Share

7 - DELAPAN TAHUN BERLALU

Seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan, sembilan tahun sedang menatap sebuah mobil remot kontrol mahal di sebuah mal ketika seorang penjaga toko berjalan ke arahnya,

"Hei kamu! Untuk apa kamu melihat itu?"  Dia berteriak pada bocah itu dengan kasar, bocah itu menoleh ke pemuda yang sedang berbicara dengannya dan dia menghela nafas, lalu kembali ke mobil mainan mahal yang dia kagumi.

Bocah nakal ini tidak tahu siapa aku, “Hei anak nakal, aku sedang berbicara denganmu tapi kamu ..." Dia bergegas akan memukul anak itu tetapi ibu anak itu keluar.

"Rain!"  Dia memanggil, wajah serius bocah itu berubah menjadi senyum yang mempesona.

"Bu!" panggilnya dan berlari ke arah wanita yang membelalakkan mata ke arah pria itu, pria yang terkejut dengan perubahan drastis ekspresi si bocah dalam hitungan detik.

"Tuan, apa yang terjadi?" Gina bertanya dengan sopan, setelah menyaksikan pria itu hampir memukul putranya.

"Nona, saya datang ke sini dan melihat anak Anda akan mencuri mobil mainan, saya bertanya dengan baik-baik ..."

"Pembohong, pembohong, Bu, dia berbohong."  Bocah itu memprotes dan ini menarik perhatian pelanggan lain.

"Bagaimana kamu bisa menyebutku pembohong?"  Pria itu bertanya dengan marah pada kata-kata memalukan anak kecil itu.

"Karena kamu berbohong, ibu bilang berbohong itu buruk dan kamu berbohong."  Kata Rain melihat ibunya yang lebih bingung dari sebelumnya.

"Bu, Ibu kan tahu kalau Rain sangat menyukai mobil mainan?"  Dia bertanya pada ibunya, memasang senyum manis dan menawannya,

Gina mengangguk,

"Aku hanya sedang mengagumi mobil itu ketika pamannya jahat datang dan memarahi saya.”  Bocah itu menjelaskan, Gina mengangguk dan menoleh ke pria itu,

"Tuan, apakah Anda melihatnya memasukkan mainan itu ke dalam tasnya?" Dia bertanya kepada pria itu, dengn ekspresi serius di wajahnya,

"Tidak, tapi..."

Dia memotongnya, "Jadi apa yang membuatmu merasa dia akanemcurinya?"  Gina bertanya padanya. Ibu mana yang akan terima anaknya di sebut sebagai pencuri!

Rain sering berbuat nakal tetapi dia tidak pernah bisa mengambil apa yang bukan miliknya.

"Maaf Bu." Pria itu meminta maaf karena telah sembarangan menuduh,

Gina menghela nafas, "Kamu tidak perlu meminta maaf padaku, minta maaf pada anakku!" Gina menarik anak laki-laki itu dari belakangnya ke depan.

Pria itu menatap bocah itu dengan kesal, "Tapi dia tidak sopan dan kasar padaku..." Pria itu mengeluh,

Gina memandang putranya;  dia terlihat sangat manis dan polos, Rain tidak pernah bisa bersikap kasar kepada siapa pun;  dia anak termanis yang pernah ada.

"Maaf Pak, saya percaya pada anak saya dan Rain bukan anak yang kasar."  Dia berkata dengan bangga,

"Bu, sudah biarkan saja, jika dia tidak mau meminta maaf, tidak apa-apa."  Rain berkata kepada ibunya,

Gina menghela nafas pada pria itu dan tersenyum pada putranya,

"Rain, kamu mau mobilnya?" Gina menyuruh anak laki-laki itu memeriksa tasnya untuk menghitung sisa uangnya.

"Tidak Bu, Rain tidak mau."  Dia berkata tetapi jauh di lubuk hatinya, dia menangis. Sebenarnya, dia benar-benar menginginkan mobil mainan itu, tetapi dia tahu uang ibunya tidak cukup untuk membelinya,

"Kamu yakin?"  Gina bertanya, Gina berpikir untuk menggunakan kartu kreditnya jika Rain menginginkannya,

"Tidak Bu, Rain punya banyak mobil mainan di rumah,Rain tidak membutuhkan yang ini."

Dia berkata sambil memegang tangan Gina, mereka berjalan ke konter dan membayar barang-barang yang mereka beli kemudian mereka meninggalkan toko bersama.

Mereka hanya pergi ke toko untuk membeli bahan makanan untuk rumah mereka dan rumah Kakek, karena hari ini adalah hari Jumat dan setiap hari Jumat mereka pergi ke rumah Kakek untuk makan malam bersama.

* * *

Ketika Gina kembali dari rumah sakit, lima juta dolar ditransfer ke rekeningnya oleh keluarga Liem, dia dengan cepat mentransfer uang itu kepada Papanya, membayar semua hutang bisnisnya laku menutup perusahaan.

Setelah itu mereka pindah dari mansion ke kondominium yang lebih kecil di pinggiran kota.

Sementara Rindu dan putrinya tidak melakukan apa-apa selain mendatangkan lebih banyak masalah dalam keluarga, Gina kembali ke perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikannya sambil mengambil dua pekerjaan untuk menghidupi ayah dan putranya.

Itu sangat sulit baginya termasuk fakta bahwa putranya Rain adalah anak yang sangat ringkih, ia sakit-sakitan.

Bocah itu tumbuh menghabiskan sebagian besar hari-harinya di rumah sakit, sedangkan Gina harus berjuang ke sana kemari untuk memenuhi kebutuhan.

