Share

Bab 8

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-11-12 17:18:38

"Aku tidak menyangka pria sesempurna dirimu masih diselingkuhi oleh mantan istrimu, aku merasa mantan istrimu tidak waras." Leon tersenyum miring dengan perkataan Tasya yang menurutnya malah lucu.

"Dia memang sudah gila, dia tidak cukup jika diberi satu pria saja, entah sejak kapan dia seperti itu tapi aku bersyukur tidak selamanya bersamanya. Dulu aku tergoda dengan tubuhnya, untuk itu saat dia hamil, aku harus bertanggung jawab karena di keluargaku tanggung jawab adalah yang utama."

"Jadi kau menikahinya bukan karena cinta?" Tasya menyimpulkan dari perkataan Leon jika dirinya dulu melakukannya tanpa cinta bersama mantan istrinya.

"Entahlah, hanya saja dia tidak puas denganku saja, dia ternyata masih suka berkelana dengan yanh lain,"

"Tapi kau harus memberitahu putrimu tentang ibunya, jika kau tidak memberitahu yang sebenarnya, kemungkinan besar putrimu akan berusaha membuat kalian dekat kembali. Karena mengira jika kalian hanya salah paham." Tasya merasa putri dari Leon memang harus tau meskipun itu adalah ibunya.

"Memang iya, sudah banyak dilakukan olehnya dan sudah pasti itu juga karena hasutan ibunya untuk memiliki rencana agar aku bisa kembali dengan ibunya, tapi aku tidak akan pernah mau." Leon menghela nafas panjangnya jika mengingat kejadian di mana

"Entah dulu aku mencintainya atau tidak, tapi kami bersama karena dia hamil anakku, tapi saat tau sikapnya seperti itu, aku malah menyesal telah menikahinya." Leon bukan hanya menyesal sudah menikahinya, namun dia juga bahkan menyesal bisa tertarik dengan wanita sepert dia.

"Aku mengerti perasaanmu, tidak perlu di sesali karena kau melakukannya sebagai pria yang bertanggung jawab, aku malah bangga denganmu yang mau bertanggung jawab padanya padahal waktu itu kau sangat muda." Tasya mencoba menenangkan Leon agar tidak terlalu mengingat masa lalunya.

"Hm, waktu itu sepertinya aku memang sudah gila, gairah dan hasrat menyelimutiku. Aku pria normal dan baru berkelana dalam dunia seperti itu. Untuk itu aku tidak bisa menahannya." Leon jujur tentang masa lalunya yang membuat Tasya terkekeh sendiri. Dia sendiri juga tidak terlalu suci dan mengerti akan hasrat dimasa muda karena dia sendiri juga pernah melakukannya dnegan mantan kekasihnya, hanya saja dia tidak peenah sampai mau tidur dengannya.

Obrolan mereka terhenti ketika Tasya merasakan milik Leon kembali bereaksi, dia sepertinya tau apa yang terjadi setelah ini karena Leon pasti tidak membiarkan miliknya terbangun tanpa ditidurkan terlebih dahulu.

"Aku tau kau merasakannya." Leon tersenyum miring ketika miliknya menyentuh rubuh Tasya nakun Tasya tidak mencoba untuk menghindarinya.

Tasya juga tersenyum dan akhirnya meraba dada Leon dengan jarinya.

"Apa aku harus memulainya?"

Perkataan Tasya membuat Leon mengerang karena jari nakalnya menyusuri perutnya sampai ke bawah dan bahkan hampir menuju miliknya

"Ya, semakin liar dan semakin kau bisa memuaskanku, aku akan senang nantinya," Leon menangkap tangan Tasya yang hendak menyentuh miliknya, Tasya tersenyum dan akhirnya membuka selimutnya sehingga tubuh polosnya terlihat menggoda di mata Leon.

"Tapi kau tadi hanya membawa satu pengaman." Tasya memberitahu karena Leon memang hanya membawa satu pengaman karena di lupa untuk membelinya.

