Home / Rumah Tangga / Gelora Cinta Istri 1 Miliar / Bab 107 : Tak Ada Pilihan

Share

Bab 107 : Tak Ada Pilihan

Author: Kafkaika
last update Huling Na-update: 2025-07-09 18:00:08

“Ma, jangan keterlaluan!” Miranda yang sudah tahu permasalahanku mengajakku mendatangi mamanya.

Aku tak punya pilihan selain menuruti kemauan Miranda.

Soraya menatapku dengan melotot, tidak percaya aku masih punya muka datang padanya.

“Kau bersamanya? Bersama dengan pria yang sudah menyakitimu ini?” Soraya memarahi Miranda.

“Aku mencintai, Bian, Ma. Aku tidak bisa hidup dengan suamiku. Bian waktu itu ingin menceraikanku karena kesal mengetahui perselingkuhanku dengan Rendy. Dan kami sudah saling menyelesaikan kesalahpahaman kami, Ma. Tolong jangan berbuat nekat.” Miranda mencoba meminta belas kasihan mamanya itu.

“Kau hanya dibohongi, Miranda. Dia begitu karena saat ini keadaannya sedang terdesak. Biar saja kalian bercerai. Biar dia tahu apa akibatnya sudah berani macam-macam dengan putri Soraya. Sejak awal aku sudah membuat

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 126 : Ngidam Mangga

    “Kok tahu aku di sini?” tanyaku pada Elis.Setelah makan aku seudah merasa bertenaga sekarang. Tak cuma untuk mengobrol. Tapi juga duduk dan tak harus sakit kepala lagi.“Pak Bian tadi menghubungi Iqdam. Kebetulan Iqdamnya masih ada kerjaan. Jadi aku dulu yang datang. Kebetulan Flowra dan papanya ke rumah. Jadi sekalian kami sama-sama menengokmu.” Elis menjelaskan.Aku baru menoleh ke arah Tom Lee yang belum kusapa sejak datang itu.Tadi begitu datang dia masih sibuk mengobrol dengan Bian jadi aku kurang memperhatikannya.“Terima kasih, Pak, sudah repot-repot menengok.”“Ah kau ini, Mel. Kaya sama siapa saja.” Tom Lee tidak suka aku masih bersikap seperti orang asing. Padahal anaknya sudah memanggilku mama.Lalu kutatap dua bocah itu, aku bertanya serius pada Elis, “Anak kecil boleh ikut menengok orang sakit?”Seingatku di rumah sakit ini anak kecil tidak boleh ikut masuk.“Kupikir juga begitu, tapi Pak Tom Lee yang mengusahakannya,” ujar Elis sembari menoleh pada Tom Lee agar juga me

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 125 : Tak Mau Lagi

    Kudorong tubuhnya sekuat tenaga dan aku sungguh tak ingin terlihat lemah hingga selalunya bisa dimanfaatkannya.Kata-katanya yang menyebutku pelacur di rekaman voice note yang dikirim Dini kala itu tak bisa lenyap dan terus membuat gatal telingaku.Menerbitkan kebencianku pada pria ini.Sungguh aku tak rela jika detik-detik aku meminta pisah darinya, malah dibuatnya kesempatan untuk menggauliku lagi.“Hati-hati, kau bisa jatuh!” ujarnya menatapku sedih saat aku menolaknya.“Tolonglah, Mas. Hormatilah aku kali ini. Tak masalah yang ada dalam pandanganmu aku ini pelacur. Tapi sekarang aku mau pisah…”Bian hanya tertegun menatapku serisih itu disentuhnya. Dia tampak sangat bersalah.Tapi masih mencoba menjelaskan padaku, “Maaf untuk kata-kata itu, Mel. Tapi demi Allah aku tidak pernah bermaksud mengatakan hal itu.”“Aku tidak butuh penjelasan, Mas. Aku sudah tidak mau melanjutkan semua ini. Maaf, aku hanya minta dipulangkan saja. Tak masalah kalau aku harus kembali menjadi wanita kamp

