Masuk"Apa maksud Mommy? Daddy tidak mungkin berselingkuh." Ucap Liora yang jelas saja tidak percaya dengan perkataan ibunya.
"Kau bisa tanyakan sendiri kepadanya, atau kau bisa menyelidikinya, Mommy sangat sakit hati ketika melihat ada tanda merah di leher ayahmu tadi pagi, sebenarnya Mommy tidak ingin mengatakannya kepadamu, tapi Mommy rasa kau sudah seharusnya tau semua ini." Emma tersenyum miring di seberang sana karena mengira jika putrinya pasti akan berpihak kepadanya kali ini. Liora mematikan sambungan telefonnya, jantungnya berdetak dengan cepat dan tidak menyangka jika ayahnya yang ternyata selala ini bersalah, "Tidak, sepertinya Mommy salah, Daddy tidak mungkin berselingkuh, aku sangat tau jika Daddy adalah lelaki yang setia." Liora mencoba meyakinkan dirinya dan tidak mudah percaya dengan ibunya, namun dia akan mencari tau yang sebenarnya, karena dia akan sangat marah jika itu memang terjad"Kak, apa kau tidak salah? Maksutku, kau sangat cantik. Kau juga masih snagat muda. Kau bisa mencari yang seumuran dengannu." Noah sepertinya kurang setuju dengan perkataan kakaknya setelah dia mengatakan dengan siapa dia akan menikah. "Yang dikatakan adikmu benar, Sya. Apa kau sudah memikirkannya? Bahkan umurnya hampir sama dengan tante." Thresa sendiri juga kirang setuju krena Natasya bisa mendapatkan lelaki yang lebih muda dari kekasihnya yangs rkarang. Natasya akhirnya menunduk, dia sudah yakin jika ini pasti akan keluar dari mulut mereka. "Awalnya aku memang tidak menyukainya, tapi dia sangat baik dan peduli denganku, dan akhirnya membuat aku mencintainya, dia bahkan juga sangat mencintaiku, meskipun umur kita terpaut jauh, tapi kita saling mencintai." Ucap Tasya. "Apa kau sudah mengenalnya lama?" Tanya Thresa. "Hm, aku sudah menjalin hubungan dengannya bahkan sebelum Noah operasi, dia yang selalu menguatkanku, dia selalu ada untukku," ucap Batasya. "Dan sejujurnya inilah a
Emma mengancam Leon namun dia menanggapinya dengan santai. "Tidak masalah! Katakan saja karena aku juga berniat ingin mengatakan semuanya kepada Liora bagaimana bejatnya dirimu, dengan itu Liroa akan membencimu dan akan menerima Tasya sebagai ibu sambungnya." Ucao Leon yang membuat Emma akhirny terdiam. "Tuan." Hans langsung masuk ketika Leon tadi menekan tombol yang terhubung dengan asisten pribadinya. "Bawa dia dari sini, dan pecat security yang ada di bawah karena sudah meloloskannya dan membiarkannya masuk ke dalam perusahaanku." Ucap Leon dengan tegas yang di mengerti oleh Hans. "Kau akan menyesal, Leon. Meskipun suatu hari nanti Liora mengetahui hubungan kalian bukan dari mulutku, aku yakin dia tidak akan merestui kalian, apalagi kau menikah dengan wanita muda seperti dia." Emma yang ingin berbicar
Liburan mereka benar-benar menyenangkan, Liora sendiri dangat senang karena bisa berlibur dengan Tasya mengingat memang Tasya sangat susah jika di ajak bersenang-senang seperti ini. Leon dan Liora mengantar Tasya pulang terlebih dahulu, barulah mereka pulang ke mansion. "Sayang, bisa Daddy bicara?" Tanya Leon yang membuat Liora menoleh. "Bicara saja, Dad. Tumbem sekali kau meminta izin." Entah kenapa tapi Liora merasa ayahnya akan berkata serius kepadanya, untuk itu dia meminta izin terlebih dahulu tidak seperti biasanya. "Hanya berandai saja, tapi jika seandainyq Daddy menikah lagi boleh kan?" Tanya Leon yang membuat Liora sudah menduga jika ada sesuatu yang tidak di sukai olehnya namun dikatakan oleh ayahnya, untuk itu ayahnya meminta izin terlebih dahulu saat ingin mengatakannya. "Kau sudah mengerti jawabannya, Dad! Bukankah aku sudah pernah mengatakannya." "Sayang, Daddy bukanlah pria yang suka dengan wanita sembarangan, Daddy jelas saja menyeleksi siapa yang akan menjdi i
