Share

3. Berita Mengejutkan

"Bisa-bisanya ayahmu berbuat seperti itu!"

Suara teriakan terdengar dari dalam sebuah kamar salah satu kediaman besar di pinggir kota.

Terlihat sosok Laura tengah duduk di sofa bersebelahan dengan sahabat baiknya, Emma Ruiz, putri dari Keluarga Ruiz.

Laura telah menceritakan semua yang terjadi kepada Emma. Alhasil, temannya itu sangat marah.

"Jelas-jelas Nora yang memaksamu pergi ke tempat itu, tapi kamu yang disalahkan sepenuhnya! Ayahmu kentara sekali pilih kasih!"

Laura diam sembari memeluk lututnya, tak sedikit pun menanggapi komentar Emma. Sebab, dia sudah tahu sang ayah dari dulu lebih menyayangi Nora dibandingkan dirinya.

Bertahun-tahun hidup bersama, ada beberapa hal yang selalu terjadi di kediaman Hartley.

Jika Laura menginginkan sesuatu, Nora pasti akan memintanya. Di saat itu, Simon pasti memaksa Laura untuk mengalah dan memberikan miliknya kepada Nora.

Jika Nora melakukan kesalahan, Laura-lah yang akan dihukum dengan alasan tidak memerhatikan dan menjaga adiknya.

Semua yang Laura miliki harus Nora dapatkan, dan semua yang Nora miliki … tidak boleh dimiliki oleh Laura. Hanya benda yang tidak Nora inginkan yang bisa menjadi milik Laura.

Karena hal-hal itu, Laura dan Nora memiliki penampilan dan sikap yang jauh berbeda. Laura sederhana dan pendiam, sedangkan Nora glamor dan keras kepala. Kalau diumpamakan, Laura terlihat seperti anak pelayan dan Nora adalah anak majikannya.

'Andai Mama masih hidup dan Papa tidak menikah lagi, apa perlakuan Papa kepadaku akan berbeda?'

Pertanyaan seperti itu seringkali melambung di benak Laura.

Callista, ibu kandung Laura dan istri pertama Simon, meninggal karena sakit keras saat Laura baru berusia tiga tahun. Walaupun samar, tapi Laura ingat bagaimana ibunya itu mewasiatkan dirinya untuk selalu menurut dan patuh kepada sang ayah. Itulah alasan Laura tak banyak menuntut kepada Simon.

Namun, saat ini!? Apa Laura bahkan tidak berhak menuntut keadilan!?

Memikirkan hal itu, Laura berakhir menjawab pertanyaannya sendiri, 'Percuma ….'

Ingin menyalahkan siapa pun juga sama saja. Nasi sudah menjadi bubur.

Kesucian Laura tak akan bisa kembali, sang ayah juga telah mengusirnya, bahkan calon suaminya sudah enggan bertemu dengannya.

Melihat kesedihan Laura yang mendalam, Emma merasa sangat prihatin. Dia memeluk Laura dan berkata, "Tidak peduli apa yang terjadi. Aku ada di sini, Lau."

Ucapan Emma membuat mata Laura sontak berair. Gadis itu pun mulai menangis sejadi-jadinya dalam pelukan teman baiknya itu.

Ayah kandungnya enggan untuk mendengarkan penjelasan, sedangkan sahabatnya yang sama sekali tak ada hubungan darah lebih bersimpati kepadanya. Walau bersyukur, tapi hal ini membuat Laura sungguh sakit hati.

Kenapa ayahnya begitu kejam?

Beberapa jam berlalu dengan Laura menangis dalam pelukan sahabatnya itu. Hanya ketika tangisannya berhenti barulah Emma berujar, "Istirahatlah, Lau. Kau pasti lelah."

Dengan mata bengkak, Laura membalas, "Terima kasih banyak, Em. Aku berhutang besar padamu."

Emma memasang senyuman tak berdaya. "Kau sudah seperti saudariku sendiri, jangan bersikap begitu sungkan." Dia juga menambahkan, "Jangan khawatirkan apa pun lagi! Kau bisa tinggal di tempatku selama yang kau mau!"

Mendengar hal itu, Laura mengangguk dan tersenyum tipis.

Dua minggu berlalu sejak Laura tinggal di kediaman Keluarga Ruiz. Walau masih ada saat dirinya diam-diam menangis, tapi senyuman yang lama hilang itu perlahan kembali muncul di wajah Laura.

Dalam dua minggu ini, Laura sempat mencoba menghubungi Noah. Kalaupun dia tahu hubungan mereka tak akan pernah lagi bisa seperti dulu, tapi Laura ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekaligus meminta maaf karena telah menyakiti dan mengecewakan pria tersebut.

Sayangnya, sepertinya pria itu telah memblokir semua kontak Laura. Oleh karena itu, Laura pun menyerah dan memutuskan untuk melupakan semuanya.

Tak ingin terus berdiam dan membuat Emma beserta keluarganya khawatir, Laura pun bergumam, "Aku … harus melakukan sesuatu."

Dengan langkah yang lebih ringan dari hari-hari sebelumnya, Laura keluar dari kamar untuk mencari sahabatnya. Ketika hampir sampai di lantai satu, Laura melihat Emma dan Alan, kakak Emma, sedang menonton siaran televisi sambil memaki.

"Apa mereka gila?! Teganya mereka melakukan ini kepada Laura!" Suara Emma terdengar diselimuti kemarahan mendalam dari ruang tamu kediaman Ruiz. "Sudah kuduga ada yang salah dengan otak kepala keluarga Hartley!"

Kening Laura berkerut, bertanya-tanya kenapa Emma memaki ayahnya lagi. Alhasil, dia pun lanjut menuruni tangga dan mengarahkan pandangan ke arah televisi yang sedang ditonton oleh Emma dan Alan.

Seketika, mata Laura terbelalak kala melihat berita yang ditampilkan siaran televisi.

[Tidak jadi menikah dengan putri pertama Keluarga Hartley, Noah Myers berakhir mengumumkan rencana pernikahannya dengan putri kedua Keluarga Hartley, Nora Hartley!]

Tampak sosok Nora bersanding dengan Noah sembari menunjukkan cincin pertunangan mereka ke arah kamera. Senyuman lebar menghiasi bibir keduanya.

Laura tak dapat mendengar jelas ucapan reporter berita. Gendang telinganya berdengung untuk sesaat selagi kepala Laura mendadak seperti berputar-putar.

Kenapa Noah bertunangan dengan Nora?

Comments (14)
goodnovel comment avatar
Tumin Neng
ceritanya sama dengan cerita drama mini seri ...
goodnovel comment avatar
yuliyuli guntur
cinta deh ...
goodnovel comment avatar
Gretta Anasthasia
Penasaran sama ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status