Beranda / Fantasi / Geger Kahyangan / 159.Pertarungan Naga

Share

159.Pertarungan Naga

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 09:06:21

Seekor Naga Merah darah keluar dari lingkaran merah yang ada di belakang tubuh Yao Ling. Hal itu tentu saja membuat Gandi terkejut setengah mati. Dia pun segera melompat ke udara saat Naga tersebut menerjang.

Braaak! Duaaarrr!

Tanah hancur dan debu pun beterbangan di udara setelah moncong dari Naga raksasa itu menghantam tempat dimana Gandi berada sebelumnya. Masih sambil melayang, Gandi kembali memanggil Pedang Guntur Saketi miliknya.

Cahaya kilat itu datang dari langit menghantam sosok Naga Merah darah yang ada didalam gumpalan asap. Namun sepertinya pedang tersebut tidak mengenai sang naga. Karena beberapa saat kemudian cahaya merah menderu dari dalam debu menerjang kearah Gandi kemudian disusul tubuh makhluk tersebut yang melesat dengan cepat.

Gandi segera mengangkat tangan kirinya lalu mengumpulkan tenaga dalamnya ke telapak tangan. Saat kekuatan itu berkumpul dan membentuk gumpalan tenaga dalam, pemuda tersebut langsung melemparkan nya kearah cahaya merah yang menderu kearahnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Geger Kahyangan   160.Duel Maut!

    Gandi Wiratama mengepalkan tinjunya dan menyalurkan kekuatan Batu Jiwa Naga ke dalam dua lengannya. Ditambah Seribu Sisik Naga dan Pedang Guntur Saketi, dia merasa percaya diri mampu mengalahkan Yao Ling yang saat itu berada dalam kekuasaan Ratih Kumala. bahkan hal mengejutkan terjadi pada tubuh Yao Ling yang sebelumnya tidak bisa mengeluarkan kekuatan Dewa miliknya kini justru mampu melepas kekuatan itu setelah kesadarannya diambil alih oleh Ratu Siluman Ular tersebut.Kekuatan Yao Ling yang berada jauh diatas Gandi tak membuat pemuda itu gentar sedikit pun. Gandi melesat dengan cepat kearah Yao Ling yang juga melompat kedepan menyongsong serangan. Pedang Guntur Saketi bergerak cepat menebas. Kekuatan petir mengikuti gerakan dari pedang tersebut. Namun dengan cepat pula, Yao Ling menangkis serangan tersebut menggunakan lengannya yang telah tetutup sisik darah.Trang!Terdengar suara keras dari benturan pedang dan sisik merah milik Yao Ling. Nampak beberapa sisik rontok setelah terken

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Geger Kahyangan   161.Serangan Terakhir

    Yao Ling menatap murka kearah Gandi Wiratama. "Apa kau benar-benar tega membunuh kawanmu ini?" tanya Yao Ling yang masih dikuasai oleh Ratih Kumala. Gandi tersenyum sinis."Sejak kapan kau menjadi kawanku? Dari awal semua adalah musuh. Kebetulan sekali kita bisa menjadi kawan saat ini. Tapi karena ada kau ditubuhnya, sekarang aku dan tubuh yang kau kendalikan ini adalah musuh..." kata Gandi."Kau benar-benar kejam ya...Aku suka itu...Sayang sekali, tubuhku sudah hancur. Butuh waktu lumayan lama membentuk tubuh itu kembali. Apakah kau mau menjadi suamiku setelah aku kembali terlahir?" tanya Ratih Kumala menggunakan tubuh Yao Ling. Gandi yang mendengar kalimat itu keluar dari seorang pria merasa mual dan muak."Bajingan keparat...! Lebih baik aku membinasakanmu sekarang juga..." ucap Gandi lalu melesat kearah Yao Ling. Pedang Guntur Saketi bergerak menebas. Yao Ling yang masih terluka di bagian perutnya segera mengerahkan kekuatan darah miliknya dengan meninju tanah dibawah kakinya.So