Ada kalanya, Gina hampir menyerah, lalu berpikir bahwa keputusannya untuk mengambil Rain dulu adalah ide yang buruk.

Namun, setiap kali Gina merasa putus asa dan tidak memiliki semangat hidup, hanya dengan melihat wajah putranya yang tersenyum. Itu sudah cukup membuatnya bangkit lagi.

Seperti kata orang dulu 'Rasa sakit melahirkan akan hilang setelah melihat seorang anak.'

Gina, dia sangat mencintai putranya Rain sehingga dia tidak ingin melihatnya terluka, selama mereka tinggal di rumah sakit, dia hanya akan melihatnya kesakitan dan berharap dia baik-baik saja.

Ketika Gina kembali ke perguruan tinggi, Dia mulai di gosipkan memiliki anak haram. Gina tahu Melissa adalah orang di balik ini semua, Melissa dan ibunya tidak pernah menyukainya, menganggapnya adalah bajingan yang datang untuk mencuri ayahnya darinya.

Keberadaan Rain membuat mereka semakin marah, "Anak haram yang lahir dari seorang Pria asing." Begitu biasanya mereka mengolok Gina dan putranya.

Hari hari yang sulit Gina jalani dengan sabar, hingga dia yakin dia punya cukup uang untuk menyewa sebuah apartemen sederhana, dia pindah dari kondominium, pindah ke apartemennya sendiri dan tinggal dengan putranya.

Tony tidak pernah setuju dengan keputusan Gina untuk tinggal sendiri, dia ingin Gina tinggal dan membiarkan dia melihat cucunya tumbuh dewasa, tetapi Gina terus terang menolak dan akhirnya Tony tahu jika itu adalah yang terbaik.

Meski Gina dan Rain tinggal di apartemen mereka sendiri, tetapi itu tidak membuatnya melupakan rumah Papanya, setiap Jumat malam Gina dan Rain selalu menyempatkan untuk makan malam keluarga disana.

Karena desas-desus yang menyebar di kampus, dia dikeluarkan, Tony mencoba berbicara dengan pihak kampus tetapi mereka menolak,

Meskipun Gina adalah seorang mahasiswi berprestasi, mereka tidak dapat mengizinkannya untuk tinggal di sekolah tersebut, alasannya agar tidak membuat nama perguruan tinggi masuk ke daftar hitam.

Gina dengan besar hati menerima vonis sekolahnya ketika Papanya memberitahukan kepadanya apa yang mereka katakan.

Tapi kemudian, tampaknya ada perubahan, sekolah memanggilnya kembali dan dia diminta untuk melanjutkan pendidikannya tetapi sekarang secara paruh waktu. Dia dengan senang hati menerima dan kembali ke sekolah, menitipkan Rain pada Tony untuk sementara waktu. Sementara dia menyelesaikan sekolah dan dua pekerjaannya.

Itu benar-benar sulit tetapi Gina berhasil melewatinya, lulus setelah beberapa tahun mencari pekerjaan dengan gaji yang baik, mampu mengurus dirinya sendiri dan putranya. Gina merasa puas dengan segalanya.

"Ibu!!" Gina berbalik ke arah bocah itu, Rain berjalan perlahan dan terlihat sangat pucat, Gina buru-buru berlari ke arahnya,

"Apa yang kamu inginkan?"  Dokter telah memberitahu Gina, jika Rain sedang stres dia akan langsung drop.

"Rain sangat lelah."  Dia berpura-pura,

"Rain mau ibu gendong."  Senyum licik terbentuk di bibirnya, Gina mengerti.

Rain ingin dia menggendongnya. Gina membungkuk di depannya dan tersenyum, "Oke, naik."  Hitungan ke tiga, anak laki-laki itu melompat ke punggung Gina dan Gina membawanya berdiri,

Karena dia sangat ringan, menggendongnya bukanlah masalah besar bagi Gina.

Gina mengambil tas belanja di lantai dan berjalan menyusuri jalanan.

Di sisi lain jalan, seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan sampai sembilan tahun duduk di kursi penumpang Aston Martin mewah.

Senang rasanya melihat ibu dan anak itu berjalan bersama dengan wajah tersenyum tetapi hatinya cemburu, dia tidak mendengar sopinya membuka pintu mobil,

"Apa kamu tidak tahu cara mengetuk sebelum membuka pintu?" Dia memarahi sopirnya, wajahnya sangat dingin sehingga orang bisa mengira dia adalah orang dewasa dan suaranya semerdu Ayahnya.

"Maaf tuan muda," Sopir itu mengeluarkan bungkusan plstik dan menyerahkannya kepadanya,

"Ini Es krim yang Anda pesan."

Bocah itu melihatnya dengan tatapan tidak tertarik, "Buang saja, aku tidak menginginkannya lagi."  Perintahnya seperti otoritas, segera sopir itu menyimpan es krim, dia tidak berani menyinggung tuan muda karena ayahnya akan memenggal kepalanya jika itu sampai terjadi.

"Masuk ke mobil dan antar aku pulang, aku ingin istirahat." Ucapnya, matanya tidak pernah lepas dari pasangan ibu dan anak yang sepertinya sedang menertawakan beberapa lelucon konyol saat mereka berjalan semakin jauh, hingga dia tidak bisa melihat mereka lagi.

Bocah itu menoleh ke sopirnya,

"Aku bilang bawa aku pulang!" Dia memerintahkan, sopirnya meraba-raba kunci dan segera menyalakan mesin,

Memastikan anak laki-laki itu memasang seatbelt dengan benar, lalu meluncur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status