Share

9.Lian Xie

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 05:22:52

Dewi Es Lian Xie hanya tersenyum dengan wajah sedikit memerah. Entah kenapa dia merasa senang sekaligus malu-malu mendengar pujian dari pemuda yang ada di hadapannya.

"Kau pandai memuji. Tidak heran jika banyak wanita jatuh hati padamu," kata Dewi Es lalu dia melayang turun dan duduk disebelah Bara Sena.

Pemuda itu terdiam lalu dia menunduk dan kemudian menatap kearah lain dengan mata yang sedikit menunjukkan semburat luka.

"Tidak semua wanita akan merasa senang dengan pujian. Bahkan aku gagal mendapatkan hati seseorang yang menawan hatiku. Siapa sangka, aku akan merasakan yang namanya sakit hati...Kecewa..." kata Bara sambil tersenyum kecut.

"Karena cinta ditolak?" sahut Lian Xie sambil menutup mulut menahan tawa.

"Cih! Kau tak tahu apa-apa tentang cinta. Meski usiamu sudah tua, kau masih sangat awam dalam dunia percintaan. Coba saja kau mengalami apa yang aku rasakan..." kata Bara sedikit kesal dia ditetawakan oleh wanita itu.

"Jangan salah sangka kau anak muda. Aku pernah mengalami apa yang kau alami saat ini. Tapi itu dulu sekali, sebelum aku mengenal Cakara..." kata Dewi Es. Ucapan wanita itu memancing rasa penasaran Bara Sena untuk mengetahui lebih dalam tentang wanita cantik kekasih Cakara tersebut.

"Kau pernah merasakan apa yang kurasa? Kau pernah ditolak seseorang...?" tanya Bara.

Dewi Es mengangguk. Dia menatap kearah langit Probo Lintang yang biru.

'Itu sudah sangat lama...Tapi rasa sakit itu aku masih teringat hingga sekarang," kata Lian Xie.

"Apakah itu artinya aku juga akan mengalami hal yang sama sampai aku tua nanti?" tanya Bara.

"Entahlah. Hati seorang pria dan wanita itu sangat berbeda. Mungkin kau akan lebih cepat bisa melupakannya karena kau memiliki banyak wanita di sekelilingmu. Ingat, wanita mu tidak hanya satu. Untuk apa kau memikirkan hal yang rumit kalau yang mudah ada didepan mata?" kata Lian Xie seolah menyadarkan Bara Sena dari tidurnya yang lelap.

"Benar juga apa yang kau katakan. Wanita tidak hanya ada satu di dunia ini. Lu Xie memang menjadi satu-satunya wanita yang berhasil mencuri hatiku. Tapi aku sekarang sadar, ada banyak wanita yang lebih membutuhkan diriku...Meski sakit, tapi itu adalah keputusan Lu Xie untuk tidak menerima sebagai kekasihnya." kata Bara.

"Bagus jika kau cepat sadar. Mungkin keadaan di dalam Dunia Penyimpanan itu sekarang mulai membaik," sahut Lian Xie.

"Memangnya apa yang terjadi didalam sana tadi sampai kau keluar dari tempatmu?" tanya Bara penasaran karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam Dunia yang ada pada telapak tangannya tersebut.

"Kau hampir menurunkan bencana bagi semua orang yang ada di dalam sana. Awan hitam sudah datang dan siap mengeluarkan kekuatan Iblis untuk menghancurkan dunia tersebut. Untung saja kau segera sadar, sehingga tidak sampai terjadi apa pun disana..." kata Lian Xie.

"Kau sampai keluar dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Sebenarnya apa yang tengah kau lakukan sampai lupa mengenakan pakaianmu?" tanya Bara.

"Bodoh! Apa kau tidak tahu wanita itu suka merawat tubuhnya!? Aku tengah mandi dan menggosok tubuhku saat tiba-tiba awan hitam itu muncul. Seketika perasaanku tidak nyaman dan gelisah sehingga akhirnya aku putuskan untuk keluar dari dunia itu menggunakan kemampuan khusus yang aku miliki!" kata Lian Xie menjelaskan alasan dia keluar dari dalam Dunia Penyimpanan.