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   162.Malu-malu

    Yao Ling membuka matanya. Darah muncrat dari mulutnya dan dia pun ambruk di atas lantai arena. Dewi Chang Yun yang sudah ada disana langsung sigap menolong putra Dewi Ling yang baru saja kalah di babak kedua Turnamen Probo Lintang. Dia tewas ditangan kawan satu kelompoknya sendiri yang tidak lain adalah Gandi Wiratama. Semua orang yang ikut melihat melelui pikiran Batara Geni tak bisa berkata apa-apa. Keputusan Gandi membunuh Yao Ling sudah menjadi hal yang wajar mengingat pria Naga Darah itu sudah tak berkutik karena tubuhnya dikuasai oleh Ratih Kumala sang Ratu Siluman Ular.Meskipun ada juga beberapa orang yang mendukung Yao Ling merasa bahwa apa yang dilakukan Gandi salah. Mereka menilai Gandi tak memiliki jiwa pemimpin di kelompoknya. Dewi Ling sendiri hanya bisa menghela napas karena kedua anaknya telah gagal di turnamen tersebut. Hanya saja, kekalahan Yao Ling sangat disayangkan. Karena dia kalah di tangan kawan satu kelompoknya sendiri.Di dalam Kerajaan Jiwa, Gandi baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   163.Perasaan Yang Terbagi

    Gandi membuka matanya setelah dia selesai menyalurkan ilmu Agni Maya miliknya. Nampak keringat sebesar jagung menetes membasahi wajahnya. Dia menatap wajah Lu Xie yang masih terpejam padahal gadis itu sebenarnya sudah membuka mata sebelumnya. Dia hanya berpura-pura karena malu dengan apa yang terjadi pada dirinya. Diam-diam gadis itu menunggu apa yang akan Gandi lakukan pada tubuhnya. Namun diluar dugaan sama sekali, Gandi justru menutupi tubuh atas Lu Xie menggunakan pakaian miliknya. Hal itu membuat Lu Xie sedikit membuka mata untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Dia sedikit terperangah melihat Gandi yang tidak menggunakan pakaian atas sehingga membuat otot kekar dan tubuh yang tak kalah bagus dari Bara Sena itu terpampang di mata sang gadis."Dia membuka pakaiannya sendiri demi menutupi tubuhku...Melihat sifat Gandi dan kakak Bara, mereka sangat berlawanan...Kenapa sekarang aku menjadi tertarik pada pemuda ini...? Bukankah jodohku adalah kakak Bara...?" batin Lu Xie yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   164.Lembah Matahari Senja

    Raksa Geni, Dewi Candrika dan Nawang Geni mengendap-endap di dekat pagar kayu setinggi dua tombak. Di dalam pagar tersebut ada sebuah desa kecil yang menjadi tujuan mereka sesuai yang mereka dapatkan di Peta pemberian Bima Sena.Desa tersebut berada di sebuah lembah yang bernama Lembah Matahari Senja. Alasan lembah itu memiliki nama tersebut adalah dikarenakan lembah itu selalu memiliki suasana senja menjelang malam. Tidak ada siang maupun pagi. Di lembah itulah, berdasarkan peta yang Raksa Geni dapatkan, ada seorang penguasa bernama Datuk Matahari yang merupakan jelmaan dari binatang buas seekor burung Rajawali Merah raksasa. Di Lembah tersebut, tersimpan dua pusaka kuno yang merupakan Harta Tingkat Surgawi milik sang penguasa. Yakni Pedang Matahari dan Baju Zirah Matahari. Tujuan Raksa Geni dan dua saudaranya adalah merampas dua senjata tersebut dan pergi dari Lembah Matahari Senja."Apa kau bisa merasakan keberadaan Datuk Matahari itu adik Nawang?" tanya Raksa Geni."Entahlah. Au

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   165.Manik

    Dewi Candrika berlari saat makhluk bertubuh besar itu melompat kearahnya. Raksa Geni segera memberi aba-aba kepada Nawang Geni yang sudah bersiap dengan senjata Tombak Tujuh Samudra miliknya. Sebuah tombak dengan enam tombak kecil yang melayang mengelilingi ujung tombak tersebut.Nawang Geni pun segera melepaskan serangan tombak miliknya kearah makhluk yang mirip manusia namun bertubuh sebesar sapi tersebut. Tombak berukuran besar dan enam tombak kecil miliknya melesat dengan cepat menghadang makhluk tersebut dan menembus tubuhnya. Saat itu juga Raksa Geni berkelebat cepat ke belakang makhluk tersebut dan dengan Pedang Maharaja pemberian Batara Geni, dia menebas kepala makhluk itu hingga terputus dan jatuh menggelinding.Darah muncrat dari leher makhluk tersebut membasahi tanah di sekitarnya. Tujuh tombak kembali ke tangan Nawang Geni dan menghilang. Sementara Dewi Candrika masih terlihat ketakutan. Raksa Geni segera mengambil Inti Jiwa makhluk tersebut yang rupanya memiliki inti Jiwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   165.Datuk Matahari

