Kelopak mata Jolie melebar. Dia jelas tahu kesepakatan Asher dan ayahnya, tapi kenapa Adam ikut campur ke dalam masalah ini?“Papa dengar, kau sempat bertengkar dengan Duke karena tidak percaya informasi tentang Collin.” John menjeda ucapannya. “Semua yang dia katakan benar. Selain itu, Collin juga berusaha mencelakai mantan tunangan Angela dan Billy.”“Maaf, Sayang, kami akhir-akhir ini sibuk sampai tidak sempat bicara denganmu dengan serius. Sampai kami menitipkanmu pada Billy agar Collin tidak bisa mengganggumu,” imbuh Lyra, ibu Jolie.…“Aku … akan ke toilet dulu.” Jolie masih sulit percaya dan melarikan diri dari percakapan mereka.Jolie menatap cermin, memantulkan wajahnya yang tampak pucat. Setelah John memberi tahu semua kejadian yang dilakukan Collin, dia merasa mual.“Mustahil …,” gumamnya.Collin selalu mengungkapkan perhatian dan kasih sayangnya dengan sungguh-sungguh. Namun, Jolie selalu memperlakukan Collin, Claus, dan Duke dengan cara yang sama meski dalam hatinya mengi
Keputusan Adam Smith yang masih bertentangan dengan Asher dan John Foster telah sampai di telinga Collin. Pria itu baru saja mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya, kemudian bangkit dari kursi kebesarannya.Collin sempat ragu pada perasaannya sendiri. Setelah mendengar informasi itu, dia kembali bersemangat dan yakin.“Akhirnya … Aku selalu percaya kalau kau pasti akan menjadi milikku, Jolie.”Collin keluar dari kantor selagi menghubungi Jolie. Dia ingin melamar Jolie sebelum orang tuanya memberi tahu keputusan itu.Namun, Jolie masih tak menjawab panggilannya. Ponsel Jolie saat ini berada di saku Duke Volker.“Duke, apa ponselku sudah diperbaiki?”Jolie ikut dengan Duke ke perusahaan. Dia akan bertemu orang tuanya bersama Duke.“Belum. Pakai saja ponsel yang kemarin aku belikan,” balas Duke tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen yang sedang diperiksa.Jolie mencebik. “Tidak ada satu pun kontak temanku di sini! Aku bahkan tidak bisa menghubungkan dengan emailku. Kenapa juga
Collin tak tahan lagi dengan permusuhan yang ditunjukkan keluarganya. Lana pun marah padanya setelah tahu jika dia berusaha menabrak Billy, sosok yang selalu dipanggil Lana dengan sebutan calon papa mertua.Akhirnya, dia memutuskan untuk bicara dengan Claus. Mereka biasanya berbagi pikiran dalam setiap permasalahan.Setidaknya, Claus bisa percaya dan mendukungnya. Bagaimanapun juga, mereka adalah saudara kembar. Claus seharusnya bisa melihat dari sudut pandangnya.“Aku sedang sibuk. Lain kali saja.” Claus bahkan menoleh ke arah Collin, melanjutkan perjalanan.Collin mengepalkan tangan, geram dengan sikap Claus. “Apa kau juga menganggap perbuatanku salah? Kalau bukan karena aku, kalian tidak mungkin menikah atau hanya berkenalan. Bukankah kau seharusnya berterima kasih padaku?!”Angela menggeleng-geleng tak percaya. Jika bukan karena Collin saudara suaminya, dia mungkin sudah memakinya.Claus pun hanya berlalu, tak menjawab satu pun pertanyaan saudara kembarnya.***“Claus, sebaiknya k
Angela sadar dengan kemunculan seseorang, tapi Claus malah memenuhi mulutnya. Dia meronta sampai terbebas, lalu terbatuk-batuk sambil melihat ke arah pintu.“Ahhh!!!” jerit Angela, mengira Collin sengaja mengintip mereka.Rona wajah Collin memerah. Matanya bergerak cepat ke atas bawah berulang-ulang.“Sial! Pergi kau rakyat jelata!” teriak Claus murka.Collin juga ingin segera pergi, namun kakinya seperti terpaku di lantai. Dia tak suka melihat pemandangan itu, tapi tak bisa mengalihkan perhatian.Mulut Collin ternganga semakin lebar saat saudara kembarnya berjalan cepat ke arah pintu. Matanya bergetar ketika melihat ke bawah, di sela paha Claus.“Dasar lancang!” bentak Claus.Claus mendorong Collin dengan kasar.BLAM!!“Untung saja aku belum melepas pakaianmu! Kalau sampai Collin melihat tubuhmu, aku akan mencongkel kedua bola matanya!”Angela pun masih terkejut. Namun, Claus segera membaringkan tubuhnya.“Ck! Menyebalkan sekali,” gerutu Claus sambil membuka baju Angela.“P–Pintunya
“Jadi begitu.” Claus menurunkan nada suaranya. “Kau belum pernah menjenguk Travis, ‘kan? Lihat saja kondisinya sekarang. Apa kau masih menganggap tindakanmu dapat dibenarkan?”Claus tak mau meneruskan perdebatan. Dia berlalu meninggalkan kamar Collin.Ada satu hal yang jelas terlihat dari saudara kembarnya. Claus dapat memastikan bahwa Collin sedang ketakutan sehingga terus menyangkal jika perbuatan yang dia lakukan salah.Dan tebakan Claus benar. Setelah menutup pintu kamar, Collin merosot bersandar di pintu dengan pikiran rumit.“Aku sudah melihat kondisinya dengan kedua mataku sendiri …,” gumam Collin.Collin pun terkejut setelah mendengar jika Travis hampir kehilangan kakinya. Dia terus memantau kondisi Travis melalui bawahannya.Collin memang merasa ketakutan atas tindakannya.…‘Aku tidak menyuruhmu membunuhnya!’ Collin menyalahkan orang suruhannya waktu itu.‘Anda mengatakan untuk memperingatkan orang itu agar tidak bisa kembali ke Smith Group. Karena Anda memberi bayaran besar
Claus merasa jantungnya seperti makhluk hidup yang sedang menari-nari di dalam dadanya. Wajahnya sontak merah padam, lalu berpaling ke arah lain karena malu.“Ha ha! Aku memang tampan sejak masih dalam kandungan mama!” Claus tertawa kikuk.Pria itu selalu percaya diri dalam situasi apa pun, bahkan sampai menyugesti Angela jika hanya dia pria yang terbaik untuknya. Namun, setelah mendengar pujian langsung itu, Claus jadi salah tingkah, senang bukan kepalang.Dia tak pernah menyangka jika Angela bisa bersikap manis seperti ini. Padahal, Angela dulu selalu marah-marah padanya.“Kau imut sekali,” lirih Claus tanpa sadar, tapi Angela mendengarnya.Angela menyandarkan kepala di pundak Claus. Dia sepertinya melupakan mantan calon suami yang terbaring sekarat di depannya.“Kau dengar, ‘kan?! Aku lebih tampan darimu! Ha ha! Cepat bangun! Kau harus mendengar langsung dari mulut istriku!” Claus menunjuk-nunjuk Travis yang mungkin akan mendengar suaranya.“Jangan bicara terlalu keras, Claus. Kita