Home / Rumah Tangga / Gelora Cinta Istri 1 Miliar / Bab 127 : Tak Perlu Baper

Share

Bab 127 : Tak Perlu Baper

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-07-18 20:44:54

“Jam berapa semalam datang?” tanyaku pada Iqdam.

Aku ingat sampai aku tertidur, Iqdam belum datang. Hanya ada Bian yang menungguiku.

“Sekitar jam satuan. Aku bantu Faris mengurus pesanan yang overload. Jadi baru bisa datang,” ujar Iqdam yang masih setengah mengantuk.

Tadi dia terbangun karena ada dokter yang meninjau kondisiku. Kasihan juga Iqdam, saat ini dia yang lebih repot mengurus online shopku karena aku dikit-dikit sakit.

“Tidur saja kalau kamu ngantuk,” ujarku padanya.

Tapi Iqdam bukannya tidur malah membuka ponselnya.

Dasar anak itu, bilang ngantuk tapi ponselnya tak bisa lepas dari tangannya.

Aku teringat Bian. Apa dia sudah balik ke Surabaya? Pasalnya semalam bilang akan langsung pergi setelah Iqdam datang.

“Dam?”

“Apa?”

“Mas Bian semalam bilang langsung ke Surabaya?”

Iqdam menoleh ke arahku sembari menjawab, “Bilangnya ke aku sih mau menemui Faris. Tapi aku tidak tahu kalau setelahnya balik ke Surabaya atau tidak?”

“Menemui Faris?” tanyaku lagi.

“Iya, aku bilang tentan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 130 : Pernah Bertemu(2)

    “Saat ada pertemuan di hotel Grand Tulip waktu itu, aku pernah memergokimu di lobi sedang bermasalah dengan satpam. Aku juga bertemu denganmu lagi di tempat lain tapi aku lupa. Tak sengaja aku tahu kau adalah pemilik online shop yang menjadi perbincangan beberapa klienku. Jadi sekalian saja aku mengundangmu.”Tom Lee baru menjabarkan tentang bagaimana dirinya bisa mengundangku.Aku segan mau bertanya lebih jauh seolah aku mendesaknya untuk bertanya apakah dia menyukaiku?Jujur aku sama sekali belum ada pemikiran ke arah sana.Bukan hanya karena aku saat ini masih terikat sebuah pernikahan dengan Bian, tapi lebih pada ingin menjaga mentalku saja.Lagi pula, mana mungkin secepat ini aku akan bisa mencintai Tom Lee kalau sampai saat ini juga Bian masih bercongkol dalam hatiku?Katakanlah aku ini memang bodoh karena masih mencintai pria itu—di luar keinginanku ngotot berpisah darinya.Tapi, siapa juga yang bisa mengendalikan perasaan?Kami sama-sama diam untuk beberapa saat.Tak tahu h

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 129 : Pernah Bertemu

    Bian sudah balik ke Surabaya dan kuikuti keinginanya dengan tidak membuat diriku stres agar kehamilanku baik-baik saja.Seperti kali ini, aku tak menolak ketika Tom Lee mengajakku ke vila pribadinya yang indah.Tentu aku tidak sendiri, tapi bersama Elis dan putrinya. Tom Lee juga mengajak Flowra, pengasuh putrinya, juga sang mama.Karena bersama banyak orang, aku tidak punya alasan menolak ajakannya.“Anak-anak mau renang, kau tidak ikut?” Elis membuntuti Laila yang sudah berganti pakaian renang.“Astaga, dingin begini mau renang?” tukasku.“Enggak apa, Ma. Flowra dan Laila kan anak kuat. Ya, kan, La?” Flowra yang baru keluar dari dalam juga sudah siap dengan pelampungnya.“Iya, Sayang. Jangan lama-lama ya berenangnya, sekarang sedang musim batuk pilek,” ujarku mengelus rambut kepala anak itu.“Baik, Ma.” Flowra tersenyum manis dan berlari menyusul Laila yang sudah langsung nyemplung di kolam renang.Bu Rosi, mama Tom Lee mendekatiku dan duduk di samping. “Terima kasih ya, Mel.”“O

