Sudah hampir dua minggu Evelyn, gadis manis dengan rambut sepunggung itu bekerja. Hasilnya cukup memuaskan bagi pemula, begitulah yang terpikir Edzard. Ia takjub kala mendengar cerita anak panti itu. Dengan susah payah, Eve mulai hidup mandiri ketika masuk SMP. Bekerja pontang-panting sebagai buruh cuci para tetangga. Terkadang ia dan kawan-kawan panti juga menjajakan kue yang dibuat ibu panti berkeliling, tidak peduli kulitnya terpapar sinar mentari. Hidup membuat sebagian anak di bawah umur memutar otak demi sesuap nasi. Edzard dapat merasa telapak tangan Eve yang sedikit kasar, yah, maklum sangat untuk hal tersebut. Sejak ia bekerja hingga kuliah. Evelyn wanita berusia dua puluh lima tahun, wajahnya terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya.
*****
Malam hari, ketika rintik-rintik air berjatuhan dala
Evelyn yang tidak tahu-menahu hubungan Edzard dan Rere merasa terkejut seketika. Wanita itu telah menganggap atasannya sebagai idola. Namun, ternyata sang idola telah menikah. Evelyn mendadak risih sendiri. Dia tidak berharap dekat dengan atasannya tersebut. Namun, kabar tidak terduga tersebut sangat membuatnya seperti kehilangan idola mendadak. Eve seakan disadarkan oleh takdir, agar menjauh sebelum rasa itu berkembang menjadi perasaan lain.Rere tersenyum, menampilkan gigi putih bersihnya. Evelyn melihatnya sangat cantik, meski hanya mengenakan mantel tidur, tanpa make up, wajah istri atasannya tersebut masih terlihat cantik. Terlebih bibirnya yang merah merekah tanpa polesan lipstik. Bak langit dan bumi jika ia membandingkan diri sendiri dengan wanita muda bernama Rere tersebut.Re
Edzard menatap nanar, ia tahu benar tidak akan mudah bagi Kenzo membantunya jika tanpa resiko. Dia tidak habis pikir akan apa yang direncanakan Angel. Perasaannya kacau saat ini, dia menoleh ke arah Rere, linangan air mata meleleh di pipi. Mengalir deras, gadis itu kemudian berlari keluar. Kenzo tidak ambil diam, dia langsung mengejar sang kekasih. Rasa bersalah Edzard makin bertumpuk. Apa yang terjadi sekarang tidak lain karena kesalahannya.Angel menatap penuh senyum, dia memainkan ujung rambut dengan jari lentiknya. Wanita itu tanpa malu dan merasa bersalah. Kedua netranya bersua pandang dengan Edzard yang melebarkan mata."Kau yang membalas pesanku semalam?" tanya Edzard. Angel mengangguk tanpa kata. "Kenapa kau lakukan ini semua Angel?" tanya Edzard mencoba menahan emosi.
Rere masih menangis, luka dan kesedihan datang bertubi-tubi. Belum hilang kepahitan dikhianati, kini duka kembali lagi. Edzard memeluk tubuh Rere yang lemas lantaran dari tadi menangis. Nayla sibuk mondar-mandir seperti setrikaan. Usai dihubungi Rere di saat di perjalanan pulang dari rumah Kenzo. Rere merengek minta Nayla datang, dan di rumah nenek Rere yang dibeli Ed zard kini ia berada."Maaf Re, semua kesalahan ada padaku, aku yang salah Re. Andai Kenzo tidak melindungiku, maka aku yang berada di posisinya sekarang ini," tutur Edzard menjelaskan."Kenapa ada wanita gila seperti itu Bang?" Isak Rere."Sekarang sepertinya kita harus memberi tahu Ayah dan Ibu, Bang. Agar mereka membantu mencari jalan keluar. Terlebih lagi
Kenzo memasuki kamar Rere dengan wajah cemas. Nayla menatapnya muram. Dia tersenyum melihat kedatangan Kenzo. Saat ini Rere tengah tengah terlelap dengan hidung merah dan mata yang terlihat sembab. Kenzo berjalan mendekati kekasih hatinya. Dia berdiri mematung di pinggir ranjang menatap Rere penuh kesedihan. Nayla tidak enak hati langsung beranjak turun dari ranjang. Niat hati ingin keluar membiarkan sepasang kekasih tersebut."Kamu mau kemana Nay?" tanya Kenzo menoleh ke arah Nayla yang hampir sampai di depan pintu. "Jangan keluar, kau tahu bukan jika status dia saat ini adalah istri Edzard," ucap Kenzo.Kenzo duduk di tepi ranjang. Dia menepuk-nepuk ranjang sebelah ia duduki. Nayla tersenyum, kemudian kembali berjalan dan duduk di sebelah Kenzo. Lama keduanya terdiam, hanya embusan angin
