Share

Penyatuan kembali

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-10-13 16:58:58

"A-apa? Tapi bukankah umurmu masih 40 tahun? A-ku berumur 25 tahun, jika kau memiliki putra, itu artinya kau memiliki anak saat usia 15 tahun?" Tanyanya yang masih terkejut. Dia memang mengira jika Leon pasti memiliki anak, tapi tidak mengira jika anaknya seumuran dengannya.

Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, dia menggendong Tasya ke kamar namun dibiarkan olehnya.

"Umur putriku 22 tahun." Leon menjelaskan lalu duduk di sofa, hanya saja kini mereka berganti di sofa kamarnya. "Saat remaja, aku memang menghamili seorang wanita, ibu dari putriku yang sekrang, waktu itu aku masih berusia 17 tahun." Lanjutnya yang membuat Tasya sedikit shock.

"Astaga! Kau nakal sekali." Tasya tanpa sadar terkekeh dengan cerita Leon namun lalu menghentikan tawanya saat menydarinya "Maaf, aku hanya bercanda, aku tidak berniat mencibirmu." Tasya menjadi takut jika Leon tersinggung dengan perkataannya dan bahkan dia menertawakannya.

"Tidak apa, aku menyukainya." Leon tersenyum dan sebenarnya tadinya juga ingin tertawa dengan perkataan Tays karena dia tidak mengelak jika saat remaja dia memang nakal,

Leom membuka baju Tasya yang kini akhirnya hanya memakai bra saja. "Sebelumnya aku tidak pernah mengobrol seperti ini lagi dengan perempuan semenjak bercerai dengan mantan istriku." Leon mengelus pelan punggung Tasya dan melepaskan pengait bra-nya.

"Berapa tahun kau menduda?" Kini akhirnya Tasya memberanikah bertanya lahi ketika Leon berkata jika Leon menyukai mengobrol dengannya.

"Dua tahun, tapi sebenarnya hubunganku dan mantan istriku sudah sepuluh tahun tidak baik-baik saja."

Tasya memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya ketika Leon sudah mulai mempermainkan bongkahan kenyalnya.

Aktifitas panas pun terjadi, Leon sendiri sudah tidak tahan ketika sudah melihat tubuh indah Tasya, dia merasa sudah kecanduan dengan tubuh Tasya, untuk itu dia meminta Tasya untuk melayaninya lagi.

Kini tubuh Tasya bergerak liar di atas tubuh kekar Leon yang membuat keduanya semakin merasa bergairah. Meskipun masih sedikit tidak nyaman di area miliknya, namun saat Leon menggerakkan tubuhnya, rasanya sakit itu hilang dan tergantikan dengan kenikmatan yang luar biasa.

"Aku menyukai saat kau liar seperti ini." Leon mengerang dan merasa gemas dengan milik Tasya karena miliknya benar-benar berada dipijat dan diremas di dalam sana. Rasanya benar-benar berbeda dengan mantan istrinya yang dulu.

Sedangkan Tasya hanya menanggapinya dengan senyuman, tidak dipungkiri jika Tasya sendiri juga sudah mulai nyaman dan menyukai bermain dengan Leon, awalnya memang dia sedikit menyesal, karena dia memang merasa seperti jalang dan menjual tubuhnya, namun setelah sedikit mengobrol dengan Leon, menurutnya Leon tidak sekaku itu, dia masih asik dan bisa di ajak mengobrol layaknya teman atau pasangan pada umumnya.

Setelah permainan panjang mereka, Tasya yang kelelahan memilih untuk berbaring, dia masih mengatur nafasnya karena permainan Leon malah ini lebih lama dari pada kemaren. Untuk itu dia lebih kelelahan karen Leon tidak melakukannya satu kali.

"Jangan lupa untuk meminum obatmu." Leon mengingatkan Tasya yang di angguki olehnya.

Tasya hanya istirahat sebentar namun lalu membersihkan tubuhnya dan akan pulang.

"Maaf aku tidak bisa menemanimu malam ini, aku sudah berjanji dengan adikku jika aku akan pulang malam ini." Tasya memang tidak bisa menemani Leon bermalam karena dia tidak ingin membuat adik dan Tantenya curiga.

"Tidak apa, hanya saja sebenarnya ini sudah malam." Leon sebenarnya tadi sudah mencegah Tasya untuk pulang, entah kenapa dia tidak tega melihat Tasya yang pulang malam-malam seperti ini setelah dia memuaskannya.

"Tidak apa," jawabnya singkat yang membuat Leon akhirnya terdiam.

"Tunggu, Natasya!" Leon mencegah Tasya yang ingin keuar dari kamar dan membuat dia akhir berhenti dan berbalik

"Tunggu aku berganti baju sebentar, biar aku mengantarmu." Perkataan Leon malah membuat Tasya terkejut dan merasa tidak enak.

"Tidak, itu tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri." Tentu saja Tasya menolak karena selain merasa tidak enak, dia juga tidak mau nantinya ada yang melihatnya.

