Home / Romansa / Gelora Hasrat Kakak Ipar / Bukan Wanita yang Bisa Dikejar

Share

Bukan Wanita yang Bisa Dikejar

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2023-11-22 09:21:17

"Akhh!"

Belinda memekik kaget mendengar suara lecutan sabuk Daniel.

"Mengapa kau berteriak, Sayang? Aku bahkan belum melakukan apa-apa," seru Daniel yang kembali melecutkan sabuknya ke udara sambil melangkah mendekati Belinda.

Belinda mulai bergerak mundur dan mundur, tapi Daniel yang tidak mau melepaskan istrinya pun langsung melangkah lebih cepat lalu menarik rambut Belinda sampai wajah Belinda mendongak menatap pria itu.

"Akhh, Daniel!"

"Tidak seharusnya kau menjauh dari suamimu, Belinda."

"Lepaskan aku, Daniel! Aku tidak mengatakan apa pun pada Luca, aku tidak pernah mengatakan apa pun pada siapa pun, Daniel!"

"Lalu apa yang kau lakukan berduaan dengan Luca, hmm? Menggodanya? Mencari perhatiannya?" seru Daniel lagi di depan wajah Belinda.

Sungguh, sapuan napas Daniel, alih-alih membuat Belinda meremang, malah membuat Belinda memucat ketakutan.

"Aku tidak pernah menggoda Luca, Daniel. Seharusnya ucapan itu lebih cocok untukmu dan Lorena yang entah melakukan apa tadi," balas Belinda penuh perlawanan.

Namun, sikap Belinda malah melecut kemarahan Daniel. "Kau benar-benar suka membantah, Belinda, padahal kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau membantahku kan?"

Tanpa aba-aba, Daniel langsung menarik lepas sabuk jubah mandi Belinda dan dalam sekejap, tubuh polos wanita itu terpampang di sana. Daniel mendorong kasar tubuh Belinda sampai menungging dengan setengah tubuhnya di atas ranjang tapi kakinya masih menapak lantai. Daniel pun langsung melecutkan sabuknya ke punggung indah itu. Plak!

"Akhh!" pekik Belinda sambil menahan napasnya sejenak saking perihnya.

Daniel yang mendengar pekikan itu hanya tersenyum miring dan malah makin bersemangat membuat maha karyanya di tubuh Belinda, sampai Belinda harus menggigit bantalnya sekuat tenaga menahan rasa sakit dan agar suaranya tidak terdengar sampai keluar.

Entah berapa lama Daniel melakukan kekejaman itu, Belinda tidak ingat lagi, karena rasa lelah dan sakit yang luar biasa akhirnya membuat Belinda tertidur dengan begitu cepat.

*

Sebuah buket bunga dengan mawar merah yang begitu cantik terpampang di hadapan Belinda begitu ia membuka matanya pagi itu. Dan si pembawa bunga adalah Daniel, suaminya yang pagi ini mendadak sembuh.

"Selamat pagi, Sayang! Kuharap kau mau memaafkan aku untuk semalam, aku khilaf, Sayang, apa masih sakit, Belinda Sayang? Boleh aku lihat?"

Daniel sudah menyentuh lengan Belinda, tapi Belinda menyingkirkan tangan Daniel karena disentuh saja sudah terasa begitu sakit baginya. Seluruh tubuhnya luka hingga Belinda tidak bisa menjelaskan bagian mana yang lebih sakit.

"Aku tidak apa," jawab Belinda ketus.

"Ah, kau pasti masih marah padaku, tapi ayolah, Sayang, tersenyumlah, jangan tunjukkan wajah itu pada orang lain. Maafkan aku ya, Sayang."

Tanpa rasa bersalah, Daniel pun mencium kening Belinda dan tersenyum padanya seolah Daniel di hadapannya adalah orang yang berbeda saat ini.

Ya, ini sudah menjadi kebiasaan yang tidak akan mungkin bisa hilang. Daniel melampiaskan emosinya lalu minta maaf dengan banyak bunga dan hadiah, lalu mengulang lagi dengan lebih parah dan minta maaf lagi.

Bagi semua orang yang melihatnya, ini terasa sangat romantis, padahal kenyataannya sangat mengiris hati.

"Ah, baiklah, Sayang, ayo bersiap karena sebentar lagi kita akan sarapan bersama, tapi ingat, tutupi lebammu!" pesan Daniel.

Sama seperti pesan jaga sikapmu, pesan tutupi lebammu adalah pesan yang sangat sering Daniel katakan sampai Belinda muak sendiri. Menjadi bagian dari keluarga terhormat sungguh melelahkan bagi Belinda yang harus selalu memakai topeng baik-baik saja, padahal ia tidak baik-baik saja.