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 128 : Tak Terima

    Saat itu Tom Lee datang bersama Elis. Mereka memang ingin menjemputku. Anak-anak pasti sudah ada di rumahku.“Jangan begitu, Bro. Ini rumah sakit keluargaku.” Tom Lee menyinggung Bian yang tak mau menerima kembali biaya administrasi yang sudah dibayarnya.“Kenapa kalau ini rumah sakit keluargamu? Kalaupun negara ini juga milikmu, apa peduliku? Ini sudah menjadi tanggung jawabku, jadi tak perlu repot-repot mengratiskan biaya untuk istriku. Kasih saja pada kaum dhuafa sana!”“Melati itu bukan orang lain kok bagiku, kau juga temanku, jangan menyinggungku dengan menolak biaya yang sudah kubereskan.”“Dia istriku.” Bian kembali menandaskan hal itu.Aku bisa melihat sisi posesif Bian saat mengatakan hal itu.Aku dan Elis jadi tegang karena kedua pria itu berdebat. Kelihatan santai di nada suara mereka, tapi tidak di setiap makna kata yang diucapkan itu.Kusenggol lengan Elis agar perdebatan segera berahir.“Permisi, apa kita tidak jadi pulang?” tukas Elis.Keduanya langsung menoleh ke a

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 127 : Tak Perlu Baper

    “Jam berapa semalam datang?” tanyaku pada Iqdam.Aku ingat sampai aku tertidur, Iqdam belum datang. Hanya ada Bian yang menungguiku.“Sekitar jam satuan. Aku bantu Faris mengurus pesanan yang overload. Jadi baru bisa datang,” ujar Iqdam yang masih setengah mengantuk.Tadi dia terbangun karena ada dokter yang meninjau kondisiku. Kasihan juga Iqdam, saat ini dia yang lebih repot mengurus online shopku karena aku dikit-dikit sakit. “Tidur saja kalau kamu ngantuk,” ujarku padanya.Tapi Iqdam bukannya tidur malah membuka ponselnya.Dasar anak itu, bilang ngantuk tapi ponselnya tak bisa lepas dari tangannya.Aku teringat Bian. Apa dia sudah balik ke Surabaya? Pasalnya semalam bilang akan langsung pergi setelah Iqdam datang.“Dam?”“Apa?”“Mas Bian semalam bilang langsung ke Surabaya?”Iqdam menoleh ke arahku sembari menjawab, “Bilangnya ke aku sih mau menemui Faris. Tapi aku tidak tahu kalau setelahnya balik ke Surabaya atau tidak?”“Menemui Faris?” tanyaku lagi.“Iya, aku bilang tentan

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 126 : Ngidam Mangga

    “Kok tahu aku di sini?” tanyaku pada Elis.Setelah makan aku seudah merasa bertenaga sekarang. Tak cuma untuk mengobrol. Tapi juga duduk dan tak harus sakit kepala lagi.“Pak Bian tadi menghubungi Iqdam. Kebetulan Iqdamnya masih ada kerjaan. Jadi aku dulu yang datang. Kebetulan Flowra dan papanya ke rumah. Jadi sekalian kami sama-sama menengokmu.” Elis menjelaskan.Aku baru menoleh ke arah Tom Lee yang belum kusapa sejak datang itu.Tadi begitu datang dia masih sibuk mengobrol dengan Bian jadi aku kurang memperhatikannya.“Terima kasih, Pak, sudah repot-repot menengok.”“Ah kau ini, Mel. Kaya sama siapa saja.” Tom Lee tidak suka aku masih bersikap seperti orang asing. Padahal anaknya sudah memanggilku mama.Lalu kutatap dua bocah itu, aku bertanya serius pada Elis, “Anak kecil boleh ikut menengok orang sakit?”Seingatku di rumah sakit ini anak kecil tidak boleh ikut masuk.“Kupikir juga begitu, tapi Pak Tom Lee yang mengusahakannya,” ujar Elis sembari menoleh pada Tom Lee agar juga me

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 125 : Tak Mau Lagi

    Kudorong tubuhnya sekuat tenaga dan aku sungguh tak ingin terlihat lemah hingga selalunya bisa dimanfaatkannya.Kata-katanya yang menyebutku pelacur di rekaman voice note yang dikirim Dini kala itu tak bisa lenyap dan terus membuat gatal telingaku.Menerbitkan kebencianku pada pria ini.Sungguh aku tak rela jika detik-detik aku meminta pisah darinya, malah dibuatnya kesempatan untuk menggauliku lagi.“Hati-hati, kau bisa jatuh!” ujarnya menatapku sedih saat aku menolaknya.“Tolonglah, Mas. Hormatilah aku kali ini. Tak masalah yang ada dalam pandanganmu aku ini pelacur. Tapi sekarang aku mau pisah…”Bian hanya tertegun menatapku serisih itu disentuhnya. Dia tampak sangat bersalah.Tapi masih mencoba menjelaskan padaku, “Maaf untuk kata-kata itu, Mel. Tapi demi Allah aku tidak pernah bermaksud mengatakan hal itu.”“Aku tidak butuh penjelasan, Mas. Aku sudah tidak mau melanjutkan semua ini. Maaf, aku hanya minta dipulangkan saja. Tak masalah kalau aku harus kembali menjadi wanita kamp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status