Share

Wanita Lain di Pangkuannya

"Luca?"

Belinda masih membelalak kaget saat merasakan pelukan kokoh yang ternyata adalah pelukan Luca. Refleks, Belinda mendorong tubuh Luca dan berusaha menegakkan posisi berdirinya.

"Hati-hati, Belinda! Kau terlihat tidak fokus!"

Luca memang sedari tadi memperhatikan Belinda. Karena itu, Luca bisa bergerak begitu cepat menangkap Belinda sebelum wanita itu meluncur bebas.

"Terima kasih, tapi jangan sok tahu, aku malah sangat fokus sejak tadi. Permisi!"

Lagi-lagi Belinda melarikan diri dari Luca dan langsung melangkah cepat mengejar keluarganya. Mereka memasang senyuman ramah sampai saat para wartawan itu pulang dan pintu gerbang kembali ditutup, dan senyuman semua orang dalam keluarga itu pun langsung lenyap tidak bersisa, seolah mereka memang sudah biasa berpura-pura.

"Wartawan sudah pulang. Kita istirahat sebentar sebelum nanti malam menyambut tamu lagi," seru Hector Alfredo, ayah Luca dan Daniel.

Belinda hanya berdecak lelah mendengarnya. Pesta tiada akhir dan pencitraan tanpa henti. Begitulah kehidupan sehari-hari di keluarga Alfredo.

*

Belinda berdandan begitu cantik malam itu sampai Daniel menghampirinya dan mengecup bahu terbuka Belinda.

"Sempurna, Sayang! Kalau akan lebih sempurna kalau memakai ini!"

Secara mengejutkan, Daniel mengeluarkan sebuah kalung berlian dan memasangkannya di leher Belinda. Sangat cantik. Kalung itu membuat penampilan Belinda makin cantik dan sempurna.

"Kau makin sempurna, Sayang! Pesta malam ini lebih santai, banyak temanku yang datang, jadi seperti biasa, jaga sikapmu, Sayang!" pesan Daniel sebelum pria itu kembali mengecup bahu Belinda.

Belinda sudah bosan mendengar pesan Daniel yang selalu sama, tapi Belinda juga selalu menjawabnya dengan jawaban yang sama.

"Aku tahu, Daniel!"

"Baguslah! Ayo!"

Belinda mengangguk dan ia langsung turun bersama Daniel ke pesta santai yang diadakan di pinggir kolam renang rumah besar keluarga Alfredo.

Tangan Daniel memegang erat tangan Belinda saat mereka berjalan melewati kerumunan. Senyuman tipis di wajahnya pun menunjukkan citra bahagia yang selama ini diperlihatkan pada publik.

Mereka pun tiba di tengah kerumunan, dan Daniel memperkenalkan Belinda kepada temannya serta tamu-tamu yang lain. Belinda mencoba tersenyum dan berbicara dengan sopan, tapi sesekali Belinda merasa dirinya hanyalah aksesoris yang menghiasi lengan Daniel.

Acara berlanjut dan Belinda pun masih tersenyum saat tiba-tiba Daniel memintanya mengambilkan minum untuk beberapa tamunya, padahal jelas banyak pelayan di sana.  

"Ambilkan minum untuk para tamu, Belinda!"

"Bukankah sudah banyak pelayan yang melakukannya? Mengapa harus aku?"

"Bisakah kau tidak membantahku seperti ini, Belinda? Lakukan saja apa yang kusuruh. Cepat ambil bakinya dan sajikan minumannya!" titah Daniel lagi.

Belinda yang tidak mau bertengkar dengan suaminya di depan umum pun langsung melakukan tugasnya, sebelum ia mengantar minuman ke para tamu. Namun sialnya, mendadak ia mendengar suara-suara tawa dan bisikan-bisikan yang tidak pantas dari sekelompok tamu.

"Bukankah itu istri Daniel? Apa yang dia lakukan dengan membawa baki minuman? Seperti pelayan saja!"

Belinda menahan napasnya sejenak dan ia sama sekali tidak nyaman dengan grup teman-teman Daniel kali ini.

Sementara itu, Luca sudah berdiri di sudut yang lain di pinggir kolam renang itu sambil memegang gelas minumannya. Luca pun mengobrol dengan beberapa orang, tapi tatapannya sendiri tidak bisa lepas dari Belinda yang super cantik malam ini.

