Page 5 . Power and Mask
*The aristocrat mask : The character with the most power, and therefore the object of extreme mockery in the plays. The eyes are painted closed, with deep dark eyebrows and wrinkles surrounding them. The chin is a separate piece from the top of the mask, and the actors can lean forward and back to make the mask smile or frown as needed.*
***
Savior memintaku menatapnya dengan fokus dan penuh konsentrasi seolah aku sedang menatap pengumuman pemenang lotere bulan ini.
Jangan lihat topengnya Rayshane, lihat apa yang ia lakukan, jangan topengnya atau dia akan membelahmu jadi dua.
Perlahan tatapan mataku melebar saat melihat tangan kanannya mengeluarkan gumpalan cahaya berwarna hitam, lalu merambat menyelimuti jemari hingga lengan sampai ke bahu.Sesaat aku berpikir aku sedang melihat jurus petir terkenal ninja mata sebelah itu, ternyata bukan, sebenarnya aku kecewa tapi lebih baik diam saja sebelum Savior benar-benar menyetrumku sampai mati.
"Savior, tanganmu ... baik-baik saja? Apa sakit? Apa itu kemampuan yang ingin kau tunjukkan padaku?"
Aku ragu dia merasa sakit atau tidak, tapi karena wujudnya manusia lebih baik aku tanyakan. Aku ingin jadi pemimpin yang perhatian setidaknya, bukan berarti aku menerima hal ini dengan lapang dada! Belum!
"Tidak, ini tidak terasa sakit sama sekali ... untuk saya."
Kami saling bertatapan, sesuatu yang hitam itu masih menyelimuti lengannya, dan aku curiga pada jeda dalam kalimatnya.
Beberapa menit setelah bergelut dengan rasa curiga, aku bisa melihat jemari Savior yang terlapis benda hitam itu berubah bentuk, seperti dia yang sedang menggunakan sarung tangan? Jemarinya memanjang dan ujungnya tajam, siap untuk mengoyak dan memotong musuh yang membahayakan. Siap juga untuk memotong leherku jika aku semakin tidak berguna.
"Tuan, perhatikan tangan saya. Ini adalah bagian dari imajinne, imajinne adalah jenis senjata yang digunakan baik oleh Limmerence ataupun heirs. Semakin kuat konsentrasinya, semakin kuat juga imajinne yang bisa mereka ciptakan. Imajinne yang sedang saya tunjukkan sekarang tipe yang cukup sulit, karena membutuhkan banyak sekali tenaga dan konsentrasi. Pecah sedikit saja, senjata kita bisa tiba-tiba hilang, resikonya besar, tetapi penggunaannya jauh lebih menguntungkan. Begitu juga dampak yang ditimbulkan, lebih besar dan kuat."
Aku mengangguk.
Aku mencoba mengerti, hasil akhirnya nanti saja. Yang penting Savior menganggapku mengerti. Aku masih melihat lengannya baik-baik, karena dia tidak minta aku melihat matanya, jadi aku yakin ini bukan hipnotis atau tipuan seperti di televisi."Lalu, tipe yang paling mudah? Apa?"
Aku menatap Savior, menurut pengalamanku selama menjadi murid, seorang guru paling menyenangi murid yang bertanya. Selama ini aku selalu mewakilkannya pada teman-teman, tapi karena sekarang hanya ada aku dan Savior, aku akan bertanya.
"Imajinne tipe benda, tuan hanya harus berkonsentrasi dan memikirkan benda atau senjata yang akan tuan gunakan. Seperti pedang yang saya gunakan kemarin, atau pisau yang digunakan wanita itu kemarin."
"Lalu, bagaimana dengan laki-laki satunya? Aku tidak melihat dia gunakan senjata atau melihat tangannya berubah jadi senjata. Apa itu berbeda lagi?"
Jika kami berada dalam kelas, aku sudah pasti jadi pusat perhatian kali ini. Tapi aku sungguh penasaran, bukan hanya karena cari perhatian atau cari aman.