    Ular hijau bernama Manik itu masih mengumpulkan kekuatan di mulutnya. Setelah kekuatan berbentuk bola berwarna hijau itu tercipta, dia pun menoleh kearah lima orang yang masih bertahan dari amukan air bah yang Nawang Geni lancarkan. Lalu kemudian, ular tersebut menukik ke bawah dan langsung melepaskan Bola hijau dari mulut nya kearah lima orang tersebut."Celaka! Serangan!!!" teriak orang-orang bertubuh besar tersebut.Wusss!Bola hijau itu melesat dengan cepat dan menyambar perisai yang melindungi mereka berlima.Duaaarrr!!!Ledakan dahsyat terjadi setelah benda berwujud bola hijau itu menghantam lima orang tersebut hingga membuat kelima orang itu terpental ke udara. Perisai kuat yang mereka gabungkan hancur oleh serangan Manik. Nawang Geni tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menggunakan Tombak Tujuh Samudra miliknya untuk menyerang lima orang bertubuh besar tersebut.Lima tombak kecil yang mengelilingi tombak besar di tangannya melesat dengan cepat kearah lima orang tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   167.Pertarungan Dua Pedang Dewa

    Urat di kepala Datuk Matahari menggelembung menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak bagai letusan gunung berapi. Dia benar-benar murka dengan apa yang dikatakan oleh Raksa Geni. Dengan suaranya yang aneh itu dia berteriak keras memberi perintah kepada semua pengikutnya untuk menyerang Raksa Geni dan kedua gadis putri Jaka Geni tersebut.Raksa Geni yang sadar bahwa musuh terlalu banyak dan sulit untuk dihadapi segera menyalakan Pedang Maharaja miliknya. Sebuah senjata yang diciptakan oleh Dewi Kematian Iyana Tunggadewi yang dihadiahkan kepada Batara Geni saat perang besar Dewa 500 tahun yang lalu akan dimulai. Pedang itu pun menjadi pendamping Pedang Guntur Saketi dalam perang besar tersebut. Kemudian setelah Batara Geni menjadi Mahadewa, Pedang Maharaja pun dijadikan sebagai hadiah turnamen Probo Lintang. Dan Raksa Geni keluar sebagai pemenangnya seratus tahun yang lalu.Pedang di tangannya menyala merah membara mengeluarkan aura prana api yang membakar segalanya. Nawang Geni d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   570.Ranah Alam Nirwana?

    Singkat cerita, setelah urusan di Lembah Kabut Biru selesai, Gandi bersama Nagini kembali ke Istana Abadi. Rencananya mereka akan segera kembali ke Kerajaan Naga Air. Gandi sempat mencaritahu keberadaan Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang tidak ada di Istana tersebut. Lu Xie pun menjelaskan padanya bahwa keduanya pergi bersama Batara Geni melalui pecahan ruang yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut. Mendengar hal itu, Gandi hanya bisa terdiam dan menduga-duga kemana Bara dan Kahiyang Dewi pergi. Dia tak tahu bahwa kedua orang itu pergi secara terpisah. Bara pergi menuju ke langit ke tiga Kahyangan Selatan sedangkan Kahiyang Dewi pergi ke Kerajaan Naga Api yang ada di wilayah Kahyangan Timur diantar oleh tubuh ganda Batara Geni. Sebelum pergi dari Tanah Kutukan, Gandi ingin mendatangi satu tempat yang masih menjadi Misteri di dunia tersebut. Yakni Jurang Kesedihan dimana tersebar cerita mengenai makhluk Sakti bernama Sang Kegelapan yang menguasai tempat tersebut

  • Geger Kahyangan   569.Terimakasih Nagini

    Kolam Mata Air Suci...Gandi dan Nagini segera mengenakan pakaian mereka kembali setelah beberapa kali memadu kasih di dasar kolam Mata Air Suci. Mereka nampak bahagia. Itu terlihat saat keduanya bergandengan tangan terbang keluar dari tempat tersebut sambil bersenda gurau."Nagini,bagaimana keadaan di Kerajaan Jiwa milikmu?" tanya Gandi yang penasaran apakah benar dengan apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru mengenai cara cepat memulihkan Kerajaan Jiwa wanita Naga Air tersebut. Nagini tersenyum sambil menoleh kearah pemuda tersebut."Keadaanku sekarang sudah sangat baik. Kerajaan Jiwa juga sudah semakin membaik berkat dirimu. Bahkan disana telah mulai ada kehidupan baru...Kelak setelah Kerajaan Jiwa besar kembali, kau akan aku undang kesana untuk melihat dunia ciptaanku," kata Nagini dengan suaranya yang khas. Suara lembut nan merdu yang membuat siapa pun akan terpesona. Gandi mengangguk sambil tersenyum."Sekarang kau sudah berada d

