Share

Bertanya

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-23 10:51:32

Jujur?

Tentu saja Gerry merasa jika dia tidak perlu jujur kepada ibunya masalah dia bekerja kepada Gita, karena dia takut jika nanti ibunya malah akan menduga-duga hal yang tidak-tidak.

Awalnya Gerry merasa jika emaknya tidak akan curiga kepada dirinya, karena biasanya emaknya selalu mengiyakan saja ketika dirinya hendak berpamitan ke mana saja.

Namun, kini dia sadar jika mak Odah terkesan lebih waspada. Mungkin karena dirinya sudah melakukan kesalahan yang fatal, solo karir di dalam kamar mandi.

Alhasil, setiap apa pun yang akan Gerry lakukan, baik buruk atau tidak pasti akan selalu dipantau oleh emaknya itu.

Melihat gelagat emaknya yang begitu curiga kepada Gerry, Gerry berusaha untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Dia bahkan terlihat menghela napas panjang kemudian mengeluarkannya dengan perlahan, dia mempersiapkan kata-kata yang pas yang akan dia katakan kepada ibunya tersebut.

"Kenapa elu malah narik napas kaya gitu?''

"Anu, Mak. Nggak apa-apa, Kok."

Mak Odah semakin merasa curiga kepada putranya, karena putranya itu bertingkah tidak seperti biasanya.

"Elu kagak bohong kan' sama Emak?" tanya Mak Odah seraya menatap Gerry dengan tatapan menyelidik.

Gerry berusaha untuk tersenyum dengan sangat manis sekali ke arah mak Odah, kemudian Gerry pun berkata.

"Enggak dong, Emak. Anak Emak ini akan bekerja dan mencari cuan yang banyak, lumayan pan gaji jadi pelayan juga. Biar Gerry bisa bayar uang semesteran, Mak. Biar bisa jajanin Emak, boleh pan ya, kalau Gerry kerja?" tanya Gerry seraya memeluk mak Odah.

Sebenarnya Mak Odah merasa tidak rela jika Gerry harus bekerja saat ini, karena itu artinya pekerjaan itu akan mengganggu masa kuliahnya.

Mak Odah sangat takut, jika dengan bekerja Gerry malah tidak fokus dalam menyelesaikan pendidikannya.

"Kalau beneran kerja boleh, Gerry. Asal jangan aneh-aneh, apalagi ngerusak anak gadis orang," pesan Mak Odah.

Mak Odah sungguh takut jika Gerry akan melakukan hal yang tidak-tidak, terlebih lagi dia melihat sendiri bagaimana Gerry bermain dengan tante Lux di dalam kamar mandi.

Gerry begitu lihai dalam menggerakkan pinggulnya, bahkan Gerry terlihat sudah ahli dalam melakukan hal itu. Sungguh mak Odah sangat takut.

"Iya, Emak. Kagak bakalan, Gerry masih inget kalau Gerry punya Emak yang harus dibanggakan dan tidak boleh dikecewakan," jelas Gerry.

Walaupun bermain dengan tante Lux di dalam kamar mandi rasanya sangat enak, tetapi dia masih punya rasa takut jika harus melakukan zinah dengan wanita yang bukan mahramnya.

"Hem, awas aja kalau bohong," ancam Mak Odah.

Gerry menghela napas berat mendengar apa yang dikatakan oleh mak Odah, dia sangat paham jika mak Odah kini memiliki kepercayaan yang sangat sedikit kepada dirinya.

Kepercayaannya pasti sudah menipis karena apa yang sudah dia lakukan kemarin pagi, Gerry sangat paham akan hal itu.

"Kagak, Mak. Mana mungkin Gerry bohong, Gerry tuh sayang banget sama Emak. Ngga bakalan Gerry mampu bohong sama Emak, cius!" ucap Gerry dengan manja.

"Iya, Emak percaya. Sekarang berangkat gih, hati-hati di jalan. Awas banyak copet, walaupun Emak tahu kalau elu tuh kagak punya duit banyak." Mak Odah melerai pelukannya.

Gerry nampak mengerucutkan bibirnya mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya, tetapi mau marah pun tidak bisa. Karena itu memang benar adanya.

"Makanya, Emak do'ain Gerry, biar Gerry dapet gaji yang gede." Gerry mencium punggung tangan kanan ibunya.

Mak Odah tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Gerry, dia bahkan mengulurkan tangan kanannya untuk mengusap puncak kepala putranya tersebut.

"Iya, Emak do'ain. Semoga elu bisa jadi orang yang sukses ya, Tong. Bisa bahagia dunia akhirat, aamiin," ucap Mak Odah seraya mengusap wajahnya.

Walaupun dia terlahir dari keluarga sederhana, tentu saja dia berharap jika Gerry akan menjadi orang yang sukses. Maka dari itu dia rela banting tulang untuk menyekolahkan Gerry hingga bisa kuliah.

