Share

Tamparan di Pipinya

Daniel dan Lorena begitu kaget mendengar suara pintu dibuka dan mereka pun sontak menoleh ke arah Belinda yang sudah berdiri di sana.

"K-Kak Belinda?" sapa Lorena yang langsung bangkit berdiri dari pangkuan Daniel.

Lorena pun terlihat langsung merapikan gaun dan rambutnya, sedangkan ekspresi Daniel malah terlihat biasa saja, malahan Daniel terlihat tidak suka dengan kedatangan Belinda.

"Apa yang kau lakukan di sini, Belinda? Ini ruang kerjaku dan kau tidak mengetuk pintunya sebelum masuk?" seru Daniel geram. 

"Aku yang bertanya duluan, Daniel! Apa yang kalian lakukan dengan duduk berpangkuan seperti itu? Kau juga, Lorena! Kau itu wanita dewasa, Lorena. Sudah tidak pantas lagi kau duduk di pangkuan kakakmu seperti itu!" tegas Belinda sambil menatap Lorena tajam.

"Oh, maafkan aku, aku hanya terlalu merindukan kakakku dan sebenarnya tadi aku hanya membantu merapikan kerah kemeja Kak Daniel, jadi jangan salah paham, Kak Belinda!" Lorena mengangkat bahunya santai.

"Apa pun yang kau lakukan, itu tetap tidak pantas, Lorena!"

Lorena menaikkan alisnya. "Well, sekali lagi aku minta maaf, Kak Belinda."

Daniel pun mengembuskan napas kesalnya dan langsung bangkit berdiri. "Tidak usah pedulikan dia, Lorena. Aku akan menertibkannya!"

Lorena pun langsung tersenyum dan mengangguk sambil melipat kedua lengan di dadanya tanpa bermaksud pergi sama sekali dari sana.

Sedangkan Daniel, alih-alih meminta Lorena yang pergi malah menarik Belinda yang keluar dari sana.

"Ikut aku, Belinda!"

"Tidak! Lepaskan aku, Daniel! Ini sakit!"

"Ikut aku ke kamar!

"Aku tidak mau ke mana-mana, Daniel! Lepaskan aku! Ini sakit sekali!"

Belinda pun menghentakkan tangannya sekuat tenaga sampai tangannya pun terlepas dari cengkeraman Daniel. Mereka pun masih berdiri di depan ruang kerja Daniel, tapi Daniel sudah dibakar emosinya pada istrinya itu.

*

Di sisi lain, Luca tidak bisa berhenti mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Luca yang biasanya sangat suka mengobrol dengan siapa pun tentang bisnis, mendadak kehilangan minatnya saat objek yang sejak tadi memanjakan matanya mendadak menghilang dari pesta.

Dan objek yang Luca maksud tentu saja adalah Belinda yang super cantik.

Keberadaan Belinda di pesta itu membuat suasana pesta seketika glamour dan bersinar, tapi begitu Belinda menghilang, sinar pesta pun ikut meredup, sampai Luca mulai gelisah sendiri.

"Kau sedang mencari sesuatu, Bos?" tanya Jedy, asisten Luca.

"Ke mana perginya semua orang? Belinda, Daniel, aku tidak melihat mereka padahal mereka adalah tuan rumahnya."

"Ah, tadi aku melihat Pak Daniel masuk ke dalam rumah, disusul oleh beberapa pelayan, lalu Nona Lorena juga masuk, lalu tidak lama kemudian, Bu Belinda juga ikut masuk ke dalam."

Luca mengernyit mendengarnya. "Benarkah itu? Kau sudah cocok menjadi mata-mata, Jedy."

"Aku hanya kebetulan melihatnya saat aku mengambil buah kesukaanku di dekat pintu rumah, Bos!" Jedy menunjukkan beberapa biji buah anggur sebelum ia melahapnya sekaligus.