"Tidak masalah, aku akan mengeluarkannya diluar, jikapun di dalam. Kau meminum obat pencegah kehamilan, aku rasa itu sudah cukup." Leon rasanya tidak tahan dan tidak peduli jika pun dia melakukannya dengan pengaman karena Tasya selama ini juga selalu meminum obat pencegah kehamilan untuk berjaga-jaga ekstra.

Tasya sendiri mengangguk saja dan langsung naik ke atas Leon lalu mengarahkan tubuhnya ke dalam milik Leon yang membuat keduanya mengerang. Tasya menggerakkan tubuhnya yang semakin lama membuat dia juga ketagihan dengan milik Leon, bahkan obrolan mereka selama beberapa hari ini membuat dia merasa nyaman dan tidak menganggap Leon sebagai sugar daddy-nya, melainkan kekasihnya.

"Oh god, Leon! Ini—

Tasya tidak bisa melanjutkan perkataannya dan malah memelik terkejut, dia juga menggigit bibir bawahnya karena Leon menghentakkan miliknya dengan cepat sehingga membuat Tasya rasanya tidak bisa menahannya, tak lama Leon merasakan tubuh Tasya menegang yang dimengerti olehnya jika sugar baby-nya ini mendapatkan pelepasannya.

"Berbaliklah, Baby." Pinta Leon yang dimengerti oleh Tasya, meskipun masih sedikit gemetar di lututnya, Tasya berbalik dan mengerti apa yang akan dilakukan oleh Leon selanjutnya.

Dia menggigit bibir bawahnya dan akhirnya tidak bisa menahannya ketika Leon sudah melakukan penyatuan atas dirinya

"Aaah—

Leon bahkan sedari tadi mengerang karena menikmati tubuh Tasya yang sangat berbeda dengan tubuh mantan istrinya dulu, entah mungkin karena Tasya masih muda, namun meskipun begitu, dulu dia sangat ingat jika rasanya lebih nikmat dengan Tasya dibandingkan dengan ibu dari putrinya.

"Leon—

"Natasya—

Mereka berdua sama-sama mencapai puncak mereka dan saling menyebut satu sama lain, Leon bahkan menghentakkan miliknya lebih dalam dan melupakan jika dirinya tidak memakai pengaman.

Tasya mengatur nafasnya sebentar namun lalu tersadar karena tadi Leon mengeluarkannya di dalam.

"Kau mengeluarkannya di dalam?" Tasya tiba-tiba panik yang membuat Leon terkejut dan juga tersadar.

"Aku lupa, cepat kau minum obatmu." Leon benar-benar tidak bisa menahan diri tadi untuk melepaskannya begitu saja, tubuh Tasya terlalu nikmat baginya sampai melupakan jika kesalahan sedikit saja mungkin bisa membuat mereka mengubah segalanya.

Tasya langsung mengambil tas-nya dan mengambil obat pencegah kehamilan yang selalu dia bawa.

Mereka berdua tentu saja tidak mau kebobolan mengingat mereka hanya sebagas teman ranjang, meskipun Leon merasa nyaman dengan Tasya, dia tidak berniat ingin serius dengan hubungan ini, baginya dia hanya membutuhkan kebutuhan biologis dan teman agar tidak kesepian karena selama ini dia memang membutuhkan teman seperti ini.

Leon melihat ke arah Tasya sebentar lalu mengambil dompetnya.

"Ini, ambilah. Di sini ada uang. Kau bisa menggunakannya." Leon merasa tidak masalah jika memberikan satu kartunya karena dia bahkan selalu puas dengan permainan Tasya dan bahkan perlakuan Tasya padanya cukup baik dan membuatnya nyaman,

"Apa aku boleh menghabiskannya?" Tasya tadinya terkejut dengan Leon yang memberikan kartu padanya, dan sudah pasti itu isinya banyak, karena teman Tasya yang menjadi sugar baby teman Leon juga diberikan kartu seperti ini,

Dia juga tadi sebenarnya reflek bertanya kepada Leon karena jika jumlah uang di dalam krtu itu banyak, dia bisa menggunakannya untuk operasi adiknya dengan lebih cepat.