"Aamiin, Gerry berangkat, ya, Mak. Assalamualaikum," pamit Gerry.

"Waalaikumsalam," jawab Mak Odah.

Setelah berpamitan kepada ibunya, Gerry melangkahkan kakinya menelusuri gang menuju jalan raya.

Pada saat dia tiba di jalan raya, Gerry sudah bersiap untuk mencegat angkot. Namun, tanpa dia duga ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di hadapan Gerry.

Mobil mewah yang sangat familiar di mata Gerry, karena Gerry sudah dua kali melihat mobil tersebut. Tidak lama kemudian, dia melihat kaca mobil nampak diturunkan. Seorang wanita cantik berbalut dress ketat berwarna marun melambaikan tangannya ke arah Gerry.

Gerry sempat menatap wajah cantik wanita itu, bahkan tatapan matanya langsung tertuju pada paha mulus milik wanita itu.

Wanita itu seakan paham dengan arah tatapan mata Gerry, dia tersenyum dengan sangat manis di bibirnya. Bahkan, tapa ragu dia mengerlingkan mata kanannya dengan nakal.

"Masuk, Gerry. Sini duduk di depan sama Tante," ajak Gita.

Ya, Gita sengaja datang untuk menjemput Gerry. Jangan tanya Gita dapat alamat Gerry dari mana, karena bagi orang kaya seperti Gita, mendapatkan alamat Gerry adalah hal yang sangat mudah.

"Eh? Ngga usah, Tan. Gerry naik angkot aja," ucap Gerry tidak enak hati.

Rasanya akan sangat merepotkan jika dia ikut masuk ke dalam mobil Gita, selain itu dia juga belum merasa kenal betul dengan wanita tersebut.

"Ayolah, Gerry. Tante sendirian loh, ngga ada temennya. Masa kamu tega sih?" ujar Gita.

Gita berbicara dengan sangat manja, dia tidak terlihat seperti ibu satu anak. Namun, dia terlihat seperti remaja yang baru saja mengenal pria.

"Iya, deh, Tan." Gerry yang tidak enak hati langsung masuk dan duduk tepat di samping Gita. Dia simpan tas ransel kebanggaannya di sampingnya.

Gita begitu senang karena Gerry akhirnya mau ikut bersama dengan dirinya, bahkan tanpa ragu Gita langsung mengusap lengan Gerry dengan lembut.

"Nah gitu dong, Tante kan, jadi seneng." Kembali Gita mengusap lengan Gerry, lalu dia memasangkan sabuk pengaman untuk pria muda itu.

"Kamu ganteng banget, Gerry. Sayangnya baju kamu kurang bagus, nanti setelah kamu kuliah kita ke butik Tante, ya? Tante mau kasih kamu baju," ajak Gita.

"Eh? Ngga usah, Tante. Kerja aja belum, masa udah dibeliin baju aja," ucap Gerry tidak enak hati.

"Ngga apa-apa, Tante yang mau, kok. Nanti Tante juga mau ngasih kamu yang lainnya," ungkap Gita.

"Jangan, Tan. Akunya ngga enak," ucap Gerry.

"Enakin aja, Gerry. Tante yang mau, kok." Gita mengusap-usap paha Gerry sampai ke pangkal pahanya.

Gerry sampai menahan napas karena sentuhan Gita membuat tubuhnya meremang, ada rasa yang tidak biasa yang Gerry rasakan.Seperti ada aliran listrik yang mengaliri tubuhnya.

"Gerry," panggil Gita.

"Iya, Tante," jawab Gerry gugup.

Bahkan, Gerry tidak berani menolehkan wajahnya ke arah Gita. Pria muda itu benar-benar merasa gugup saat berdekatan dengan janda berusia tiga puluh lima tahun itu.

"Ehm! Ada yang tegang," ucap Gita.

Mendengar apa yang Gita katakan, Gerry malah menutup matanya, Ia benar-benar merasa gugup dan juga tegang.

"Abisan Tantenya gitu, akunya jadi tegang," jawab Gerry dengan jantung yang berdetak dengan cepat.

"Bukan kamunya yang tegang, tapi itu." Gita menunjuk ke arah lato-lato gagang milik Gerry.

Gerry langsung mengikuti ke arah mana Gita menunjuk, Gerry terlihat begitu malu. Dia bahkan langsung menutup miliknya dengan tas ransel miliknya.

"Ngga usah ditutupin Gerry, Tante suka lihatnya. Sepertinya punya kamu sangat---"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gerry's Love Story    End (Part Terakhir)

    Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal

  • Gerry's Love Story    Malam Pertama

    Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya

  • Gerry's Love Story    Menuju Pernikahan

    Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d

  • Gerry's Love Story    Lamaran

    Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan

  • Gerry's Love Story    Berobat

    Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan

  • Gerry's Love Story    Aku bisa tak tahan kalau gini terus!

    Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status