"Seperti Zarkesh? Dia heirs dengan tipe penyatuan, dalam arti senjatanya adalah dirinya sendiri. Dia berkonsentrasi pada kemampuannya sendiri, dia mengalirkan semua tenaga dan pikirannya dalam otot dan tulang. Hingga tidak ada senjata yang muncul melainkan kekuatan yang benar-benar kuat. Namun, penggunaan imajinne tipe ini, resikonya benar-benar besar, pertahanannya juga sedikit sekali. Saya sangat tidak menyarankan tuan mempelajari hal ini."
Savior menggeleng perlahan dengan senyuman lebar, aku tidak tahu bagaimana dia menatapku, tapi aku yakin saat ini dia sedang sombong. Aku tidak mengatakan dia tidak pantas untuk sombong, dia pantas, pantas sekali malah. Tapi kesal pada orang yang tidak rendah diri itu, normal 'kan?
Aku mengangguk lagi, tapi kali ini menatap tanganku sendiri. Merasa tidak yakin jika aku bisa mempelajari salah satunya.
"Apa aku bisa?"
Aku tidak sengaja bergumam penuh putus asa begitu, aku bermaksud bicara sendiri sebenarnya karena tidak ingin Savior mendengar. Kalau dia mendengar, dia pasti akan memarahiku lagi habis-habisan.
"Tuan, tuan jangan putus asa. Tuan hanya butuh dukungan, karena itu saya ada di sini."
Savior menepuk pundakku pelan, aku merasa lega mendengarnya, juga merasa buruk saat memikirkan yang tidak-tidak tentangnya barusan. Aku tersenyum dan menatapnya yang semakin mendekat ke arahku, aku bisa mendengar suaranya pelan di telinga, dia berbisik rupanya.
"Tuan akan mati dengan cepat jika tidak menguasai imajinne segera. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya jika kita diserang oleh puluhan heirs. Jadi, ayo mulai latihannya."
Sang bijaksana yang agung, pukul anakmu ini karena bicara sembarangan beberapa saat lalu. Sang bijaksana yang agung, apa Anda tidak salah mengirimkan penjaga pada saya? Apa makhluk ini adalah iblis dan bukanlah Limmerence?
Sang bijaksana, bantu anakmu ini.
***
Aku berlatih dari pagi hingga sore hari, sampai aku lupa aku belum belanja bahan makanan hari ini.
Sekarang tanganku benar-benar sakit, pikiranku juga lelah, aku ingin tidur tapi aku lapar.
Kenapa aku begitu menderita? Saat di sekolah aku juga belajar berkonsentrasi, tapi rasanya tidak seletih ini. Apa karena sepanjang aku melatih konsentrasiku guru tidak pernah sengaja menancapkan pedangnya tepat di hadapanku agar aku tidak tertidur?Atau karena guru tidak pernah memukul lenganku dengan penutup pedang saat aku mulai ingin berhenti ketika push-up?
Iya tentu saja!Guru mana yang berani melakukan itu pada muridnya!?
Hanya si brengsek ... maksudku, hanya makhluk suci Limmerence bernama Savior itu saja yang berani.*Cling-*
Suara ini.
Tidak salah lagi. Suara yang sangat aku kenal, suara ini!Suara uang receh yang jatuh!
Aku segera berbalik dan menangkap benda bulat keemasan dengan nilai mata uang di salah satu sisinya.Dapat. Bakatku memang luar biasa."Masih penggila uang?"
Aku mendongak sedikit, menatap sosok laki-laki dengan pakaiannya yang sangat tidak rapi, kemeja hilang kancing, lengan digulung sebelah dan celana robek.
"Diaval? Kau sudah kembali?"
Aku menghela napas, laki-laki ini adalah tetanggaku sekaligus orang yang sering membantuku dalam finansial. Meski cara berpikirnya aneh dan aku tidak tahu jenis pekerjaannya, laki-laki dengan rambut berwarna hijau gelap dengan bola mata senada ini benar-benar baik padaku.
"Baru kemarin, aku memutuskan untuk jalan-jalan hari ini, aku tidak melihatmu seharian. Aku pikir kau sekolah, ternyata kau di sini, ada hal aneh yang terjadi selama aku pergi?"
"Tidak ada, hal aneh apa? Hanya ada Li ... "
Kata-kataku terhenti.