  • Geger Kahyangan   568.Pertemuan Yang Dinantikan

    Setelah urusan dengan pasir cahaya selesai, Bara pun segera terbang menuju ke arah utara dimana reruntuhan Istana Cahaya berada. Dia merasakan keberadaan ayah dan ibunya disana saat ini. Sementara itu, jutaan pasir cahaya yang sebelumnya menutupi tanah di langit ketiga tersebut telah masuk ke dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Awalnya mereka ragu. Namun setelah masuk di dalam Dunia Penyimpanan itu, mereka justru merasa senang karena ternyata di dalam Dunia tersebut kekuatan jiwa yang tersisa dari mereka seperti pulih dengan sendirinya secara perlahan."Kekuatan cahaya yang murni...Bukankah ini adalah kekuatan Dewi Parwati..." ucap mereka setelah merasakan kehangatan dari kekuatan cahaya milik Bara Sena tersebut.Pasir cahaya itu berkumpul menjadi sebuah gunung cahaya raksasa di tempat yang sudah di persiapkan oleh Bara Sena. Sehingga keberadaan pasir cahaya yang begitu banyaknya itu tidak mengganggu beberapa penghuni yang sudah ada di sana sebelumnya. Kini mere

  • Geger Kahyangan   567.Sepasang Tangan Dewa

    Sosok raksasa yang tercipta dari jutaan pasir cahaya tersebut merunduk dan menatap kearah Bara Sena. Meski tercipta dari pasir, raksasa itu terlihat seperti makhluk yang hidup. Hal itu dikarenakan pasir tersebut merupakan serpihan tubuh atau pun jiwa dari jutaan Dewa yang telah mati akibat bencana ledakan cahaya. Dan pasir itu masih meninggalkan sisa-sisa kekuatan."Kau adalah Putra Dewi Cahaya yang masih hidup...Apakah kau yang lahir dari rahim Dewi Parwati?" tanya sosok itu dengan suara yang berat dan aneh. Suaranya terdengar seperti dengungan tawon dan ribuan orang yang berbicara secara bersama-sama. Sangat tidak nyaman bagi siapa pun yang mendengarnya termasuk Bara sendiri.Dewa Cahaya itu menatap sosok tersebut dengan bola matanya yang memancarkan cahaya kekuningan. Karena ukuran raksasa itu sangatlah besar, dia bisa melihat pada bagian mata makhluk itu ternyata menyala merah membara. Seolah ada api di dalam sana."Aku memang orang yang kau maksu

  • Geger Kahyangan   566.Pasir Cahaya

    Kita tinggalkan dulu Gandi dan Nagini yang tengah menikmati waktu terindah mereka di Kolam Mata Air Suci. Kita akan beralih ke satu tempat yaitu di Langit Ketiga Kahyangan Selatan. Langit dimana Dewa Cahaya Bara Sena dilahirkan 500 tahun yang lalu.Lingkaran merah muncul di atas sebuah bukit yang tandus dan berpasir. Dari dalam lingkaran merah tersebut muncul satu sosok yang tak lain adalah Bara Sena. Kedua matanya menyapu area di sekitar bukit yang tandus tersebut. Tak ada kehidupan sama sekali disana semenjak 500 tahun yang lalu dirinya dilahirkan. Pemuda itu tersenyum pahit sambil menghela napas dalam-dalam."Kelahiranku saja sudah membuat dosa yang begitu besar...Tapi, apa yang mereka lakukan kepada ibu juga suatu dosa yang lebih besar. Mungkin itu adalah karma untuk mereka yang telah menyiksa ibuku." ucap pemuda itu lalu dia pun melangkah menuruni bukit tersebut.Dia sadar, bahwa pasir yang ada disana adalah tubuh para dewa yang telah h

