Page 6 . Neighbor
"Jika saat itu aku tidak lari, apa semuanya akan lebih baik? Jika saat itu aku tidak buta, apa kau tidak akan mati?"***
"Apa yang kau sembunyikan? Kau tahu, aku ini bukan orang yang sabar. Jika kau tidak beritahu aku sekarang, aku bisa cari tahu sendiri. Dan itu, akan jadi lebih buruk."Diaval menatapku dengan tatapan seriusnya, aku tahu, bukan aku tidak tahu. Aku lebih dari tahu bagaimana sifat orang ini, aku tahu bagaimana sukanya dia mengurusi urusan orang lain. Bukan, aku bukan sedang menjelek-jelekkannya, aku hanya menjelaskan.Aku menghela napas berat, aku tidak tahu harus mulai dari mana.
"Bukan seperti itu, hanya saja, aku masih belum bisa mengatakannya padamu. Aku jelas akan katakan padamu tentang masalah yang aku lalui, tapi tidak sekarang. Aku harap kau mengerti."Aku hanya bisa menundukkan kepala tanpa menatapnya, aku tidak tahu wajah macam apa yang ia tunjukkanPage 7 . Hideous Man "A Secret, makes a human, human." *** Dalam satu entakkan Diaval sudah bergerak mendekat, mengarahkan moncong senjatanya pada Savior dan menarik pelatuknya. Tidak ada manusia yang bisa menghindar dalam tembakan jarak dekat yang begitu tepat, namun lawan main Diaval kali ini adalah Limmerence. Diaval sudah seharusnya cukup puas ketika badan pelurunya hanya menggores lengan pakaian sang makhluk suci tersebut. Tidak ada aroma mesiu, tidak ada suara bising, karena senjata yang Diaval gunakan bukan senjata api pada umumnya. Savior terkekeh, gerakannya lincah melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna di atas injakkan yang lebih tinggi. "Lumayan," suaranya berbisik, tapi cukup jelas untuk dibaca Diaval. "Limmerence brengsek yang pintar berkelit, sampai mana kau bisa menghindar!?" Klik-
Page 8 . New Family "Ketika kau merasa asing dengan duniamu. Ketika kau merasa berbeda dengan sesamamu. Ketika kau merasa dunia tidak adil padamu. Apakah dunia yang salah atau hanya kau yang tidak menerima dunia?" *** "Kami bersedia mengadopsinya, dia anak yang manis dan kelihatannya pendiam. Siapa namanya?" "Kami biasa memanggilnya dengan nama Lim, jika kedua orang tua barunya berkehendak memberikan nama baru. Lim juga pasti akan senang." "Baiklah, kami putuskan namanya sekarang adalah Diaval." *** "Bu kepala, apa Anda yakin kita tidak perlu beritahukan pada mereka tentang Lim?" "Tidak apa-apa, mereka akan menyayangi Lim sepenuh hati. Kita bukan merahasiakan kejelekan Lim, hanya merahasiakan tentang Lim yang memiliki kembaran. Meski kita mengatakannya sekalipun, Lim juga tidak mengingat tentang saudaranya. Kenyataan Lim adalah seorang heirs sudah cukup mengejutkan, terlebih
Page 9 . Callahad "Segelap-gelapnya bayangan, jika tidak ada cahaya. Tak akan ada bayangan." *** Aku mengantuk dan perutku lapar. Kalau saja Savior mendengarkanku lebih awal, aku pasti masih sempat untuk sarapan pagi lebih dulu. Kenapa juga jam pertamanya matematika? Tidak mungkin aku bisa konsentrasi dalam keadaan perut kosong. Aku tidak sedang beralasan, aku mengatakan yang sesungguhnya. "Saya tidak akan biarkan Anda pergi sendiri, ke sekolah sekali pun. Saya akan menempel pada Anda seperti rambut." Kalau ingat kata-katanya lagi aku kembali kesal, hah. Untungnya dia setuju dengan usulan mengawasiku dari jauh. Aku merasa seperti sedang dikejar penagih hutang. "Ray? Sedang memikirkan apa? Wajahmu jadi lebih kusut dibanding sebelumnya." Aku membuka mata dan mendapati sosok mons ... bukan, maksudku sosok gadis tetangga yang juga teman sekelasku, Naya, berdiri di hadapanku
Page 10 . The Butcher *The Butcher Mask : When lower his head forward, he seems sinister. When tilt his head back, he seems bughouse and insane laugh from the killing. According to the phrenology, angular face is regarded as sturdy body and crooked forehead is regarded as bad temper and cruel mind.* *** Drap-Drap- "Jika kau tidak tunjukkan kemampuanmu, kau akan benar-benar berakhir pada kematian, karena aku tidak punya kesabaran yang tinggi!" Imajinne! Aku harus gunakan Imajinne sekarang! Clang- Hah.Hah. Napasku tercekat di tenggorokan, beriring dengan keringat yang mulai mengalir dari keningku. Aku berhasil menghasilkan senjata, aku tidak tahu ini cukup kuat atau tidak untuk menahan serangannya yang seperti angin. Setidaknya, badan pedang yang kubuat sanggup untuk menghalau tebasannya.