Bara terdiam mendengar hal tersebut. Pikirannya terbang menerawang .

"Apakah dunia itu benar-benar terhubung dengan perasaanku? Itu artinya saat aku merasa bahagia, dunia itu pun akan ikut tenang dan nyaman untuk para pengikutku...Aku tak mengerti bagaimana itu bisa terjadi..." batin Bara.

"Kapan turnamen itu akan dimulai? Aku sudah tak sabar untuk melihat anak-anak dari Mahadewa Selatan bertarung di medan arena," tanya Dewi Es Lian Xie.

"Lusa. Beberapa istri dan anak paman Jaka Geni belum semua datang. Mungkin besok adalah puncak kedatangan mereka..." kata Bara.

"Aku penasaran dengan kemampuan Song Yue dan kedua saudaranya. Sejauh ini, dia sudah menunjukkan kehebatan nya saat bertarung melawan para Iblis di Zhuo Guo...Tapi lawan di tempat ini tentu saja bukan lawan yang bisa mereka anggap enteng. Aku bisa merasakan kekuatan dari anak-anak Jaka Geni ini tidak biasa meski mereka baru mencapai Ranah Alam Dewa," kata Lian Xie.

"Kau benar, tapi aku sudah beberapa kali menjajal kemampuan dengan mereka, aku belum menemukan lawan yang benar-benar kuat..." sajut Bara.

"Hm...Tapi kau mungkin akan sangat kesulitan jika menemukan lawan setingkat gadis itu," kata Lian Xie membuat Bara menjadi penasaran.

"Siapa yang kau maksud?" tanya pemuda itu.

"Aku tak mengenal dia. Tapi aku bisa merasakan semua kekuatan yang ada di Kerajaan ini. Dan dia adalah gadis paling Sakti dibanding semua yang ada disini." kata Dewi Es. Tentu saja ucapan wanita itu membuat kedua mata Bara terbelalak.

"Dia yang terkuat di Kerajaan ini...?" tanyanya dengan tatapan tak percaya.

"Benar...Bahkan semua pengikutmu belum tentu bisa melawannya...Mungkin aku bisa, tapi untuk apa aku bertarung melawan dia? Karena aku akan mengalami banyak kerugian." kata Dewi Es Lian Xie.

"Aku belum menyadari kekuatan besar yang kau maksud. Aku tak bisa merasakannya dengan benar...Kalau merasakan aura kuat, aku bisa merasakannya di beberapa titik meski tidak akurat. Tapi untuk yang satu ini, aku sama sekali tidak menyadarinya dan tidak tahu apa-apa...!" kata Bara sambil menggaruk kepala.

"Tentu saja kau tidak bisa menyadarinya karena dia menyembunyikan kekuatannya. Tapi, orang tua seperti diriku ini, siapa yang bisa menyembunyikannya dariku? Bahkan meskipun dia bersembunyi dibalik tabir pun aku masih bisa merasakannya." kata Lian Xie dengan nada sedikit menyombongkan diri. Bara tersenyum lebar.

"Jadi begitu, hmmm... kau hebat karena kau sudah tua ya Lian Xie...?" goda pemuda tersebut yang sontak saja membuat kedua mata Lian Xie melotot marah kearahnya.

"Bukan begitu maksudku!" ucap Lian Xie sewot dengan wajah kesal dan cemberut. Entah kenapa Bara malah menyukai wajah wanita itu saat tengah marah. Ada perasaan lucu dan menghibur hatinya hanya dengan melihat kecemberutan Lian Xie. Tapi saat itu juga Bara segera tersadar, wanita itu adalah kekasih Cakara sang Iblis Es. Dia tak mungkin membuat perkara yang tidak perlu dengan iblis tersebut. Pada akhirnya Bara hanya bisa mendesah masygul sambil kembali menatap kearah langit. Dewi Es itu pun menatapnya dengan perasan yang tak menentu. Ada rasa iba, namun ada sedikit rasa senang melihat kegalauan yang tengah Bara rasakan.

