Share

Mari Bekerja Sama, Adik Ipar!

Langkah Belinda terasa begitu berat saat akhirnya Belinda berhasil kembali ke kamarnya sendiri yang sialnya hanya berjarak dua kamar dari kamar Luca.

"Sial, bagaimana aku bisa salah kamar dan mengapa harus Luca?" geram Belinda lagi.

Belinda tidak terlalu mengenal Luca yang merupakan kakak iparnya itu. Belinda pun hanya pernah bertemu Luca beberapa kali karena Luca memang tinggal di luar negeri. Dan kepulangan Luca untuk mengambil alih bisnis keluarga kali ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Belinda. 

Luca sendiri sama frustasinya dengan Belinda dan tidak berhenti mengumpati asistennya karena kejadian semalam.

"Apa yang terjadi pada wanita yang kupesan itu, hah? Bahkan sampai pagi ini, dia tidak muncul juga sampai membuatku berakhir dengan ... sial! Ini sulit dipercaya aku tidur dengan Belinda! Sial!"

"Maafkan aku, Bos! Aku sudah mengirim pesan padamu. Wanita itu tidak jadi datang karena ada urusan yang mendesak. Dia bahkan mengembalikan uangnya."

"Siapa yang membaca pesan di saat seperti itu, hah? Dan siapa juga yang butuh uangnya kembali? Sial! Yang jelas, apa yang terjadi tadi malam benar-benar kesalahan besar!" geram Luca yang tidak berhenti mengomel sendiri karena suasana hatinya yang sangat tidak baik itu.

Di sisi lain, Belinda akhirnya tiba di rumahnya siang itu dan ia langsung melihat Daniel di sana, sedang duduk berdampingan dengan seorang wanita muda yang seksi, adik angkatnya yang juga baru pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan kuliahnya.

"Kau di sini rupanya, Lorena," sapa Belinda.

"Oh, kau sudah pulang, Kak Belinda. Kau tidur sendirian di hotel?"

"Hmm, aku minum terlalu banyak alkohol semalam sampai aku tidur seperti orang mati."

"Tidak biasanya kau seperti itu, Sayang! Lain kali kau harus bisa menjaga sikapmu di acara besar seperti kemarin. Kau mengerti, Belinda?" seru Daniel sambil menatap istrinya tajam.

Belinda hanya mengangguk sambil melirik penuh tanya pada Lorena. Bahkan setelah Belinda tiba, Lorena pun masih tidak mau pergi dari samping Daniel, bahkan tanpa sungkan, Lorena memeluk lengan Daniel begitu erat.

Belinda pun masih berdiri di posisinya dalam diam saat tiba-tiba suara seorang pria terdengar tepat di belakang Belinda.

"Selamat siang semua, maaf aku terlambat!"

Sontak Belinda merinding mendengarnya karena ia hafal jelas suara Luca. Perlahan Belinda menoleh dan benar saja, tatapannya langsung bertemu dengan tatapan Luca.

Suasana pun seketika tegang bagi Belinda sampai urat lehernya tercetak jelas saking tegangnya, tapi Luca malah terlihat sangat santai. Luca pun hanya melirik Belinda sebelum Luca memilih melewatinya begitu saja dan duduk di sofa.

"Jadi semua sedang berkumpul di sini, hmm?" seru Luca yang menyapa kedua orang tuanya juga yang sedang duduk di sana.

"Kami sudah menunggumu, Luca. Kami senang sekali kau mau pulang untuk mengurus bisnis keluarga. Sebagai Menteri, Ayah tidak diijinkan untuk berbisnis di luar pemerintahan, begitu juga dengan ibumu dan Daniel yang mulai fokus di politik. Kau tahu keadaanya kan?" seru Hector, ayah Luca dan Daniel.

"Aku mengerti, Ayah! Aku bahkan sampai meninggalkan bisnisku sendiri demi pulang ke sini."

"Bisnismu itu bisnis kecil, Luca. Tidak sebanding dengan bisnis keluarga Alfredo yang sangat besar, jadi pilihan yang kau ambil untuk pulang ke sini adalah pilihan yang tepat," sahut Hector lagi dengan arogan sampai Luca hanya berdecak kesal mendengarnya.

Semua anggota keluarga Alfredo memang arogan dan suka merendahkan orang lain, itulah yang membuat Luca sendiri tidak cocok dengan mereka dan memilih berbisnis sendiri di luar negeri. Dan kepulangan Luca kali ini adalah hasil dari paksaan dan omelan tiada akhir dari kedua orang tuanya.

"Tenang saja, Luca, istriku akan membantumu di perusahaan. Aku tidak mengijinkan Belinda ikut campur dalam politik. Biar dia mengurus perusahaan saja," seru Daniel yang memang tidak pernah memanggil Luca dengan sebutan kakak karena umur mereka hanya berbeda dua tahun.

Daniel pun mengalihkan tatapannya pada Belinda. "Kuharap kau bisa bekerja dengan baik bersama kakakku, Sayang!"

Belinda yang mendengarnya pun makin menegang, apalagi saat Belinda melirik ke arah Luca dan ternyata pria itu juga sedang menatapnya.

Tentu saja Belinda tahu kalau pada akhirnya ia akan bekerja sama dengan Luca dalam mengurus perusahaan. Awalnya Belinda merasa tidak masalah dengan hal itu, tapi setelah kejadian semalam, Belinda tidak bisa merasa biasa saja.

Luca sendiri pun bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Belinda. Luca mengulurkan tangannya sambil memicingkan matanya menatap Belinda sampai Belinda seketika kehabisan napas dibuatnya.

"Mari bekerja sama, Adik Ipar!"

**

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fitria Pangumpia
...️...️...️...️...️...️...️...️
goodnovel comment avatar
Muqorobin Robin
hemmm...... lanjuttt
goodnovel comment avatar
Via
sangat menarik san seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status