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 124 : Pergi Bersama

    Sore hari pun tiba. Bian sudah mengirim pesan bahwa dia sudah di perjalanan menjemputku.Sudah kuputuskan seperti yang kuinginkan ahir-ahir ini. Dan aku tak mau banyak pikiran lagi untuk meragu.Hanya saja aku merasa tidak enak kalau tidak memberitahu Tante Aini. Dia selama ini selalu mendukungku agar tetap bertahan dengan Bian. Jadi kuharap dia memahami situasiku saat ini.Sayangnya, panggilanku tak juga tersambung. Kutunggu sebentar barangkali dia repot ada kajian yang harus diisinya. Aku tahu itu karena sering melihat statusnya di medsosnya. Tante Aini sosok wanita perpengetahuan luas yang sering diminta mengisi kajian di majlis-majlis.Tanganku menyapu layar ponsel dan kebetulan melihat status Tante Aini. Dia memang sedang ada di sebuah acara bersama beberapa wanita berhijab yang lain dengan caption, [Jalan menuju surga untuk wanita muslimah] Mungkin itu tema kajiannya kali ini.Hingga beberapa slide terakhir, aku terkejut ada Miranda yang berfoto bersamanya dan Om Damar.Mirand

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 123 : Memutuskan

    "Tidak enak kalau kita ngomong ditelepon Mel, kita ketemu ya?"Terdengar suara Bian masih mencoba membujukku untuk bertemu.Kutarik napas dalam-dalam beberapa kali agar aku kembali tenang. Berasa cengeng sekali kalau di depan Bian. Tapi tak semestinya aku memperlihatkan kerapuhanku ini pada pria yang sama sekali tidak pernah menghargaiku selayaknya wanita pada umumnya.“Aku jemput, ya?” Bian. Baru kusahuti dengan lirih, "Enggak mau, Mas.""Kenapa?" tanyanya dengan setenang mungkin, karena sejak tadi aku tidak berhenti terisak. Mungkin Bian hanya ingin aku kembali tenang dulu agar bisa melanjutkan obrolan kami. "Bisa tidak menjamin bahwa kita hanya bertemu?""Maksudmu?" suaranya terdengar heran.Seharusnya dia tahu apa yang kumaksudkan. Mana bisa dia mengajakku bertemu tanpa meniduriku?"Aku tidak mau berhubungan, Mas. Aku mau pisah." Kujelaskan hal itu sekalian."Oke, kita ketemu dulu, ya?"Akhirnya aku mengiyakan ajakannya untuk bertemu. Biar sekalian kami tuntaskan semuanya.

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 122 : Pulangkan Aku

    Hingga larut malam aku mondar mandir di kamar, tapi tak juga Bian datang.Jadi penasaran, apa yang sedang dia bicarakan dengan Tom Lee di depan.Aku memutuskan keluar dan mencari tahu. Tidak tenang saja kalau aku tidak tahu apa-apa.“Sudah malam, Mel. Kenapa tidak tidur?” tanya Iqdam yang juga masih belum tidur.“Mas Bian masih di depan?” tanyaku menoleh ke ruang depan. Tapi kosong dan sepi.“Sudah pergi tadi.” Iqdam kembali menjawab dengan cuek.“Pergi? Mas Bian juga?” tanyaku lagi.Iqdam yang sibuk dengan ponselnya melirikku. “Bukannya kau tidak mau bertemu dengan Mas Bian? Dia pergi kamu cari-cari?” ucapnya menyindirku.Aku tak membahasnya. Malas saja sudah malam. Dan lagi, aku juga lelah dan mengantuk. Tidak baik sedang hamil begini tapi masih begadang.Teringat hal itu aku sebenarnya merana. Biasanya ada suami yang akan mendampingiku dan menjagaku di masa kehamilan. Tapi itu tidak akan bisa jika statusku hanyalah istri simpanan Bian.Hingga saat aku masuk, kutemukan ponselku sud

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 121 : Bertemu Bian

    ~ Pov Melati ~Ketika hendak memesan ojek online di aplikasi yag ada di ponselku, aku menyadari ponselku tak ada di tas.Baru kuingat, tadi aku sempat mengeluarkannya dari tasku untuk melihat jam. Kuletakkan di nakas dan kutinggal ke kamar mandi.Sekeluarnya aku lupa tidak memasukan lagi ke dalam tasku. Karena terburu-buru, takut keduluan Bian bangun dan akan sulit baginya membiarkanku pergi.Aku masih labil. Belum bisa bicara dengan baik dengannya. Percuma juga karena nanti kami hanya akan bertengkar dan selalunya aku yang merasa sakit hati.Aku hanya mencoba menjaga emosiku saat-saat masih trimester pertama ini. Takut mahluk kecil di rahimku ini terimbas buruk dari keadaanku.Hujan yang tiba-tiba turun membuatku harus mencari tempat untuk berteduh. Tidak mungkin juga harus balik ke vila itu. Jadi aku melangkah ke minimarket yang tak jauh dari vila itu.Masuk ke dalam untuk membeli air mineral, tak tahunya melihat susu formula untuk ibu hamil, aku jadi ingat stok susu ibu hamil di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status