Share

Bab 25

“Giat banget lo belajarnya, Sha,” diluar kebiasaan Arusha masih tetap belajar di jam istirahat, di sebelah kirinya terdapat cracker dan sebotol air putih.

“Lo mah, gue rajin diheranin. Gue males diomongin juga,” tanggap Arusha.

“Beneran nggak mau ke kantin?” ajak Jivan.

“Males, ah. Pasti rame juga,” Arusha menggelengkan kepalanya.

“Kalau mau sepi sih di kuburan, Sha,” sahut Jivan asal.

“Mulut lo, Van. Udah sana, gue disini aja,” Arusha setengah mendorong Jivan menjauh dari mejanya.

   Sepeninggal Jivan—Arusha melanjutkan kembali belajarnya yang sempat tertunda, sebenarnya ia begini bukan tanpa alasan. Dirinya berusaha mengalihkan fokus dari kecemasan yang selalu melandanya belakangan ini. Pikirannya yang terlalu memikirkan banyak hal.

   Ia melirik jam tangannya, 15 menit lagi jam istirahat akan selesai. Arusha beranjak dari kelasnya dan menuju rooftop sekolah. Tak membutuhkan waktu lama, i

nunanyajeno

Halo, gimana sejauh ini? Apresiasi kalian selalu saya hargai meski sekecil apapun itu. Saya nggak bosan mengingatkan kalau makin jauh babnya, makin sensitif cerita yang akan dibawa. Readers please be wise ya. -Regards, Dinar-

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status