Page 11 . Intention "Siapa kami sang bijaksana?" "Kalian adalah kekuatanku." "Kenapa kami diciptakan sang bijaksana?" "Melindungi manusia, menjaga manusia." "Kenapa sang bijaksana?" "Itu adalah tugas kalian." "Manusia adalah makhluk congkak yang tidak pernah berterima kasih. Kenapa kami harus melindungi mereka sang bijaksana?" "Bukan tugas kalian untuk menilai manusia. Tapi tugasku." "Mereka tidak pantas dalam lindunganmu, mereka tidak pantas dilindungi. Biarkan aku menghukum mereka." "Bukan tugasmu mengadili mereka, tapi tugasku. Tugasmu hanya menjaga, membimbing dan melindungi mereka, Bellial." *** "Savior. Apa keputusanmu?" "Ini bukan sesuatu yang harus diputuskan sejak awal, sang bijaksana telah memutuskan. Bellial, ia telah mengatakannya padamu dan memberimu pencerahan." "Apa keputusanmu?" "Bellial, sebagai Limmerence adal
Page twelve - One Of A Kind "Adalah kesalahan terbesar manusia menganggap kematian merupakan akhir dari segalanya." *** Aku melirik jam dinding, pukul tujuh tepat. Tidak lama lagi Naya akan datang dan menggedor pintu rumah memastikan aku sudah bangun untuk ke sekolah. Sepertinya aku harus bolos sekolah lagi hari ini, jangan salah sangka, aku tidak senang sama sekali. Kalau bisa memilih, aku lebih suka berada dalam ruang kelas hingga otakku memanas daripada berada di rumah dengan makhluk-makhluk aneh di dalamnya. Bahkan aku sudah pingsan dua kali. Hah. Ini ke sekian kalinya aku menghela napas. Aku tidak tahu seberapa aneh ucapan yang aku lontarkan tadi, apa aku mengatai salah satu dari mereka atau aku malah menyatakan cinta? Aku tidak ingat. Yang jelas saat ini, Callahad terus memperhatikanku sejak aku buka mata. Savior bilang, setelah memberikan perintah aku tertidur dan tidak bangun-bangun meskipun
Page thirteen - Future Teller Tutup mata, genggam tanganku dan jangan pikirkan apa pun. Atas kehendakmu atau tidak, aku tahu kapan kau akan berakhir. *** "Coba ceritakan apa yang kau lihat?" "Tidak akan. Kau selalu marah jika aku melihat masa depanmu." "Haha. Kali ini tidak, percayalah. Saya ingin tahu, apa yang kau lihat kali ini." "Hm. Aku melihat kematian." "Saya tahu." "Savior?" Aku memanggilnya pelan, takut ia terkejut lalu tidak sengaja menebas kepalaku. Aku menatapnya lurus, kepala sedikit kumiringkan agar bisa menatap air mukanya. Savior lebih sering melamun akhir-akhir ini, apa ia sedang jatuh cinta atau hanya sedang banyak hutang? Memangnya Limmerence punya hutang? Savior tersentak pelan karena panggilanku, tangannya masih menggenggam tanganku. Kami sedang berlatih, jadi jauhkan pikiran kotor itu. "Maaf tuan, saya tiba-tiba merasakan ses
Page fourteen - Fool Mask It has been come down without chin. In the masks play, it appears as a foolish servant of the nobleman.He has a twisted nose and drooping eyes.The drooped eyes mean that he naive. And his smiling mouth seems not only little bit stupid but naive. "Apa ini? Kenapa makhluk tidak bergunanya bertambah? Baru satu hari aku meninggalkan rumah ini. Kalian mau pergi atau aku patahkan kaki kalian satu persatu?" Diaval menatap satu persatu Limmerence yang bertengger di rumahku, yah, Diaval tidak salah. Untuk kali pertamanya aku merasa lega melihat kemunculan Diaval. Bagaimana tidak? Bahan makanan yang tadinya cukup untuk satu minggu dihabiskan dalam waktu satu hari! Aku benar-benar bisa gila karena ini. "Diaval!" "Rayshane! "Savior." Savior berdiri di tengah-tengah antara aku dan Diaval. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri menatap kami bergantian. Aku tidak mengerti apa m