LOGINLiora menghampiri Tasya dan bahkan langsung menamparnya yang membuat Tasya dan Leon jelas saja terkejut. "Liora!" Leon yang marah langsung menarik tangan putrinya karena sudah menampar Tasya. "Jadi benar, jika Daddy berselingkuh dari Mommy? Kau berselingkuh dengan wanita muda dan bahkan dia adalah sahabatku, kalian berdua menipuku." Ucap Liora yang masih marah. "Tidak ada yang menipumu, dan aku pun tidak pernah menyelingkuhi ibumu, kau harus mendengarkan Daddy terlebih dahulu. Jangan seperti ini." Leon masih mencoba bersanar meskipun sebenarnya dia benar-benar marah dengan apa yang dilakukan oleh Liora. "Kami memang memiliki hubungan sudah lama, bahkan sebelum Daddy tau jika dia adalah sahabatmu, begitupun dengan Tasya, dia tidak tau waktu itu jika Ku adalah ayahmu." "Kami memang menyembunyikannya karena tau kau belum siap waktu itu untuk memiliki ibu sambung, kami sudah akan memberitahumu saat kau pulang dari study tour tapi kau melihatnya lebih dulu." Ucap Leon menjelaskan
"Terima kasih, Sayang. Keluargaku sangat menyukaimu." Ucap Tasya saat keesokkan paginya berada di kantor. "Hm, mereka harus menyukaiku, jika tidak! Aku akan menculikmu dari mereka." Tasya terkekeh dan memeluk tubuh kekasihnya ini. "Cukik saja, aku senang jika kau melakukanny." Tasya menantang Leon namun dia malah tertawa menanggapinya. "Jangan membuatku semakin gemas denganmu, Sayang. Atau aku akan menggigitmu." Ucap Leon yang bahkan menggigit pelan pipi Tasya namun dia malah terkekeh. "Kapan kau berencana akan mengatakan semua ini kepada Liora?" "Entahlah, tapi secepatnya, mungkin dalam waktu dekat ini, kau siap bukan?" Tasya mengangguk dengan perkataan Leon meskipun dia menghela nafas panjangnya tanda sebenarnya dia memang gelisah jika saat nanti Liora tau tentang hubungannya dengan Leon. "Baiklah, sekarang aku akan ke mejaku, aku tidak mau makan gaji buta karena selalu kau tahan di sini dan terkadang hanya kau minta untuk di peluk." Tasya melepaskan pelukannya namun L
Di kantor, siang harinya tiba-tiba saja kepala Tasya menjadi pusing yang menjadikannya tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan pekerjaannya. "Kenapa kepalaku menjadi pusing seperti ini." Gumam Tasya yang memegangi kepalanya. Dia melihat jam di tangannya yang sepertinya mungkin karena dia belum makan siang dan kelelahan. "Mungkin aku masuk angin, semalam aku tidur dengan Leon tanpa memakai baju." Tasya masih berusaha positif, karena Leon sedang meting, dia akhirnya pergi sendirian untuk makan siang di restoran sebelah. Namun tak lama ternyata Liora menghampirinya. "Aku tadi mencarimu di mejamu, kau tidak ada malah sudah makan di sini." Liora mengomel karena buasanya Tasya tidak makan lebih awal seperti ini. "Aku lapar, Liora! Tidak ada larangan untuk karyawannya makan saat lapar bukan? Lagi pula ayahmu sedang meting di luar. Jadi dia tidak akan tau jika aku keluar kantor lebih awal." Tasya terkekeh sendiri karena jika Leon tau pun, dia tidak akan marah dengannya hanya k
"Kau nakal sekali, kenapa kau tidak menutupinya?" Leon terkekeh karena kekasihnya benar-benar jahil dan berani menghadapi Emma, namun dia snagat menyukainya. "Aku saja baru tau jika karyamu ini sangat banyak di leherku, jadi sekalian saja aku memanasinya." Ucal Tasya yang memang sengaja. Leon tertawa dan akhirnya ingin menciumnya namun Tasya terkejut dan jelas saja menoleknya. "Banyak pelayan di sini." "Mereka akan pura-pura buta jika mengetahuinya. Mereka ada di pihakku dan tidak mungkin mengatakan kepada siapapun meakipun itu dengan Liora." Namun belum Tasya menjawab, dia segera menjauh dari Leon ketika sepertinya Liora akan turun. "Eh! Natasya! Kau ini dari mana saja. Aku mencarimu, aku terkejut kau tidak ada di kamar." Liora terkejut dan mengomeli Tasya namun dia malah terkekeh dan menggaruk dahinya. "Aku tadi meminjam bajumu dan berolahraga disekitar sini, aku tidak memberitahumu dan membangunkanmu krena kau sangat lelap, aku tidak tega." Jelas saja itu hanya sebua
Leon turun dari kamarnya dan benar-benar merasa malas melihat mantan istrinya yang suka sekali mencari muka di depan putrinya. "Coba tanyakan ayahmu, mana tau temanmu itu ada di kamarnya." Ucap Emma yang melihat mantan suaminya ini turun. "Mom! Ck! Jangan seperti itu." Liora menegur ibunya yang jelas saja membuat Emma semakin kesal. "Kau seharusnya tau jika— "Sepertinya kau harus tau sesuatu, Liora." Ucap Leon yang menghentikan perkataan Emma yang akhirnya membuat Emma terdiam. "Ada apa, Dad? Apa kau tau di mana Tasya? Karena dia sedari tadi tidak ada di manapun, tapi barang-barangnya masih ada di kamar, bahkan ponselnya juga." Ucap Liora yang memang sedari tadi bingung mencari Natasya. Dia sudah bertanya kepada pelayan di sini, namun tidak melihat Natasya sama sekali di manapun. "Daddy bau bangun." Hanya itu jawaban Leon. "Mungkin dia sedang berolahraga di sekitar sini. Apa kau sudah mencarinya?" "Aah iya, benar juga. Kenapa aku tidak terfikirkan ya, tadinya aku men
"Ini benar-benar kabar baik, Sayang." Leon jelas saja senang karena perkataan Tasya kepadanya. "Hm, aku juga senang, sekarang hanya meluluhkan Liora, sepertinya aku harus selalu mencari perhatian dengan putri sambungku ini." Ucap Tasya terkekeh yang membuat Leon tersenyum. "Terima kasih, Sayang. Kau mau berjuang untuk hubungan kita, aku merasa beruntung." Leon benar-benar merasa bersyukur memiliki Tasya, awal dari kisah mereka yang hanya sebagai sugar Daddy. "Aku juga beruntung memilikimu, kau harus siap jika suatu saat aku menghabiskan uangmu, sugar daddy." Ucap Tasya yang membuat Leon tersenyum miring. "Hm, tidak masalah, kalau begitu. Kau harus bekerja keras untuk memuaskanku malam ini." Leon dengan mudahnya membuka baju yang dipakai oleh Tasya, dan Tasya sendiri membiarkannya saja. Dia bahkan juga dengan jahilnya menciumi leher Leon yang membuat dia jelas saja mengerang dengan perlakuan kekasih nakalnya. "Kau sudah lama tidak memakai pengaman." "Bukankah lebih nikmat







