Share

Bab 133

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-21 23:41:22

Tom Lee tampak senang mendengarku memilihnya.

Hanya saja dia belum puas menceramahi Bian.

“Saat ini, Melati sedang mengandung anakmu, apa kau masih juga egois hanya untuk memenuhi keras kepalamu itu? Lihat kau hampir saja membuatnya celaka.” Tom Lee menambahi.

Bian tak menyahut. Sepertinya dia menyesal hampir membuatku terjatuh meski tidak disengajanya.

Ketika Tom Lee menuntun lenganku agar aku lebih baik menuju mobilnya, kulihat Bian hanya mengeratkan rahangnya dan membuang napas denga kasar. Tak berdaya membiarkanku pergi begitu saja.

Sikapnya itu menegaskan, kalau untuk kebaikan janin yang kukandung ini, Bian sudah barang tentu akan mengalah.

Kutatap dari pantulan cermin di spion mobil saat melaju, Bian masih membeku di tepi mobilnya menatap kami berlalu.

Lalu kutoleh Tom Lee untuk bertanya, “Bagaimana kau tahu banyak tentang kami, Tom?”

“Elis yang menceritakannya,” jawabnya tak banyak basa-basi.

Aku sudah menduganya.

Kusesali mengapa temanku itu malah menceritakan semua hal it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
lis zabet
kok tom lee ga bisa lawan mereka?
goodnovel comment avatar
hanna es
lanjut thorrrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 144 : Bicara Dengan Miranda(2)

    “Aku sudah banyak berdosa pada Bian, Mel. Aku hanya ingin menebus dosa-dosaku. Dia begitu legowo memaafkanku atas kekhilafanku berselingkuh bersama teman baikku. Dan selama ini, Bian sudah begitu direpotkan oleh ulah kakak dan mamaku. Mereka sudah keterlaluan sekali.”Miranda menangis. Tampak sangat menyesali semua kebodohannya selama ini. Aku juga tahu semua dosa-dosa Miranda itu. Ternyata Miranda benar-benar menyadarinya.Miranda melanjutkan ucapannya, “Jadi seharusnya aku juga menerima semua keputusan Bian. Aku juga harus legowo karena sikapku yang buruk selama ini membuatnya kemudian jatuh hati padamu. Aku tentu saja iklas apapun keinginannya. Asal dia bahagia, Mel.”Aku terkesan dengan sikap besar hatinya.Setelah memahami semuanya, kini aku malah bisa merasakan kesedihannya.Bagaiamana seandainya aku ada di posisi Miranda?Apakah aku bisa seiklas itu mengizinkan suamiku menikah lagi?Oh…“Tidak apa, ya, besok aku tidak bisa datang mengantarmu dan Bian menikah di KUA. Bian b

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 143 : Bicara Dengan Miranda

    “Kita nikah besok, Mas?”Aku terkejut ketika Bian menyampaikan akan segera mengurus dokumen pernikahan kami di kantor urusan agama.“Kenapa? Kau mau menunggu anak kita lahir baru menikah?”Bian tampak heran melihatku malah tegang mendengarnya mengatakan akan segera melegalkan pernikahan kami.“Sudah ada Iqdam selaku walimu, kalau mereka butuh pakde yang dulu menikahkan kita, dia juga sudah di perjalanan. Ibu juga akan datang.”Ternyata Bian sudah mengatur semuanya.Kapan pria ini melakukannya?Semalam kami bahkan begadang sampai tengah malam dan setelah itu baru terlelap bersamaan.Aku bahkan tidak bisa makan dan minum. Sejak tadi hanya mempermainkan jemariku sendiri.Bian menyentakku, “Ada apa, Mel?”Dengan polosnya aku mengatakan padanya, “Lalu Tom Lee dan Bu Rosi gimana?”Bian langsung melotot ke arahku.Sepertinya kesal mendengar ternyata aku tidak bisa makan dan minum karena memikirkan mereka.“B-bukan itu saja yang ku pikirkan, Mas. Jangan melotot begitu, ah!” tukasku menyenggol