"Tidak apa, sekalian aku ingin pulang saja." Leon berdiri dan pergi ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan dirinya tanpa menunggu Tasya yang tadinya ingin berbicara lagi

Tasya pun tidak ada pilihan lain selain menurutinya, dia menunggu Leon yang sedang membersihkan dirinya dan mengganti bajunya barulah dia keluar bersama dari apartemen.

"Di mana rumahmu." Tanya Leon ketika mereka sudah meninggalkan parkiran apartemen.

"Aku pikir kau sudah tau." Tasya memang mengira jika Leon tau alamaynya karena sebelum mereka menjadi pasangan simpanan seperti ini, Leon benar-benar detail meminta identitasnya bahkan sampai alamatnya dan keluarganya.

"Aku hanya tau jalannya." Leon memang tidak tau alamat lengkapnya dan hanya membacanya dengan sekilas. Tasya akhirnya memandunya dari dalam mobil yang membuat Leon mengerti.

Perjalanan mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit karena memang lokasinya tidak jauh dari apartemen Leon.

"Aku turun di sini saja, jika di depan, aku takut Tanteku akan melihatku turun dari mobil mewah dan memiliki pemikiran yang tidak-tidak." Tasya menolak di antar sampai rumah dan di mengerti oleh Leon..

"Terima kasih.".

"Tunggu!" Leon mencegah Tasya yang akan keluar dari mobil setelah memikirkan sesuatu. "Besok hari libur, ikut denganku besok, aku akan menjemputmu." Ajakan Leon membuat Tasya malah terkejut

"B-besok?" Beo Tasya.

"Ya, kenapa kau selalu terkejut jika aku memintamu menemaniku? Kau sudah ada janji dengan orang lain?" Leon sedikit kesal dengan Tasya karena dia selalu terkejut dengan ajakannya dan mengira jika dia memiliki janji dengan orang lain lagi. "Tubuhmu dan waktumu sudah menjadi milikku saat kau sudah menyetujui menjadi sugar baby-ku, Tasya. Aku tidak ingin kau menolakku." Leon menegaskan lagi dan memgingatkannya akan perjanjiannya, dan membuat Tasya menjadi bingung sendiri dan merasa tidak bebas dengan kehidupannya sekarang.

"Aku menjemputmu jam 7 pagi, kau harus sudah ada di sini, atau aku akan masuk ke dalam rumahmu dan membawamu." Perkataan Leon membuat Tasya melotot dan reflek menggeleng dengan cepat.

"Tidak! Jangan. Baiklah aku akan ikut denganmu besok." Tasya menjadi panik karena perkataan Leon, dan dia sangat tau jika itu bukan hanya sekedar ancaman.

Leon tersenyum tipis ketika Tasya sudah keluar dari mobilnya, entah kenapa hari liburnya, dia malah mengajak Tasya untuk bersamanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 7

    Leon benar-benar berada nyaman saat berada di dekat Tasya, entah dia sudah gila atau bagaimana karena dia benar-benar menjalin hubungan dan bahkan sudah dua kali berhubungan dengan Tasya, di mana dia adalah wanita yang muda dan terpaut jauh dengan umurnya. "Apa kau baik-baik saja?" Tasya mengelus pelan helaian rambut Leon karena sepertinya Leon memang seperti sedang kesal. Leon hanya menanggapinya dengan deheman namun masih berada di posisi yang sama. "Bisakah kita berangkat sekarang? Aku akan membuatmu melupakan kekesalanmu nanti." Tasya membujuk Leon agar dia mau segera menyalakan mobilnya agar bisa keluar dari sini. Leon menanggapinya dengan senyuman miring, "Aku akan menghukummu jika kau tidak menepati perkataanmu." Leon mengancam Tasya yang di tanggapinya dengan gelengan, Tasya juga tersenyum manis dan mencium sekilas bibirnya yang membuat Leon mengerang dan meremas bongkahan padat belakangnya. Leon sudah benar-benar dibuat candu oleh tubuh Tasya, selain dia bisa menyen

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 6

    Keesokkan paginya, Tasya benar-benar terpaksa bersiap untuk pergi bersama Leon, padahal dia tadinya ingin mengantarkan adiknya untuk kontrol rutin di rumah sakit. "Kakak benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemanimu untuk cek kesehatan rutin," Tasya menjadi merasa bersalah karena seharusnya ini bisa menjadi kesempatan untuknya mengantar adiknya karena biasanya dia selalu lembur di pekerjaannya, namun dia malah tidak bisa menemani adiknya karena Sugar Daddy-nya. "Jangan pikirkan itu, Kak. Aku tidak apa. Ada Tante yang menemaniku." Noah tentu saja tidak mempermasalahkannya karena selain mengerti kesibukan kakaknya, dia juga sudah terbiasa pergi dengan tantenya. "Jika urusan Kakak sudah selesai, kakak janji akan pulang cepat." Janjinya meskipun Tasya sendiri tidak yakin jika Leon akan membiarkannya pulang dengan cepat. "Jangan terburu-buru, Tasya, selesaikan saja pekerjaanmu, ada Tante yang mengurus adikmu. Jangan khawatirkan dia," Thresa menenangkan kekhawatiran Tasya kare