"Aku tahu apa yang tengah kau pikirkan. Jika kau merasa senang setelah melihatku, aku tak akan melarang kau untuk terus memandangku. Tapi ingat, hanya sebatas memandang." celetuk Lian Xie dengan wajah merah.

"Tolol! Apa yang baru saja aku katakan padanya!?" batin Lian Xie mengutuk dirinya sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   888.Hasrat Lian Xie

    Dewi Es Lian Xie memejamkan matanya menikmati perasaan nyaman yang sudah sangat lama dia dambakan. Berada dalam dekapan sosok yang peduli padanya, mencintai dirinya dan menenangkan hatinya."Aku merindukan hal seperti ini..." lirih wanita cantik itu sambil tersenyum. Bara membelai rambut panjangnya yang tergerai hingga ke punggung dengan lembut."Aku tahu...Itu sebabnya aku ada disini...Kau tak perlu lagi merasa kesepian...Ada aku yang akan selalu menemani dirimu, Lian Xie..." ucap Bara membuat jantung Lian Xie semakin berdetak kencang."Sejak pertemuan pertama kita dulu...Jujur, aku sudah tertarik padamu. Siapa sangka, bocah Ranah Pemurnian Jiwa sekarang sudah menjadi sosok dewa yang hebat...yang bahkan sudah melebihi kekuatanku..." ucap Lian Xie. Bara Sena tersenyum sambil mempererat pelukannya.Setelah cukup lama saling berdekapan, mereka pun merenggangkan pelukan dan saling bertatap mata. Bara tersenyum sementara Lian Xie menatapnya dengan penuh kekaguman. Dibelainya wajah tampan

  • Geger Kahyangan   887.Keinginan

    Bara Sena mengeluarkan empat pengikutnya yang sudah dia pilih berdasarkan kemampuan. Mereka yang terpilih untuk memasuki Kuil Cahaya adalah Dewi Merak Bulan Indira yang sudah berada di Ranah Alam Nirwana, Dewi Pedang Yu Jie yang sudah mencapai awal puncak Ranah Alam Dewa, Dewi Es Lian Xie yang sudah setara Ranah Alam Semesta meski dia masih berada di Ranah Alam Dewa, dan Iblis Darah Langit Guo Jiu yang sudah berada di puncak Ranah Alam Dewa dan kekuatanya setara dengan Dewi Pedang Yu Jie."Apa yang harus kami lakukan Tuan?" tanya Indira. Matanya melirik kearah Lamia. Dia merupakan yang terkuat di antara para pengikut Bara Sena. Dia juga yang seolah mewakili tiga Dewa lainnya. Bara tersenyum kemudian memberikan empat cincin yang ada di tangannya."Kenakan itu dan masuklah ke dalam Kuil yang ada di belakang kalian. Tugas kalian berempat adalah mencari Zirah Matahari yang tersimpan disana. Di dalam pintu itu ada jebakan ilusi yang mungkin bisa menyesatkan pikiran. Tapi kalian tenang saj

  • Geger Kahyangan   886.Kuil Cahaya

    Bara menghela napas setelah mendengar jawaban dari Ratu Lamia. Tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena wanita itu memang tidak bisa dipaksa. Mengganggu pertapaan orang pun hanya akan menjadi bencana baginya."Baiklah...Aku hanya perlu setetes darahmu untuk memastikan niat tulusmu," kata Bara.Ratu Lamia mengangguk lalu kemudian dia memberikan setetes darah dari keningnya. Bara menerima darah tersebut dan memasukkannya ke dalam keningnya. Darah tersebut terhubung dengan jiwa wanita tersebut. Jika Bara berniat membunuhnya, itu adalah hal yang sangat mudah."Kau sudah menjadi pengikutku. Kelak, saat aku membutuhkan bantuan darimu, kau harus melakukannya. Mengerti?" kata Bara. "Aku mengerti tuan..." sahut Ratu Lamia."Bangunlah. Ada yang ingin aku telusuri di tempat ini. Dan aku membutuhkan bantuan darimu." Ratu Lamia bangkit berdiri sesuai dengan permintaan pemuda tersebut."Apa yang ingin Tuan temui?" tanya w