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 142 : Minta Maaf

    “Kau menangis karena itu?”“Benar, Mas. Maaf, ya. Aku begitu lelah dan tak nyaman malam itu. Aku bahkan tak tahu apa yang kukatakan pada Mas Bian sampai Mas Bian marah padaku malam itu dan langsung balik ke Surabaya.” Bian mengernyitkan dahinya mentapku. Aku pun menatapnya dengan sisa-sisa air mata yang masih menggenang.Baru dia mengelus pipiku untuk menghapus sisa air mata itu dengan lembut. “Aku tidak marah padamu.”Dia pasti bohong padaku.Bian memintaku duduk kembali, membiarkanku tenang dulu baru kami lanjut mengobrol. “Memangnya budemu bilang apa sampai kau sesedih itu?”“Bude menceritakan tentang penyitaan yang dilakukan kakak Miranda di rumah Om Damar. Maaf, aku baru tahu hal itu. Bude dan ibu saat itu juga sedang di Batu karena ada undangan pernikahan kerabat ayahku. Jadi kami semua tidak tahu.”“Baru tahu dua minggu kemudian ketika bersilaturrahmi langsung ke rumah Om Damar. Setelah tahu hal itu, bude dan ibu juga tidak memberitahuku karena berpikir aku pasti sudah leb

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 141 : Bukan Siapa-siapa

    “Kenapa kau ke Surabaya? Biasanya barang-barangmu dikirim saja?”Baru datang Bian langsung mencecarku tentang alasanku ke Surabaya.“Ada beberapa hal yang butuh ku kordonasikan langsung. Maaf, aku juga suntuk di rumah. Tidak tahu kenapa pengen banget ke Surabaya,” kuberikan alasan itu.“Bukannya baru kemarin ke vila Tom Lee? Kalau suntuk jangan jauh-jauh, pergi ke sana saja.”Deg!Apa Bian sedang menyindirku?Pria ini, walau nada suaranya tenang, tapi aku merasa dia menyindirku. Mungkin aku juga harus menghadapinya dengan tenang.“Maaf, ya? Sepertinya Mas Bian tidak suka sekali aku datang ke Surabaya,” ujarku.“Bukan begitu.”“Tadi aku maunya langsung balik ke Batu. Tapi aku lelah, dan pinggangku sakit. Maunya cari hotel saja untuk menginap. Tak tahunya Iqdam bilang sudah menghubungimu.” Aku menyampaikannya dengan sedih. kutambahi, "Kalau begitu, aku ke apartemen Nyonya Wibowo saja, ya? Tadi dia bilang aku boleh menginap di sana kalau aku kebetulan di Surabaya." Aku langsung bangkit

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 140 : Kepikiran(2)

    “Mel, masih ingat tidak, ketika kita datang ke sini karena ada undangan di Mojokerto, ternyata ada sesuatu yang heboh di kampung kita.” Bude bercerita.“Apa itu, bude?” tanyaku penasaran.“Kita juga baru tahu dari tetangga yang kebetulan membahas ini, bahwa rumah dan pondok juga semua tanah atas nama Pak Damar, mau disita oleh keluarga istri Pak Bian. Warga sempat heboh, sampai mau adu jotos sama pihak yang mau menyita rumahnya.”Aku terbengong mendengar hal itu. Kejadian itu sudah lebih dari sebulan yang lalu. Dan aku tidak tahu apa-apa?“Kok bude dan ibu tidak cerita, sih?” tukasku sedikit menyesali baru tahu hal ini.“Lho, perasaan kamu yang lebih tahu, Mel. kita tidak tanyain ini juga karena takut mengusik masalah rumah tangga kalian. Solanya pas kita silaturrahmi ke rumah Bu Aini, dia bilang, penyitaan itu tidak jadi karena Pak Bian mau menikah lagi dengan Miranda.”“Bu Aini sampai meminta maaf pada ibumu, kalau semua ini harus terjadi. Aku dan ibumu bisa memahami keputusan Pak B

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 139 : Kepikiran

    ~ POV Melati ~Aku keluar kamar dan tak mendapati Bian di manapun.Teringat pertengkaran semalam yang terus saja berputar-putar untuk hal yang takberguna—kesal sebenarnya. Walau begitu, aku menyesali beberapa kata-kataku yang begitu saja meluncur tanpa kupikirkan dulu.Apa Bian sakit hati mendengarnya?Kuperiksa ponselku, barangkali Bian mengirim pesan memberitahu ke mana dia pergi. Tapi tak ada notif apapun. “Sarapan dulu. Sudah ditunggu mama dan yang lain.” Tom Lee mengejutkanku. Dia datang saat aku berjalan ke teras untuk mencari Bian.“Oh, baiklah,” ujarku.Hari ini kami akan balik. Jadi sarapannya lebih pagi.Ketika berjalan beberapa langkah, kakiku terhenti. Aku berbalik badan karena ingin menanyakan pada Tom Lee di mana Bian.Tanpa menunggu bertanya, Tom Lee sudah menebak apa yang ada dipikirkanku.“Bian balik ke Surabaya semalam.”“Oh, begitukah?” tukasku menyembunyikan sisi terkejutku. Malam-malam langsung balik begitu saja? “Jangan terlalu dipikirkan lagi. Bian juga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status