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Penyatuan kembali

    "A-apa? Tapi bukankah umurmu masih 40 tahun? A-ku berumur 25 tahun, jika kau memiliki putra, itu artinya kau memiliki anak saat usia 15 tahun?" Tanyanya yang masih terkejut. Dia memang mengira jika Leon pasti memiliki anak, tapi tidak mengira jika anaknya seumuran dengannya. Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, dia menggendong Tasya ke kamar namun dibiarkan olehnya. "Umur putriku 22 tahun." Leon menjelaskan lalu duduk di sofa, hanya saja kini mereka berganti di sofa kamarnya. "Saat remaja, aku memang menghamili seorang wanita, ibu dari putriku yang sekrang, waktu itu aku masih berusia 17 tahun." Lanjutnya yang membuat Tasya sedikit shock. "Astaga! Kau nakal sekali." Tasya tanpa sadar terkekeh dengan cerita Leon namun lalu menghentikan tawanya saat menydarinya "Maaf, aku hanya bercanda, aku tidak berniat mencibirmu." Tasya menjadi takut jika Leon tersinggung dengan perkataannya dan bahkan dia menertawakannya. "Tidak apa, aku menyukainya." Leon tersenyum dan seben

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 4

    Malam harinya, Tasya bersiap sedangkan Liora sudah masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput Tasya. "Selamat malam, Tante." Sapa Liora kepada Thresa yang ditanggapi Thresa dengan senyuman. "Hai, Noah." Sapanya juga kepada Noah yang sedang duduk membaca buku. "Hai, Kak. Kalian ingin pergi?" Noah menebak jika kakaknya akan pergi bersama sahabatnya ini. Dan perkataan Noah di angguki oleh Liora. "Aku ingin meminjam kakak-mu sebentar," Liora terkekeh yang membuat Noah tersenyum mengangguk mengerti. "Eeh! sejak kapan kau datang?" Tasya terkejut saat keluar dari kamar dan melihat Liora ternyata sudah ada di dalam rumahnya. "Sedari tadi, kau sangat lama, sudah ayo." Ajaknya. "Tante, aku nitip Noah ya, " Tasya pamit kepada Tantenya yang di senyumi oleh Thresa "Jangan khawatirkan Noah, dia aman bersama Tante." Thresa tentu saja membiarkan Tasya keluar agar tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Dia juga pasti membutuhkan refreshing dan bersenang-senang. Setelah pamit, Mereka akh

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Ajakan kembali bermalam

    Setelah menebus obat dan membawa pulang adiknya, Tasya pamit untuk bekerja dan meninggalkan Noah dengan Thresa sang Tante. Jika pagi sampai sore, Tasya bekerja di restoran sebagai pelayan karena memang dia hanya lulusan sekolah menengah atas. "Tasya!" Sapa wanita cantik yang mengunjungi Tasya sebelum dia berangkat kuliah. "Kau ada kelas pagi, ya? Karena tidak biasanya kau bangun pagi dan sudah rajin seperti ini. Liora!" Tasya sengaja menyindir Liora karena kebiasaannya namun malah membuat dia terkekeh. "Dari perkataanmu seperti mengataiku wanita pemalas." Liora berlagak tidak terima sambil menyilangkan tangannya di dadanya. "Memang iya, bukan?" Perkataan Tasya akhirnya tidak bisa ditahan oleh Liora dan membuat dia tertawa. "Aku mengunjungimu, sekaligus ingin sarapan, nanti malam ayo ke club, kemaren kau membatalkannya, menyebalkan." Liora memang sedikit kesal karena Tasya membatalkan perjanjian mereka semalam padahal Liora sangat kesepian. "Semalam adikku masuk ke rumah

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Meminta uang

    "Hai, bagaimana perasaanmu, Noah?" Natasya tersenyum dan menghampiri adiknya ketika melihat dia sudah sadar. "Aku sudah lebih baik, Kak. Maaf sudah membuatmu khawatir."Noah menjadi merasa bersalah karena dia sudah bolak-balik ke rumah sakit dan sudah pasti menghabiskan uang kakaknya dan membuatnya khawatir. "Tidak apa, sebentar lagi kau akan sembuh dan tidak akan pernah bolak-balik ke rumah sakit lagi. Jadi sabar sebentar lagi, ya." Tanya mencoba menenangkan adiknya karena dia tau jika adiknya merasa bersalah karena dirinya kembali masuk rumah sakit. "Aku akan operasi?" Tebak Noah yang di angguki oleh kakaknya. Namun anggukannya malah membuat Noah terkejut. "Itu membutuhkan biaya sangat besar, Kak!" Bukannya senang, namun Noah malah khawatir dari mana kakaknya akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Tidak begitu besar, jika pun besar, tidak menjadi masalah asal kau bisa sembuh dan tidak meraskan sakit lagi." Perkataan kakaknya membuat dia merasa benar-benar terharu. "Saat suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status