Rana bertanya lagi untuk memastikan pendengarannya, walau sudah jelas Jessica berucap bahwa semua itu benar, tapi iyakah? Kenapa Jessica tiba-tiba sadar dan membenarkan semua hanya dalam waktu lebih

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (124) Rumah Jessica

    "Serius, Den?" tukas Rana konfirmasi kebenaran informasi dari suaminya pada yang bersangkutan, terdiam membisu lawan bicara yang Rana tuju, sesekali membuka ponsel dan melihat sekitar, "dimintanya buat bantu cari informasi, malah pacaran sama narasumber," celoteh Rana pada Den yang mengangkat kepalanya."Biarlah," pungkas Den meletakkan ponselnya di atas meja tamu, meluruskan kedua kaki dan mencari posisi paling nyaman."Kenapa bisa dan sejak kapan?" tanya Rana mendapat lirikan santai dari Den yang bersedekap dada."Ya bisalah, aku jomlo Diah jomlo, kenapa enggak bisa?" jawab Den lalu memejamkan mata, "sejak pekan lalu. Diah orangnya kooperatif, komunikasinya bagus, dan punya logika yang berguna," lanjutnya sambil menarik bantal sofa dari pangkuan Kalil dan menjadikannya sanggahan leher, hendak tidur di sofa untuk satu orang jelas harus mendapat posisi amat nyaman demi menggapai tidur cukup."Lah?" tukas Rana menyipitkan mata dan beralih pandang ke suaminya, "temanmu pada tidur di sin

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (123)

    "Setelah Fafa mempertimbangkan dan pikirkan kebutuhan, dia mau tes DNA. Tapi sebelum dan setelah itu Fafa mau berhubungan dulu sama aku, Arhan, Kalil, dan Tomi," tanggap Denandra tentu membuat Rana membelalak terkejut."Enggak!" seru wanita berkulit putih dan bernetra cokelat itu, seruan yang sangat menyuratkan adanya kekesalan meluap, "enggak," katanya lagi penuh penekanan dan menatap tajam tiga pria itu secara bergantian.Terdiam tiga pria muda itu serentak dengan kepala tertunduk, aura dominasi dengan tatapan tajam dan napas menderu dalam kekesalan khas Kirana Zendaya sudah terasa, terlihat, dan terdengar jelas. Membisu juga Rana mengatur suasana hati dan pikiran untuk mengontrol napasnya, perasaan sesak akibat terkejut pada permintaan tidak berlogika dari seorang wanita, sosok yang menurut Rana kini sangat pantas untuk disebut murahan, atau bahkan memang tidak memiliki harga diri."Hm," deham wanita karir itu memancing agar tiga pria di dekatnya kini segera bereaksi, agar segera m

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (122) Cerita permintaan Fafa

    "Fafa mau diajak tes DNA." Terbuka lebar mata Rana terkejut kala mendengar suara itu berucap. "Tapi ada syaratnya yang gila," lanjut suara lain yang tidak kalah familiar, hanya dari suara-suara itupun Rana tahu, di luar sana ada tiga pria yang sudah ia kenal. Ditarik napas panjang lalu diembuskan kasar, lagi dan lagi semua berjalan lebih cepat dari dugaan. Denandra yang konon kata Kalil cukup ahli dalam membuat rencana hanya dengan melamun, Kalil yang konon katanya pula sangat kenal dengan Fafa, dan dirinya pun konon banyak yang bilang sangat cuek pada apapun. Kenyataan berkata bahwa semua tidak sesuai dugaan, dan berakhir membingungkan. Beranjak Rana dari kursinya sambil membawa ponsel dan ransel kerja, bergegas membuka pintu, bukan karena dikunci atau melarang siapapun untuk masuk ruangan, tapi untuk menghindari gosip dari siapapun yang masih ada di kantor atau mengambil lembur. Kalil, Arhan, dan Denandra terlihat tepat di dekat depan pintu, menatap Rana lekat sementara netra cok

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (121) Den dan Fafa

    "Dia mau pinjamnya dua belas juta, oi," tukas Den berhasil membuat Rana dan Kalil membelalak terkejut, "sekarang gimana? Aku jadi mulai mempertanyakan visi-misi Rana sama semua ini," oceh Den mengembalikan ekspresi Rana yang begitu datar dalam diam.Sementara Kalil, sesekali melihat ke ponsel dan Rana, rasanya begitu aneh untuk terlibat dengan dua anak konglomerat ini. Yang dalam panggilan hanya sedikit beruntung, berhasil mengatur orang tuanya demi kelangsungan perusahaan, dan yang kini di hadapannya hampir tidak sangat beruntung, dibenci orang tua hanya karena kebebasan yang diinginkan.Seingat Kalil, belum ada dua menit keduanya terkekeh bahkan terbahak, karena celotehan Rana yang menceritakan kondisi Kalil dan Fafa di restoran tadi. Keduanya menertawakan keadaan yang menurut Kalil tidak lucu sama sekali, ekspresi Rana tadi yang tiba-tiba antusias kini jadi datar, dan Den yang tadi terdengar tertawa keras kini hanya diam.Sebenarnya apa yang dua anak konglomerat ini rasakan dan pik

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status