  • Geger Kahyangan   565.Memadu Kasih

    Keadaan Lembah Kabut Biru itu sangatlah lengang karena tak ada satu makhluk Hidup pun yang ada disana. Gandi dan Nagini nampak masih bersemedi di dasar kolam di bawah Batu Kuno yang memancarkan cahaya biru. Di saat keadaan terasa sangat tenang, dari arah tubuh Gandi tiba-tiba saja muncul cahaya biru yang melesat kearah langit hingga membelah awan. Nagini yang tengah bersemedi di sebelah nya segera membuka mata saat dirinya merasakan kekuatan yang luar biasa terpancar dari tubuh Sang Raja Naga Air tersebut."Dia naik ke tingkat 11 hanya dalam waktu yang begitu singkat!" batin wanita tersebut takjub. Cahaya biru itu pun memudar secara perlahan dan akhirnya lenyap begitu saja. Gandi pun membuka kedua matanya sambil menghembuskan napas keras. Lalu kemudian dia menoleh ke samping kanannya dimana Nagini tengah menatap dirinya."Nagini..." ucapnya lirih.Yang dipanggil pun mengulum senyum sambil membalas tatapan mata pemuda tersebut."Ada apa, kang mas Gandi..." sahut nya dengan suara lemb

  • Geger Kahyangan   564.Hadiah Kecil

    Dewi Nagini membuka kedua matanya. Awalnya pandangan matanya terasa kabur. Namun secara perlahan dia bisa melihat kembali dengan jelas apa yang ada di hadapannya. Dia pun bangun dan duduk sambil menatap sekeliling. Kedua bola matanya yang biru menatap kearah Gandi yang duduk bersila dibawah Batu Kuno. Aura di tubuh pemuda itu nampak menyala biru."Gandi..." lirih wanita itu lalu dia pun menatap kedua tangannya yang tidak lagi dipenuhi noda darah. Merasa penasaran dengan Alam Jiwa miliknya, Nagini pun duduk bersila dan mulai bersemedi. Dia mulai memasuki alam jiwa miliknya sendiri. Tak lama setelah itu, kedua matanya terbuka. Wajah cantiknya nampak berseri-seri. "Aku sudah sembuh! Alam Jiwa milikku juga sudah membaik. Bahkan hutan kering itu sudah mulai tumbuh menjadi pepohonan yang rindang. Istana Kerajaan Jiwa milikku juga mulai kokoh kembali. Apakah ini berkat Mata Air Suci atau karena hal lain?" batin Nagini sambil tersenyum. Tiba-tiba ada desiran angin yang membuat Nagini merasa

  • Geger Kahyangan   563.Ilmu Penyembuh Kuno

    Tubuh Nagini terlihat gemetaran setelah menahan serangan Bilah Angin Dewa untuk kedua kalinya. Darah mengucur deras dari luka baru yang ada di tubuhnya. Namun wanita itu tetap bertahan di atas sana sambil mengernyit menahan rasa sakit yang luar biasa. Dia sempat melihat kearah Gandi dan melempar senyum pada pemuda tersebut seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Padahal Gandi sendiri melihatnya dalam keadaan begitu mengenaskan.Dan senyuman wanita Naga Air itu seketika lenyap saat terdengar suara berdesing dari arah langit. Nagini pun langsung kembali menoleh ke atas dan bersiap untuk menahan serangan dari ujian ketiga yang akan menentukan keberhasilannya. Jika serangan ketiga dari Bilah Angin Dewa sanggup dia tahan, maka jalannya menuju ke Ranah Alam Semesta akan menjadi lebih mudah.Sring!Kekuatan yang tak terlihat itu melesat dengan dahsyat kearah Nagini yang sudah cukup tegang menghadapinya. Wanita tersebut mengumpulkan tekad yang kuat untuk bisa bertahan dari serangan.Srakk

  • Geger Kahyangan   562.Bilah Angin Dewa

    Dewi Naga Nagini membuka kedua matanya saat ujian kedua berhasil dia lewati. Tubuhnya terlihat merah membara karena sambaran bola api dari atas langit sana. Dia kembali menatap kearah Langit dan melihat pusaran awan hitam mulai bergerak lagi pertanda ujian ketiga atau ujian terakhir akan dia lalui. Ujian kali ini adalah yang terberat karena yang akan dia hadapi merupakan ujian paling mematikan bagi siapa pun yang akan menerobos ke Ranah Alam Semesta dengan cara pintas.Gandi yang ada di bawah sana nampak harap-harap cemas menyaksikan pusaran awan yang semakin membesar. Dewi Aretha yang berada di samping pemuda itu pun tak lagi senyum-senyum seperti biasanya. Ternyata dia pun cukup tegang karena untuk pertama kalinya dia akan melihat sosok Dewi Naga yang akan menembus Ranah Alam Semesta menggunakan Mata Air Suci miliknya. Bagi wanita itu, apa yang ada di depannya adalah suatu pertunjukan yang sangat langka. Karena saat dirinya menembus Ranah Alam Semesta, tak ada fenomena aneh seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status