Setelah Liora tertidur, dia keluar dari kamar, dia mengecek Leon yang tadi sepertinya masih berada di ruang tengah. Dan benar saja, ternyata Leon malah masih meting bersama karyawannya lewat online. Melihat Tasya menghampirinya akhirnya Leon mengakhiri metingnya dan menutup laptopnya. "Liora sudah tidur?" Tanya Leon yang jelas saja senang karena Tasya menghampirinya tanpa dia minta. "Aku tidak akan datang kepadamu jika dia belum tertidur." Tasya naik ke atas pangkuan Leon dan bahkan mengalungkan tangannya ke leher kekasih duda-nya ini. "Sejujurnya aku takut, bagaimana jika suatu hari nanti Liora tidak mau menerimaku? Apa kau akan meninggalkanku?" Tasya tiba-tiba saja kepikiran hal lain karena mengingat Liora tidak mau memiliki ibu sambung. Bukannya menjawab, Leon meraih bibir Tasya dan mempermainkannya sebentar. "Tidak akan." Jawab Leon lalu memeluknya. Tasya sendiri akhirnya juga membalasnya dan semakin menyandarkan kepalanya di dada Leon. "Aku mengakui jika hibung
Liora kini sedang berada di belakang villa melihat ayahnya yang sedang berlatih menembak. Dia bersama Tasya yang juga bersantai Di sana, Villa ini memang lumayan lengkap, di mana di sana ada olahraga memanah, menembak, dan bahkan golf. "Nat, aku tadi bermimpi sangat aneh. Bahkan aku bermimpi soal dirimu." Ucap Liora yang membuat Tasya menoleh. "Mimpi apa?" Tasya bertanya karena penasaran saat Liora menyebut dirinya. Liora terkekeh lalu menggaruk dahinya sebentar. "Bermimpi kau sedang berciuman dengan Daddy-ku." Perkataan Liora membuat Tasya terbatuk, "A-apa?" Tangan Tasya bahkan seketika menjadi dingin karena perkataan Liora. "Apa Liora melihatku dan Leon?" Batin Tasya yang menjadi sangat takut, meskipun saat itu mereka tidak melakukan apapun, namun mereka berciuman cukup lama. "Untuk itu aku bilang aneh, mimpiku tapi seperti nyata tau," "Kau gila! Mana mungkin aku berciuman dengan ayahmu." Tasya jelas saja mengelak dan merasa tidak siap untuk mengakuinya. Sedangkan
Tasya kini sudah berada di mobil di mana ada Liora san Leon di sana.Leon sengaja menyetir sendiri dan mengajak mereka ke salah satu villa miliknya yang ada di kota lain."Jika kau sudah berada di sana, kau tidak akan mau pulang, di sana pemandangannya sangat indah, bahkan suasananya juga sejuk," sedari tadi Liora bercerita tentang villa yang akan dia kunjungi setelah ini karena memang villa itu juga menjadi tempat favoritnya.Tasya hanya tersenyum dan hanya sesekali menanggapi perkataan Liora.Dia melihat ke depan di mana Leon sedang melihatnya dari arah spion.Tasya langaung memutuskannya dan fokus dengan Liora lagi karena dia takut kepergok oleh Liora yang sedang saling pandang dengan Leon.Tasya sempat tertidur sebentar namun lalu terbangun ketika ternyata mobilnya berhenti di pengisian bahan bakar."Apa sudah sampai?" Tanya Liora yang juga terbangun."Belum, kita ada di pengisian bahan bakar. Ayahmu sedang keluar, setelah ini aku ke toilet, kau mau turun juga?" Tanya Tasya namun







