Home / Romansa / Gerry's Love Story / Kamu mau kiss, gak?

Share

Kamu mau kiss, gak?

Author: Cucu Suliani
last update Last Updated: 2024-05-23 10:52:36

Ah! Canggung sekali yang Gerry rasakan saat ini, dia bahkan tidak berani melihat wajahnya di cermin. Karena wajahnya pasti sangat merah.

Gerry langsung mengikuti arah ke mana Gita menunjuk, Gerry terlihat begitu malu. Dia bahkan langsung menutup miliknya dengan tas ransel kebanggaannya.

"Ngga usah ditutupin, Gerry. Tante suka lihatnya. Sepertinya punya kamu sangat---"

Wajah Gerry benar-benar memerah mendengar ucapan dari Gita, ini pertama kalinya ada wanita yang begitu dekat dengan dirinya.

Ini pertama kalinya ada wanita yang ucapannya begitu vulgar, tanpa saringan air sumur ataupun saringan kopi.

"Ehm! Bisa cepat jalan ngga, Tan? Nanti aku telat loh, pagi ini ada dosen killer, soalnya." Gerry berusaha untuk mengalihkan pembicaraan, karena Gerry benar-benar merasa tidak nyaman dengan tatapan mata Gita yang mengarah pada lato-lato gagang miliknya.

Gita tersenyum seraya menutup bibirnya dengan tangan kanannya, karena dia malah fokus pada mainan yang sedang trend saat ini.

"Oh, maaf. Nanti kita lanjutkan lagi, sekarang kita ke kampus dulu." Gita langsung menyalakan mesin mobilnya, Gerry bisa bernapas dengan lega.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, Gita memang begitu fokus dalam menyetir. Namun, tangan kiri Gita juga begitu lihai mengelus paha dalam Gerry. Hal itu membuat Gerry susah untuk bernapas, perbuatan Gita membuat dirinya salah tingkah.

"Sudah sampai, Gerry. Apa kamu mau minta uang jajan?" tanya Gita setelah memberhentikan mobilnya tidak jauh dari universitas tempat Gerry menimba ilmu.

Mendengar apa yang Gita katakan membuat Gerry keheranan, Gita bertanya seolah dia ibu dari Gerry ketika mengantarkan dirinya menuju sekolahan.

"Eh? Ngga dong, Tan. Masa minta uang jajan, udah dianterin aja Gerry udah bahagia. Makasih ya, Tan." Gerry tersenyum canggung.

Bisa-bisanya wanita cantik seperti Gita mengatakan hal itu, Gerry benar-benar dibuat canggung oleh wanita itu. Wanita yang terlihat begitu seksi dan juga mampu membuat jantungnya berdebar dengan begitu kencang.

"Iya kah, Tante?" tanya Gerry.

"Iya, Tante. Gerry turun dulu ya, Gerry mau kuliah dulu. Tante hati-hati," pamit Gerry.

Setelah mengatakan hal itu, Gerry terlihat hendak membuka pintu mobilnya. Namun, dengan cepat tangan Gerry mencekal pergelangan tangan dari pria muda itu.

"Masih ada waktu nggak, Gerry?" tanya Gita.

"Waktu buat apa, Tan?"

Pertanyaan yang Gita lontarkan dijawab kembali dengan pertanyaan oleh Gerry, karena dia merasa bingung dengan pertanyaan dari wanita itu.

"Tante mau ngomong bentar, boleh?" tanya Gita.

Gerry melirik jam dari ponsel yang dia simpan di dalam saku kemeja yang dia pakai, kemudian dia tersenyum ke arah Gita karena masih ada waktu setengah jam lagi sebelum masuk jam pertama.

"Boleh, Tan," jawab Gerry.

"Kamu pernah nanya, kanapa Gendis sudah seumuran kamu, padahal Tante masih muda. Kamu mau tahu jawabannya?" tanya Gita.

"Mau, Tan. Tapi kalau Tante merasa enggan untuk bercerita, aku nggak usah tau aja," jawab Gerry.

"Kamu tuh anak baik, saat Tante duduk di bangku kelas delapan, Tante hamil, Gerry. Tante hamil di luar nikah, miris ya, Gerry? Tante bangga sama kamu, di usia kamu yang sekarang ini kamu malah belum pernah pacaran," ungkap Gita.

Gita hanya diam saja, dia tidak tahu harus menjawab apa. Gerry memang belum pernah pacaran, dia bisa menahan keinginannya bukan karena tidak mau merasakan indahnya masa pacaran.

Hanya saja, Gerry terlahir dari keluarga sederhana. Dia takut tidak bisa membahagiakan pacarnya dengan keadaan dirinya yang seperti ini.

"Waktu itu Tante dinikahkan secara agama dengan pacar Tante, setelah Gendis lahir kami pun memutuskan untuk menjalani hidup masing-masing." Gita terdiam dengan bibir yang mengerucut, tetapi air matanya mulai menggenang.

Gerry mengambil sapu tangan miliknya, lalu memberikannya kepada Gita. Janda cantik itu tersenyum seraya menerima sapu tangan milik Gerry dan mengusap air matanya yang mulai menetes.