  • Geger Kahyangan   885.Resi Karmapala

    Ratu Lamia tertegun mendengar permintaan Bara Sena. Perlahan dia mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap kearah pemuda tersebut. Namun dia kembali menunduk dengan wajah memerah setelah kedua matanya beradu pandang dengan dua mata yang menyala kuning keemasan."Bagaimana Tuan bisa tahu mengenai guru kami...?" tanya Ratu Lamia sambil memainkan jarinya seperti anak kecil yang takut kena marah."Katakan saja padaku, jika kau benar-benar ingin pergi dari tempat ini bersamaku. Diluar sana nanti, kau bisa melihat keindahan yang tidak ada di dunia tempat kau tinggal ini...Itu adalah syarat dariku untukmu. Harusnya itu sangat mudah bukan? Jangan mempersulit dirimu sendiri," kata Bara.Ratu Lamia terdiam selama beberapa saat. Lalu sejurus kemudian dia menghela napas."Guru kami bukanlah makhluk dari dunia ini...Dia berasal dari Kerajaan Matahari yang berjarak ribuan tahun dari tempat ini...Nama beliau adalah..."Ratu Lamia menghenti

  • Geger Kahyangan   884.Takut

    Bola cahaya itu meledak dengan dahsyat nya tepat di hadapan tubuh Perseus yang baru saja mengeluarkan kekuatan penuh miliknya.Putra Zeus itu berteriak keras menahan ledakan cahaya yang membuat matanya menjadi buta. Tubuhnya pun tenggelam di dalam ledakan tersebut yang perlahan membentuk matahari berukuran besar. Gelombang ledakan dari Pukulan kuat milik Bara itu menghancurkan semua yang ada di sekitarnya. Herakles yang melihat semua itu hanya bisa terdiam dengan mata melotot tak percaya."Perseus...Tidak mungkin...Bahkan bocah itu bisa mengalahkan Perseus dengan mudah...?" geram nya dalam hati.Dia sendiri merasakan sakit pada tangannya yang dia gunakan untuk menahan serangan dari Bara Sena. Serangan itu menurutnya terlalu kuat hingga membuat dirinya tak bisa bertahan."Apa sebenarnya yang terjadi pada bocah ini...? Aku selalu dipermalukan setiap bertarung melawannya...Bahkan Perseus yang membawa Jarum Penghancur Surga pun tak bisa bert

  • Geger Kahyangan   883.Kedatangan Bara

    Sukma Geni terdorong hingga puluhan tombak setelah menahan tinju Herakles untuk ke sekian kalinya. Napasnya semakin terengah-engah dan luka yang dia alami menjadi semakin parah. Tak hanya itu, Sukma Geni yang belum pernah merasakan sakit seperti sekarang juga tak bisa menggunakan Tubuh Senjata yang dia miliki meski dirinya sudah dalam keadaan terdesak."Aneh sekali...Semenjak aku terluka oleh ledakan kekuatan Bara Sena, aku menjadi sangat lemah...Apakah aku terluka terlalu parah karena hal itu?" batin Sukma Geni sambil menatap kearah Herakles yang menyeringai lebar."Mana kekuatan yang kau bangga-banggakan itu Sukma Geni? Di hadapanku kau justru terlihat menyedihkan! Katanya kau memiliki tubuh senjata yang tak terkalahkan! Keluarkan dan tunjukkan padaku!" ucap Herakles kemudian melesat dengan Pukulan Tinju Penghancur miliknya."Kau datang disaat aku terluka! Dasar Dewa banci!" umpat Sukma kemudian menyongsong serangan Herakles.Sukma Geni menahan Setiap serangan tersebut sambil menaha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status