"Terserah padamu." Leon mengerutkan dahinya karena Tasya seperti sangat antusias ketika dia memberikannya kartu, meskipun memang itu tujuannya mencari sugar daddy, tapi dia seperti ingin menghabiskannya dalam waktu singkat.

Tasya semakin berbinar dan langsung menerimanya, dia juga reflek memeluk Leon dengan erat karena saking senangnya.

"Jangan seperti ini, karena kau bisa membangunkannya lagi."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 56

    Noah masih terkejut dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya, bahkan di masih belum berkomentar apapun krena saking terkejutnya. "Kak, kau sadar dengan apa yang kau bicarakan? Maksutku, Liora? Liora siapa? Liora Stell? Sahabat kakak?" Tanya Noah yang di angguki oleh Tasya. Jelas saja Noah benar-benar terkejut dan bahkan rasanya dia sangat shock lebih dari tadi. "Kak, apa kau tidak salah? Itu artinya Kak Liora akan menjadi anak sambungmu? Bukankah Kak Liora pernah mengatakan jika dia tidak ingin memiliki ibu tiri?" Ucap Noah yang membuat Tasya menghela nafas panjangnya. "Ya, aku tau. Awal mengenalnya aku sama sekali tidak tau jika dia adalah ayah dari Liora, aku menjalani hubungan dengannya dengan nirmal sampai akhirnya aku tau yang sebenarnya, bahkan Leon sendiri juga tidak tau jika aku dan Liora saling mengenal dan bahkan bersahabat." "Tapi kami sudah terlanjur saling mencintai dan memiliki hubungan lebih dari sekedar mengenal, Noah! Aku tau kalau kau sudah dewasa untuk bisa m

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 55

    "Kak, apa kau tidak salah? Maksutku, kau sangat cantik. Kau juga masih snagat muda. Kau bisa mencari yang seumuran dengannu." Noah sepertinya kurang setuju dengan perkataan kakaknya setelah dia mengatakan dengan siapa dia akan menikah. "Yang dikatakan adikmu benar, Sya. Apa kau sudah memikirkannya? Bahkan umurnya hampir sama dengan tante." Thresa sendiri juga kirang setuju krena Natasya bisa mendapatkan lelaki yang lebih muda dari kekasihnya yangs rkarang. Natasya akhirnya menunduk, dia sudah yakin jika ini pasti akan keluar dari mulut mereka. "Awalnya aku memang tidak menyukainya, tapi dia sangat baik dan peduli denganku, dan akhirnya membuat aku mencintainya, dia bahkan juga sangat mencintaiku, meskipun umur kita terpaut jauh, tapi kita saling mencintai." Ucap Tasya. "Apa kau sudah mengenalnya lama?" Tanya Thresa. "Hm, aku sudah menjalin hubungan dengannya bahkan sebelum Noah operasi, dia yang selalu menguatkanku, dia selalu ada untukku," ucap Batasya. "Dan sejujurnya inilah a

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 54

    Emma mengancam Leon namun dia menanggapinya dengan santai. "Tidak masalah! Katakan saja karena aku juga berniat ingin mengatakan semuanya kepada Liora bagaimana bejatnya dirimu, dengan itu Liroa akan membencimu dan akan menerima Tasya sebagai ibu sambungnya." Ucao Leon yang membuat Emma akhirny terdiam. "Tuan." Hans langsung masuk ketika Leon tadi menekan tombol yang terhubung dengan asisten pribadinya. "Bawa dia dari sini, dan pecat security yang ada di bawah karena sudah meloloskannya dan membiarkannya masuk ke dalam perusahaanku." Ucap Leon dengan tegas yang di mengerti oleh Hans. "Kau akan menyesal, Leon. Meskipun suatu hari nanti Liora mengetahui hubungan kalian bukan dari mulutku, aku yakin dia tidak akan merestui kalian, apalagi kau menikah dengan wanita muda seperti dia." Emma yang ingin berbicar