"Terima kasih, Gerry. Oiya, kamu bisa nyetir nggak, Gerry?" tanya Gita.

Gita sengaja mengalihkan pembicaraan, karena dia merasa malu sudah membicarakan masa lalunya kepada Gerry.

Gita dengan cepat merubah mimik wajahnya, dari yang tadi terlihat sedih kini kembali ceria. Bahkan Gita kembali bertingkah centil kepada Gerry.

"Bi--bisa, Tan," jawab Gerry dengan tubuh yang gemetaran. Karena Gita malah merapatkan tubuhnya, hal itu membuat bamper depan milik Gita menempel dengan sempurna pada lengan kokoh Gerry.

Gerry bisa merasakan jika dada Gita terasa sangat padat dan sangat kencang, hal itu membuat pikiran Gerry kembali berkelana.

"Bagus deh, nanti siang kamu yang nyetir ya?" pinta Gita.

Gita merasa jika Gerry yang menyetir, rasa-rasa akan lebih baik. Karena dia bisa bersantai seraya menggoda pria muda yang sudah membuat dia jatuh hati pada pandangan pertama itu.

"Ya, Tante," jawab Gerry.

Gita melebarkan senyumnya mendengar apa yang dikatakan oleh Gerry, itu artinya mulai siang ini dia bisa melakukan pendekatan kepada Gerry.

"Oiya, Gerry. Kamu mau Kiss, ngga?" tanya Gita dengan gayanya yang menggoda.

Bahkan, Gita langsung menggoyang-goyangkan dadanya. Hal itu membuat Gerry harus menahan napasnya untuk beberapa saat.

"Eh? Jangan Tante, kita ngga ada hubungan apa-apa. Nggak boleh loh," jawab Gerry.

Gerry memundurkan tubuhnya sampai terpentok pada pintu mobil, Gita langsung tertawa dibuatnya. Gerry terlalu berlebihan, pikirnya.

"Ck! Tante nawarin permen Kiss, Gerry. Biar bau mulut kamu enak diendus, bau jengkol tau!" keluh Gita seraya menyerahkan satu bungkus permen kiss kepada Gerry.

Gerry begitu malu mendengar apa yang dikatakan oleh Gita, dia malah tidak menyadari akan hal itu.

"Eh? Iya, makasih, Tan." Gerry menerima permen Kiss dari Gita seraya menggaruk tengkuk lehernya karena benar-benar malu.

"Hem, turun sana. Nanti kamu telat loh, Gendis saja sudah berangkat dari tadi bareng Jhon," ucap Gita.

"Iya, Tan," jawab Gerry seraya turun dari dalam mobil mewah milik Gita dengan rasa malu yang luar biasa.

Pagi ini dia sarapan berat, makan nasi uduk dicampur semur jengkol sisa kemarin. Sayang kalau tidak dimakan, pikirnya.

Jika saja Gerry tahu kalau pagi ini dia akan diantar oleh Gita, tentu saja dia tidak akan memakan semur jengkol sisaan kemarin. Rasanya dia sangat malu ketika Gita berkata jika mulutnya bau jengkol.

"Aih! Gerry, elu mah bikin malu bae. Di depan cewek secantik tante Gita malah bau jengkol," rutuk Gerry seraya masuk ke dalam kelas.

"Jun!" panggil Gilang yang ternyata sudah sampai terlebih dahulu.

"Eh? Iya, Lang. Ada apa?" tanya Gerry.

"Duduk dulu, sini. Gue mau cerita," jawab Gilang seraya menepuk bangku kosong di sampingnya.

"Apaan sih?" tanya Gerry seraya duduk di samping Gilang.

"Elu tau nggak, Gerry? Gue udah dapet gaya baru buat gue praktek minggu depan," jelas Gilang.

Gerry yang lupa dengan ajakan Gilang kemarin terlihat seperti orang linglung, dia bahkan sampa mengernyitkan dahinya dengan dalam.

"Gaya? Gaya apa? Perasaan mingu depan gue nggak ngajakin elu pergi berenang deh," celetuk Gerry.

Gilang langsung mengerucutkan bibirnya, lalu dia mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan bibirnya pada cuping telinga Gerry.

"Ck! Gaya anu-anu, Gerry. Gaya renang di atas kasur," bisik Gilang.

"Settan!" pekik Gerry seraya menampar wajah Gilang dengan permen Kiss yang Gita berikan.

Gerry tidak menyangka jika dia mempunyai sahabat yang kelakuannya seperti itu, sahabat yang pikirannya tidak jauh-jauh dari Padang rumput.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gerry's Love Story    End (Part Terakhir)

    Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal

  • Gerry's Love Story    Malam Pertama

    Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya

  • Gerry's Love Story    Menuju Pernikahan

    Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d

  • Gerry's Love Story    Lamaran

    Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan

  • Gerry's Love Story    Berobat

    Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan

  • Gerry's Love Story    Aku bisa tak tahan kalau gini terus!

    Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status