Stall buah segar sendiri memang berada di dekat pintu rumah dan Jedy sudah sejak tadi di sana mengamati semua orang yang lalu lalang.

Pesta sendiri dipusatkan di pinggir kolam sehingga di dalam rumah nyaris kosong, selain hanya pelayan yang keluar masuk. Karena itu, Jedy bisa dengan mudah mengingat siapa saja yang masuk ke dalam rumah.

"Baiklah, kalau begitu, aku akan mencari Daniel saja dan membawanya kembali ke pesta," dusta Luca yang sebenarnya ingin mencari Belinda.

Luca sendiri baru saja masuk dan mengedarkan pandangan ke sekeliling yang sepi itu, sebelum tiba-tiba Luca mendengar pertengkaran dari balkon atas.

Luca masih tidak bisa melihat siapa yang bertengkar karena tertutup oleh dinding ruangan, tapi sepertinya suaranya berasal dari ruang kerja Daniel di sudut sana.

Rasa penasaran pun membawa Luca untuk naik dan begitu ia tiba di atas, Luca dikejutkan dengan suara tamparan yang cukup keras.

Plak!

"Berhenti membantahku, Belinda! Yang jelas aku tidak mau lagi melihat kau mencampuri urusanku, apalagi sampai bicara yang tidak sopan pada Lorena."

Belinda masih memegangi pipinya yang terasa perih, panas, dan menyakitkan itu, tapi Belinda tidak pernah mengalah saat ia dikasari.

"Aku hanya mengatakan yang benar dan kau menamparku, Daniel? Dia itu adikmu kan? Tapi baru saja aku melihat hal yang tidak pantas!"

"Kau tidak tahu apa-apa, jadi jaga sikapmu karena mulai hari ini, dia akan tinggal bersama kita di rumah ini!"

"Apa? Tinggal di rumah ini? Bukankah dia masih punya keluarga? Sebelumnya juga dia tidak pernah tinggal di rumah ini, mengapa sekarang dia harus tinggal di sini?" balas Belinda tajam.

Lorena sendiri bukanlah wanita yang tidak punya keluarga, bahkan Lorena adalah keponakan dari seorang pejabat penting yang banyak membantu keluarga Alfredo. Kedua orang tua Lorena sudah meninggal dan Lorena tinggal bersama keluarga pamannya, sebelum entah untuk mempererat bisnis dan politik apa, Hector mengangkat Lorena sebagai anak angkatnya dan membanggakannya ke mana-mana.

Hubungan Daniel dan Lorena pun tidak sedekat ini sebelumnya, tapi sejak Lorena pulang, mendadak mereka menjadi terlalu dekat.

Daniel sendiri yang mendengar sahutan Belinda pun makin meradang.

"Kau mulai kelewatan, Belinda! Lorena adikku dan ini juga rumahnya, jadi kau suka atau tidak, dia tetap akan tinggal di sini!" tegaa Daniel.

"Apa sebagai istri aku tidak punya hak bicara sama sekali? Selama ini aku sudah menuruti semua yang kau katakan, tapi sekarang, apa tidak bisa kau menuruti aku? Aku tidak mau menerima Lorena di rumah ini! Setidaknya kau juga harus memikirkan perasaan istrimu kan?"

Daniel yang sudah marah pun makin terlecut emosinya.

"Sial! Ternyata satu tamparan saja belum cukup untuk menertibkanmu, Belinda. Kau benar-benar harus ditampar lagi agar berhenti membantahku, Belinda!"

Daniel pun mengangkat tangannya lagi bersiap menampar Belinda. Bahkan Belinda yang melihatnya pun sudah menahan napasnya sejenak, bersiap menerima tamparan keras Daniel.

Namun, sebelum Daniel sempat melakukannya, mendadak sebuah tangan lain sudah mencekal tangan Daniel.

Dan saat Belinda menoleh, Belinda begitu kaget melihat siapa yang baru saja menyelamatkannya dari tamparan Daniel.

"Luca?"

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status