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 53

    Liburan mereka benar-benar menyenangkan, Liora sendiri dangat senang karena bisa berlibur dengan Tasya mengingat memang Tasya sangat susah jika di ajak bersenang-senang seperti ini. Leon dan Liora mengantar Tasya pulang terlebih dahulu, barulah mereka pulang ke mansion. "Sayang, bisa Daddy bicara?" Tanya Leon yang membuat Liora menoleh. "Bicara saja, Dad. Tumbem sekali kau meminta izin." Entah kenapa tapi Liora merasa ayahnya akan berkata serius kepadanya, untuk itu dia meminta izin terlebih dahulu tidak seperti biasanya. "Hanya berandai saja, tapi jika seandainyq Daddy menikah lagi boleh kan?" Tanya Leon yang membuat Liora sudah menduga jika ada sesuatu yang tidak di sukai olehnya namun dikatakan oleh ayahnya, untuk itu ayahnya meminta izin terlebih dahulu saat ingin mengatakannya. "Kau sudah mengerti jawabannya, Dad! Bukankah aku sudah pernah mengatakannya." "Sayang, Daddy bukanlah pria yang suka dengan wanita sembarangan, Daddy jelas saja menyeleksi siapa yang akan menjdi i

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 52

    Setelah Liora tertidur, dia keluar dari kamar, dia mengecek Leon yang tadi sepertinya masih berada di ruang tengah. Dan benar saja, ternyata Leon malah masih meting bersama karyawannya lewat online. Melihat Tasya menghampirinya akhirnya Leon mengakhiri metingnya dan menutup laptopnya. "Liora sudah tidur?" Tanya Leon yang jelas saja senang karena Tasya menghampirinya tanpa dia minta. "Aku tidak akan datang kepadamu jika dia belum tertidur." Tasya naik ke atas pangkuan Leon dan bahkan mengalungkan tangannya ke leher kekasih duda-nya ini. "Sejujurnya aku takut, bagaimana jika suatu hari nanti Liora tidak mau menerimaku? Apa kau akan meninggalkanku?" Tasya tiba-tiba saja kepikiran hal lain karena mengingat Liora tidak mau memiliki ibu sambung. Bukannya menjawab, Leon meraih bibir Tasya dan mempermainkannya sebentar. "Tidak akan." Jawab Leon lalu memeluknya. Tasya sendiri akhirnya juga membalasnya dan semakin menyandarkan kepalanya di dada Leon. "Aku mengakui jika hibung

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 51

    Liora kini sedang berada di belakang villa melihat ayahnya yang sedang berlatih menembak. Dia bersama Tasya yang juga bersantai Di sana, Villa ini memang lumayan lengkap, di mana di sana ada olahraga memanah, menembak, dan bahkan golf. "Nat, aku tadi bermimpi sangat aneh. Bahkan aku bermimpi soal dirimu." Ucap Liora yang membuat Tasya menoleh. "Mimpi apa?" Tasya bertanya karena penasaran saat Liora menyebut dirinya. Liora terkekeh lalu menggaruk dahinya sebentar. "Bermimpi kau sedang berciuman dengan Daddy-ku." Perkataan Liora membuat Tasya terbatuk, "A-apa?" Tangan Tasya bahkan seketika menjadi dingin karena perkataan Liora. "Apa Liora melihatku dan Leon?" Batin Tasya yang menjadi sangat takut, meskipun saat itu mereka tidak melakukan apapun, namun mereka berciuman cukup lama. "Untuk itu aku bilang aneh, mimpiku tapi seperti nyata tau," "Kau gila! Mana mungkin aku berciuman dengan ayahmu." Tasya jelas saja mengelak dan merasa tidak siap untuk mengakuinya. Sedangkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status