Belinda pun mengembuskan napas panjangnya sebelum ia langsung bersiap dengan cepat karena Daniel tidak suka wanita yang lambat. Belinda pun memakai setelan formalnya yang sangat tertutup dari leher sampai ke kaki, tapi tetap elegan di tubuh Belinda. Tidak lupa make up yang cukup tebal untuk menutupi sisa lebam yang masih berbekas di wajahnya.

Dan setelah semuanya sempurna, Daniel pun dengan bangga menggandeng istrinya yang sangat cantik itu ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Semua orang sudah menunggu di ruang makan pagi itu, termasuk Luca yang semalam tidak bisa tidur memikirkan Belinda. Walaupun tahu tidak seharusnya Luca memikirkannya, nyatanya Luca kesulitan mengenyahkan wanita itu dari otaknya.

"Selamat pagi semua," sapa Daniel yang membuat tatapan semua orang langsung mengarah padanya.

Seperti biasa, Belinda terlihat sangat cantik dan elegan, walaupun pakaiannya menurut Luca terlalu tertutup secara berlebihan.

Dengan sigap, Daniel menarik kursi untuk Belinda dan Belinda pun duduk di sana sampai Lorena tidak berhenti menatap kagum pada Daniel yang gentle itu.

"Wah, Kak Daniel memang paling romantis, membangunkan Kak Belinda dengan sebuket bunga mawar, lalu melayani Kak Belinda begitu lembut. Aku juga mau mendapat suami sepertimu, Kak," ucap Lorena dengan tatapan mengerling penuh harap.

Daniel tersenyum bangga mendengarnya. "Istriku yang cantik ini memang harus diperlakukan dengan spesial, Lorena."

Daniel meraih tangan Belinda dan mencium punggung tangannya dengan mesra. Namun, ekspresi Belinda hanya tetap datar tanpa senyuman dan terlihat tidak menikmati apa yang dilakukan oleh suaminya itu.

Luca sampai memicingkan mata melihatnya. Kemarin ditampar, pagi ini berbaikan dan makin mesra, mungkin itulah yang membuat Belinda tergila-gila pada suaminya itu.

"Aku tidak tahu kalau ternyata kau begitu romantis, Daniel," seru Luca juga.

"Kau kan lama tinggal di luar negeri dan tidak pernah menghabiskan waktu bersama kami, Luca. Tanyakan saja pada Belinda, aku memang romantis kan, Sayang?" Daniel menatap Belinda lekat-lekat sampai Belinda pun memaksakan senyumnya.

"Tentu saja! Suamiku yang terbaik," sahut Belinda singkat.

Lorena yang mendengarnya makin menyanjung Daniel setinggi langit, sedangkan Luca makin memicingkan matanya melihat ekspresi yang alih-alih bangga pada suaminya, Belinda malah terlihat tertekan.

Entah apa yang terjadi sebenarnya, tapi Luca tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Belinda sepanjang sarapan.

*

Mobil yang dikendarai Luca akhirnya tiba di Alfredo Group pagi itu, sebuah perusahaan konstruksi besar yang banyak menangani proyek pemerintah. Tentu saja dengan jabatan mentereng keluarga itu di pemerintahan, sebagian besar proyek pemerintah pasti jatuh ke Alfredo Group.

Untungnya, Luca sendiri memiliki cukup pengalaman di bidang yang sama, walaupun tetap butuh waktu baginya untuk menyesuaikan dirinya di perusahaan ini.

"Selamat pagi, Bos!" sapa Jedy yang dengan sigap membukakan pintu untuk Luca.

"Hmm! Kau sudah berkeliling pagi ini?" sahut Luca sambil melangkah masuk ke perusahaan dan menuju ke lift.

Beberapa karyawan yang sudah mengenalinya pun langsung menunduk sopan.

"Sudah, Bos! Aku sengaja datang pagi-pagi sampai aku melewatkan sarapanku."

"Kau pikir aku percaya itu, hah? Sejak kau melakukan kesalahan saat memesan wanita malam itu, aku jadi ragu padamu, Jedy."

"Ah, padahal sungguh itu bukan sepenuhnya salahku, Bos. Bukan aku yang membuat Bu Belinda masuk ke kamarmu dan berakhir tidur denganmu kan?"

Luca langsung membelalak mendengarnya. "Sial, Jedy. Suaramu keras sekali!"

"Ya ampun, maafkan aku, Bos!" seru Jedy yang langsung menutup mulutnya. "Hmm, tapi pintu liftnya sudah terbuka, ayo, Bos!" imbuh Jedy cepat.

Di saat yang bersamaan, Belinda sendiri sudah melangkah masuk ke perusahaan dan ia buru-buru pagi itu karena ada pekerjaan penting yang harus ia selesaikan. Belinda melangkah dengan cepat dan saat pintu lift terlihat akan menutup, Belinda pun buru-buru menahannya.