Aku tidak bisa bilang pada laki-laki ini jika ada Limmerence di rumahku dan sekarang aku adalah pimpinan baru mereka!Aku harus bagaimana!?Page 6 . Neighbor "Jika saat itu aku tidak lari, apa semuanya akan lebih baik? Jika saat itu aku tidak buta, apa kau tidak akan mati?" *** "Apa yang kau sembunyikan? Kau tahu, aku ini bukan orang yang sabar. Jika kau tidak beritahu aku sekarang, aku bisa cari tahu sendiri. Dan itu, akan jadi lebih buruk." Diaval menatapku dengan tatapan seriusnya, aku tahu, bukan aku tidak tahu. Aku lebih dari tahu bagaimana sifat orang ini, aku tahu bagaimana sukanya dia mengurusi urusan orang lain. Bukan, aku bukan sedang menjelek-jelekkannya, aku hanya menjelaskan. Aku menghela napas berat, aku tidak tahu harus mulai dari mana. "Bukan seperti itu, hanya saja, aku masih belum bisa mengatakannya padamu. Aku jelas akan katakan padamu tentang masalah yang aku lalui, tapi tidak sekarang. Aku harap kau mengerti." Aku hanya bisa menundukkan kepala tanpa menatapnya, aku tidak tahu wajah macam apa yang ia tunjukkan
Page 7 . Hideous Man "A Secret, makes a human, human." *** Dalam satu entakkan Diaval sudah bergerak mendekat, mengarahkan moncong senjatanya pada Savior dan menarik pelatuknya. Tidak ada manusia yang bisa menghindar dalam tembakan jarak dekat yang begitu tepat, namun lawan main Diaval kali ini adalah Limmerence. Diaval sudah seharusnya cukup puas ketika badan pelurunya hanya menggores lengan pakaian sang makhluk suci tersebut. Tidak ada aroma mesiu, tidak ada suara bising, karena senjata yang Diaval gunakan bukan senjata api pada umumnya. Savior terkekeh, gerakannya lincah melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna di atas injakkan yang lebih tinggi. "Lumayan," suaranya berbisik, tapi cukup jelas untuk dibaca Diaval. "Limmerence brengsek yang pintar berkelit, sampai mana kau bisa menghindar!?" Klik-
Page 8 . New Family "Ketika kau merasa asing dengan duniamu. Ketika kau merasa berbeda dengan sesamamu. Ketika kau merasa dunia tidak adil padamu. Apakah dunia yang salah atau hanya kau yang tidak menerima dunia?" *** "Kami bersedia mengadopsinya, dia anak yang manis dan kelihatannya pendiam. Siapa namanya?" "Kami biasa memanggilnya dengan nama Lim, jika kedua orang tua barunya berkehendak memberikan nama baru. Lim juga pasti akan senang." "Baiklah, kami putuskan namanya sekarang adalah Diaval." *** "Bu kepala, apa Anda yakin kita tidak perlu beritahukan pada mereka tentang Lim?" "Tidak apa-apa, mereka akan menyayangi Lim sepenuh hati. Kita bukan merahasiakan kejelekan Lim, hanya merahasiakan tentang Lim yang memiliki kembaran. Meski kita mengatakannya sekalipun, Lim juga tidak mengingat tentang saudaranya. Kenyataan Lim adalah seorang heirs sudah cukup mengejutkan, terlebih
Page 9 . Callahad "Segelap-gelapnya bayangan, jika tidak ada cahaya. Tak akan ada bayangan." *** Aku mengantuk dan perutku lapar. Kalau saja Savior mendengarkanku lebih awal, aku pasti masih sempat untuk sarapan pagi lebih dulu. Kenapa juga jam pertamanya matematika? Tidak mungkin aku bisa konsentrasi dalam keadaan perut kosong. Aku tidak sedang beralasan, aku mengatakan yang sesungguhnya. "Saya tidak akan biarkan Anda pergi sendiri, ke sekolah sekali pun. Saya akan menempel pada Anda seperti rambut." Kalau ingat kata-katanya lagi aku kembali kesal, hah. Untungnya dia setuju dengan usulan mengawasiku dari jauh. Aku merasa seperti sedang dikejar penagih hutang. "Ray? Sedang memikirkan apa? Wajahmu jadi lebih kusut dibanding sebelumnya." Aku membuka mata dan mendapati sosok mons ... bukan, maksudku sosok gadis tetangga yang juga teman sekelasku, Naya, berdiri di hadapanku
Page 10 . The Butcher *The Butcher Mask : When lower his head forward, he seems sinister. When tilt his head back, he seems bughouse and insane laugh from the killing. According to the phrenology, angular face is regarded as sturdy body and crooked forehead is regarded as bad temper and cruel mind.* *** Drap-Drap- "Jika kau tidak tunjukkan kemampuanmu, kau akan benar-benar berakhir pada kematian, karena aku tidak punya kesabaran yang tinggi!" Imajinne! Aku harus gunakan Imajinne sekarang! Clang- Hah.Hah. Napasku tercekat di tenggorokan, beriring dengan keringat yang mulai mengalir dari keningku. Aku berhasil menghasilkan senjata, aku tidak tahu ini cukup kuat atau tidak untuk menahan serangannya yang seperti angin. Setidaknya, badan pedang yang kubuat sanggup untuk menghalau tebasannya.