Dengan gaun gold berkilau dan elegan, wanita itu melangkah dengan anggun sambil membawa baki minuman. Tentu saja seharusnya Daniel tidak boleh membiarkan istrinya melakukan itu, tapi Luca juga tidak mau ikut campur dalam urusan mereka.

Belinda sendiri akhirnya kembali pada Daniel dan menyajikan minumannya.

"Ah, terima kasih, Sayang! Ayo, silakan minum. Kalau sudah habis, letakkan saja gelasnya lagi di baki, nanti istriku akan membereskannya. Jangan sungkan!" seru Daniel yang membuat Belinda merasa seperti pelayan saat ini.

Semua orang pun masih menikmati pesta dan minumannya sampai saat Lorena mendadak muncul dengan gaun merahnya yang begitu mencolok, belahan dadanya rendah, dan belahan pahanya tinggi. Sontak semua mata menatap kagum pada Lorena yang sangat cantik dan seksi malam ini.

Lorena memang masih berumur dua puluh dua tahun. Lorena masih muda dan jauh lebih cantik dibanding Belinda yang sudah merasa tua di umurnya yang ke dua puluh tujuh tahun ini.

Bahkan Daniel sendiri mendadak melupakan Belinda dan langsung menyambut Lorena ke dalam pelukannya.

"Perkenalkan, Lorena, adik angkatku yang baru saja lulus kuliah hukum di luar negeri dan akan melanjutkan S2 di awal tahun nanti. Cantik sekali, Lorena Sayang!"

Daniel tidak ragu sama sekali mencium punggung tangan Lorena di depan semua orang dan dalam sekejap, topik pembahasan semua orang adalah Lorena.

Belinda pun langsung mencari kesibukannya sendiri daripada ia sakit hati melihatnya. Namun, saat pesta masih berlangsung, mendadak Daniel menghilang dari sana sampai Belinda yang penasaran pun berinisiatif mencarinya ke dalam rumah.

*

Di sisi lain, Daniel dan Lorena ternyata sudah ada di ruang kerja Daniel di dalam rumah. Mereka melarikan diri sejenak dari keramaian agar bisa berduaan.

Lorena terlihat sedang berdiri di samping meja kerja Daniel, sedangkan Daniel berdiri di hadapannya sambil membelai paha wanita itu yang mengintip dari belahan pahanya yang tinggi.

"Kau cantik sekali malam ini, Lorena! Seksi sekali! Kau tidak melihat berapa banyak pasang mata yang terpesona tadi? Mereka seolah bisa memakanmu hidup-hidup, Cantik!"

Lorena langsung tersenyum menggoda sambil membusungkan dadanya, sengaja menunjukkan keseksiannya.

"Apa kau salah satunya, Kak Daniel?"

Dengan gerakan menggoda, Lorena membelai lembut jas Daniel di bagian bahu dan dadanya, sebelum Lorena mendorong Daniel sampai terduduk di kursi kerjanya, lalu Lorena duduk di pangkuan pria itu.

Daniel sendiri langsung meraih tangan wanita itu dan menciuminya, mulai dari telapak tangan sampai ke lengan wanita itu.

"Tentu saja aku juga, Lorena. Malahan aku sudah sangat ingin memakanmu sejak tadi. Mengapa kau harus menunjukkan ini pada semua pria, hmm?" bisik Daniel sambil mengarahkan tangannya ke dada penuh milik Lorena dan memainkan jari-jari nakalnya di sana.

"Mmpphh, bukan ke semua orang, lebih tepatnya menunjukkan padamu saja agar kau segera menculikku pergi dari pesta itu," sahut Lorena sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Daniel.

Tanpa mereka sadari, Belinda sudah melangkah sampai ke atas dan berniat mencari Daniel ke kamar. Namun, langkahnya terhenti saat melihat pintu ruang kerja Daniel yang tidak tertutup rapat.

"Apa dia di ruang kerjanya? Mengapa pintunya terbuka?" gumam Belinda yang melangkah ke sana untuk menutup rapat pintunya.

Namun, belum sempat Belinda memegang gagang pintunya, mendadak ia sudah melihat pemandangan yang membuat jantungnya berdebar kencang dan amarahnya langsung terlecut.

Tanpa pikir panjang, Belinda pun langsung membuka pintu itu dengan kasar. Brak!

"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"

**

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status