"Maaf! Permisi!" seru Belinda sambil melangkah masuk ke lift.

Namun, Belinda sempat terdiam saat tatapannya bertemu dengan tatapan Luca di sana.

"Selamat pagi, Belinda!" sapa Luca berusaha bersikap biasa saja. "Kau terlambat!"

Belinda mengembuskan napas panjangnya. "Aku bukan karyawan yang harus tepat waktu kan?" sahut Belinda yang langsung masuk dan memilih berdiri di depan Luca dan Jedy.

Jedy hanya diam saja di sana, sedangkan Luca masih terus menatap penampilan Belinda.

"Kau tahu sejak melihatmu tadi pagi, aku sudah penasaran. Kau mau pergi bekerja atau pergi ke pemakaman, Belinda?"

Belinda langsung mengernyit mendengar pertanyaan Luca. "Apa maksudmu, Luca?"

"Lihatlah, blouse lengan panjang hitam, celana panjang coklat, rambut diurai, dan ... semua tertutup, kau lebih mirip orang yang sedang berduka," sahut Luca lagi sambil mengamati penampilan Belinda.

"Hmm, lalu kau mau aku memakai bikini, hah? Tidak ada yang salah dengan penampilanku karena memang seperti inilah gayaku. Yang salah adalah otakmu yang hanya diisi dengan para wanita seksi, tapi maaf, aku bukan salah satu dari mereka, jadi jangan berfantasi tentangku! Permisi! Aku sudah tiba!"

Belinda langsung melangkah keluar begitu pintu lift terbuka dan Luca yang ditinggalkan, lagi-lagi hanya bisa tertawa kesal. Sungguh, Belinda adalah makhluk paling menyebalkan yang pernah Luca kenal. Sikapnya sangat apatis dan anti sosial, seolah ia tidak butuh orang lain dan selalu ketus pada semua orang.

Namun, sialnya, makin wanita itu ketus, Luca malah makin penasaran, walaupun Luca tahu Belinda bukanlah wanita yang bisa ia kejar.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
andai Luca tahu bahwa Belinda hanya menutupi luka hatinya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Gelora Hasrat Kakak Ipar (END)

    Sembilan bulan kehamilan Belinda yang kedua adalah sembilan bulan yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa kalau ternyata Belinda hamil anak kembar. Luca sampai tidak berhenti memekik senang saat melihat hasil USG, sedangkan Belinda kaget sendiri sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Luca pun menjadi makin protektif pada Belinda, bahkan Belinda tidak boleh mengangkat barang yang berat sama sekali, termasuk menggendong Jonathan. Luca yang selalu menggendong Jonathan dan menggantikan Belinda mengurus anak mereka itu, bahkan Luca membawanya ke kantor sampai para karyawan gemas sendiri dan bergantian menjaga Jonathan. Kadang Jonathan akan berlarian kesana kemari sambil berteriak kegirangan. Kadang Jonathan akan duduk di meja sekretaris sambil membuyarkan berkas. Kadang Jonathan juga duduk di divisi besar dan bernyanyi dengan gembira. Jonathan adalah anak yang sangat bahagia dan dicintai banyak orang. Dan kini, Jonathan akan menjadi kakak dari dua bayi kembar yang lucu ya

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bahagia Untuk Semua

    "Kami membawakan oleh-oleh dan vitamin untuk Ayah." Luca dan Belinda menjenguk Hector di penjara hari itu. Tinggal di penjara dan beraktivitas santai tanpa memikirkan urusan politik dan bisnis lagi membuat Hector nampak lebih segar dan tanpa beban. Hector benar-benar sudah melepaskan semuanya dan berniat pensiun setelah keluar dari penjara. Hector pun berniat tinggal di rumah saja dan menghabiskan masa tuanya bersama anak cucunya. "Ah, terima kasih, Luca, Belinda. Tapi biarkan Ayah melihat cucu Ayah dulu." Luca dan Belinda membawa Jonathan ke penjara dan Hector pun tidak berhenti tertawa gemas melihat tingkah cucunya itu. "Haha, dia makin lucu dan makin tampan, tapi cepatlah pulang, tidak baik terlalu lama membawa bayi di sini. Tapi beberapa bulan lagi, dia berulang tahun kan? Maaf ya, Grandpa tidak bisa membelikan hadiah apa-apa, tapi Luca, belikan mainan sepeda motor yang plastik itu untuknya. Katakan itu dari Grandpanya."Luca tertawa sambil mengangguk. "Tentu, aku akan melaku

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Tiga Pasangan yang Berbahagia