Page 11 . Intention "Siapa kami sang bijaksana?" "Kalian adalah kekuatanku." "Kenapa kami diciptakan sang bijaksana?" "Melindungi manusia, menjaga manusia." "Kenapa sang bijaksana?" "Itu adalah tugas kalian." "Manusia adalah makhluk congkak yang tidak pernah berterima kasih. Kenapa kami harus melindungi mereka sang bijaksana?" "Bukan tugas kalian untuk menilai manusia. Tapi tugasku." "Mereka tidak pantas dalam lindunganmu, mereka tidak pantas dilindungi. Biarkan aku menghukum mereka." "Bukan tugasmu mengadili mereka, tapi tugasku. Tugasmu hanya menjaga, membimbing dan melindungi mereka, Bellial." *** "Savior. Apa keputusanmu?" "Ini bukan sesuatu yang harus diputuskan sejak awal, sang bijaksana telah memutuskan. Bellial, ia telah mengatakannya padamu dan memberimu pencerahan." "Apa keputusanmu?" "Bellial, sebagai Limmerence adal
Page twelve - One Of A Kind "Adalah kesalahan terbesar manusia menganggap kematian merupakan akhir dari segalanya." *** Aku melirik jam dinding, pukul tujuh tepat. Tidak lama lagi Naya akan datang dan menggedor pintu rumah memastikan aku sudah bangun untuk ke sekolah. Sepertinya aku harus bolos sekolah lagi hari ini, jangan salah sangka, aku tidak senang sama sekali. Kalau bisa memilih, aku lebih suka berada dalam ruang kelas hingga otakku memanas daripada berada di rumah dengan makhluk-makhluk aneh di dalamnya. Bahkan aku sudah pingsan dua kali. Hah. Ini ke sekian kalinya aku menghela napas. Aku tidak tahu seberapa aneh ucapan yang aku lontarkan tadi, apa aku mengatai salah satu dari mereka atau aku malah menyatakan cinta? Aku tidak ingat. Yang jelas saat ini, Callahad terus memperhatikanku sejak aku buka mata. Savior bilang, setelah memberikan perintah aku tertidur dan tidak bangun-bangun meskipun
Page thirteen - Future Teller Tutup mata, genggam tanganku dan jangan pikirkan apa pun. Atas kehendakmu atau tidak, aku tahu kapan kau akan berakhir. *** "Coba ceritakan apa yang kau lihat?" "Tidak akan. Kau selalu marah jika aku melihat masa depanmu." "Haha. Kali ini tidak, percayalah. Saya ingin tahu, apa yang kau lihat kali ini." "Hm. Aku melihat kematian." "Saya tahu." "Savior?" Aku memanggilnya pelan, takut ia terkejut lalu tidak sengaja menebas kepalaku. Aku menatapnya lurus, kepala sedikit kumiringkan agar bisa menatap air mukanya. Savior lebih sering melamun akhir-akhir ini, apa ia sedang jatuh cinta atau hanya sedang banyak hutang? Memangnya Limmerence punya hutang? Savior tersentak pelan karena panggilanku, tangannya masih menggenggam tanganku. Kami sedang berlatih, jadi jauhkan pikiran kotor itu. "Maaf tuan, saya tiba-tiba merasakan ses