Hati yang begitu tegar dan tulus, itu yang Evelyn lihat dari Edzard. Dia semakin terpesona dengan sosok baik hatinya. Baru ia tahu, pernikahan sang atasan karena sebuah keinginan. Lelaki tersebut mengemban tanggung jawab besar dengan menerima tawaran, sungguh malang. Perhatian yang Edzard berikan untuk Rere, Evelyn melihat ada secercah cinta dari pandangannya. Edzard memang baik namun, Evelyn paham benar perhatian untuk istrinya itu berbeda. Pasti sakit rasanya melihat orang yang dicintai malah mencintai orang lain. Merasa tidak rela sang idola patah hati. Sebagai fans tersembunyi Edzard, Evelyn akan selalu ada menyangatinya. Wanita itu berusaha meyakinkan diri, menekan segala rasa jika tidaklah pantas dia si anak singkong bermimpi mendapatkan hati dari orang seperti Eszard. Ibarat pungguk merindukan bulan. Laksana siang dan malam yang tidak akan pernah menyatu karena kasta.&
Evelyn juga tidak kalah terkejut hingga menjatuhkan sendok makan. Bayangan pasangan romantis antara sepasang suami istri sirna sudah. Evelyn bak melihat sinetron ibu mertua kejam. Dimana Edzard dan Rere adalah pemeran utamanya. Sang ibu mertua hadir di tengah kehidupan harmonis para pemain utama. Karena alasan keturunan, sang ibu mertua jahat tersebut mengharapkan putranya menikah lagi. Bayangan kekejaman wanita baru hadir dalam benak Evelyn. Dia membayangkan bagaimana menderitanya Rere kala tinggal serumah dengan madunya, sangat mengenaskan pasti.Edzard masih terbatuk, membuyarkan lamunan sesaat Evelyn. Gadis itu kemudian bangkit memungut sendoknya. Dia meletakkan sendok tersebut di meja kemudian mengambil sendok yang baru."Abang baik-baik saja?" tanya Rere kembali menepuk-nepuk pundak E
Evelyn menjelaskan presentasinya dengan gamblang, rencana pelaksanaan yang telah dipersiapkan bersama rekan kerja yang lain tadi pagi, Edzard sangat menatap gadis itu dengan takjub. Mendapatkan sekretaris yang begitu cakap dan pekerjaan adalah hal sulit. Ditambah dia seorang wanita, semua hadirin di rapat tersebut bertepuk tangan. Mereka memuji kemampuan Evelyn. Namun, tidak berbangga diri, dia hanya mengatakan semua pekerjaan tidak akan semudah itu tanpa rekan kerjanya. Sikap ramah, mudah membaur dan tidak sombong pada kemampuannya. Membuat Edzard semakin tertarik untuk lebih mengenal Evelyn. Selesai rapat, mereka berhambur keluar dari gedung pertemuan yang sebelumnya telah di sewa. Begitu pula dengan Edzard dan juga Evelyn yang kini telah berada di dalam mobil. Mereka menuju ke hotel tempat menginap, pelan Evelyn memposisikan mobilnya di tempat parkir hotel. Keduanya kemudian turun, Edzard yang turun lebih dahulu menunggu Eve
Di sudut ruang pesta nan mewah, ada beberapa orang berdiri dengan kebingungan, mereka saling pandang, tatapan tajam dari Edzard bak burung elang siap mencengkram mangsa. Menakutkan, sangat membuat semua orang yang dia lirik merinding. Ketiga orang tersebut tidak dapat berkutik. Mereka menunduk mirip seorang murid yang ketahuan bolos gurunya. Suara riuh pesta terdengar tidak menyurutkan niat Edzard meminta penjelasan kepada dua orang lelaki dan seorang wanita tersebut. Evelyn meraih pundak Edzard, mencoba menenangkan hati atasannya. "Sebaiknya kita kembali ke pesta Pak, semua orang mulai mencari Anda," ujar Evelyn. "Aku hanya butuh penjelasan mereka saat ini Eve," ujar Edzard tatapannya tidak beralih kepada ketiga orang tersebut. &