    "Eiffel, I'm in love!" teriak Jedy di bawah menara Eiffel malam itu. Dua minggu setelah menikah, Luca dan Belinda langsung pergi berbulan madu. Mereka tidak pergi berdua saja, tapi mereka membawa Jonathan bersamanya. Ameena sendiri sekarang menjadi pengasuh Jonathan dan Ameena selalu diajak ke mana pun Jonathan pergi. Bukan hanya Ameena, tapi karena mereka akan berlibur kali ini, mereka pun mengajak serta Jedy, Nando, dan Lorena. Tentu saja perjalanan itu menjadi perjalanan yang tidak terlupakan bagi mereka karena Jedy dan Nando yang masih jomblo ingin mendapatkan pasangan di kota paling romantis di dunia itu. Jedy yang antusias pun terus berteriak di bawah menara Eiffel itu sampai Luca mendadak malu sendiri mendengarnya. "Haruskah kau berteriak seperti itu? Seperti kau tidak pernah ke Eiffel saja. Aku kan pernah mengajakmu ke sini waktu itu." "Tapi ini pertama kalinya aku pergi dengan wanita, Bos. Tapi wanitanya tidak peka, karena itu, aku harus berteriak keras-keras," sahut Je

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Malam Pertama yang Menggebu

    "Sekali lagi selamat, Kak Belinda dan Kak Luca." Lorena kembali memeluk Belinda dan Luca setelah acara pernikahan yang sakral itu akhirnya selesai. Hanya keluarga yang hadir dan mereka pun melanjutkan acara itu dengan makan siang bersama. Suasananya pun begitu kekeluargaan dan Belinda juga terlihat begitu santai dengan gaun pengantin sederhananya.Hector dan Diana sendiri sudah dibawa kembali ke penjara, tapi mereka pergi dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka. Bahkan, sebelum pergi, mereka menciumi Jonathan dengan gemas. "Terima kasih, Lorena. Tapi aku mau memberikan hadiah kecil untukmu," seru Belinda yang langsung meraih buket pengantinnya. Awalnya Lorena sempat mengernyit sebelum ia melihat buket pengantin Belinda dan mendadak membelalak. "Apa itu? Buket pengantin untukku?" "Ya, ini untukmu agar kau segera menyusulku dan menikah lagi, Lorena." "Yang benar saja, Kak Belinda. Akhirnya aku akan kembali melanjutkan sekolahku dan aku belum memikirkan pernikahan lagi." "

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bersatu Dalam Ikatan Suci

    Sebuah taman di sebuah hotel mewah menjadi tempat dilangsungkannya sebuah acara sakral hari itu, yaitu pernikahan dari Luca dan Belinda. Dihadiri oleh hanya keluarga dekat mereka, akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Hector dan Diana pun diijinkan untuk menghadiri acara sakral itu hanya beberapa jam saja dan atmosfer di venue acara membuat mereka merinding saking bahagianya. Luca, anak mereka terlihat begitu gagah dengan setelan formalnya. Luca berdiri di panggung untuk menunggu pengantinnya tiba dan Luca sudah tidak sabar lagi untuk menjadikan Belinda sebagai istrinya yang sah. Belinda sendiri sudah begitu tegang di dalam ruang VIP hotel itu dan Belinda memakai gaun pengantinnya lagi. "Aku masih tetap tegang sekalipun ini pernikahanku yang kedua," seru Belinda pada Amelia yang sedang menggendong Jonathan. Bayi mungil itu sama sekali sudah tidak mungil sekarang. Jonathan yang sudah berumur lima bulan itu terlihat sangat montok, terasa berat, dan sangat aktif. Seperti

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bahagianya Orang Tua Baru

    "Welcome home, Jonathan Alfredo." Semua orang memekik bahagia menyambut kepulangan Belinda dan bayi kecilnya dari rumah sakit. Bayi kecil itu diberi nama Jonathan Alfredo. Jonathan artinya pemberian Tuhan. Jonathan memang pemberian Tuhan yang paling indah dalam hidup Luca dan Belinda. Jonathan juga adalah pejuang kecil yang bahkan sejak dalam kandungan sudah menghadapi ketegangan yang begitu besar bersama Belinda saat harus menghadapi Daniel waktu itu. Sungguh, Jonathan sudah terlatih menjadi kuat sejak dalam kandungan. Lorena adalah orang yang paling heboh hari itu karena Lorena menghias rumah keluarga Alfredo dengan balon-balon berwarna biru dan hiasan lainnya yang membuat rumah itu menjadi meriah. Dibantu oleh Jedy dan Ameena, Lorena pun menyiapkan hidangan spesial untuk merayakan kepulangan Belinda ini. "Ya ampun, Lorena! Ini kejutan sekali! Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untuk Jonathan," seru Belinda yang langsung memeluk Lorena. Jonathan sendiri masih digendong ol

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status