Share

3. Kamar Mandi

last update Dernière mise à jour: 2025-06-27 10:00:51

Perasaan jengkel menguasaiku, dengan malas aku berdiri ingin segera berendam air dingin. Aku melepas seluruh pakainku lalu masuk kedalam bak mandi model klasik ya seklasik rumah ini.

Aku menikah di usia yang terbilang muda, 23 tahun sedangkan Edgar berusia 26 tahun dan ini tahun ketiga aku hidup bersamanya.

Di saat teman - teman ku masih asyik berganti - ganti teman kencan, aku mantap menikah dengan Edgar. Pria mapan yang gagah. Orang tua Edgar sudah meninggal hanya ada paman dan bibi dari pihak ibu.

Mereka orang yang hangat dan menyenangkan, itu salah satu alasan aku menerima lamaran Edgar. Rumah ini peninggalan orang tua Edgar, rumah besar dengan halaman luas tepat di pinggir kota.

Awal perkenalanku dengan Edgar terjadi sangat kebetulan, saat itu aku pergi kuliah mengendari motor butut entah kenapa motor itu memilih untuk mogok selamanya tepat di hari terakhir ujianku.

Dengan air mata yang mulai menetes dan kepanikan melanda aku berlari menyusuri jalan sepi. Disitulah aku bertemu Edgar, lelaki itu dengan sopan menawariku menumpang di mobilnya. Didalam mobil dengan suasana canggung Edgar memberikan susu hangat, mungkin aku terlihat kedinginan.

"Minumlah, jangan khawatir kamu tidak akan terlambat." Kata Edgar menenangkan, matanya tetap fokus melihat kedepan. Aku menyesap susu hangat itu, terasa hangat sampai ke hati. Suasana mulai mencair.

"Terima kasih, kamu tau aku berkuliah di Ogio?" Edgar mengangguk, masih fokus mengemudi.

"Oh ya, Almamaterku." Gumamku pada diri sendiri.

"Ini kartu namaku, Jika butuh tumpangan lagi kamu boleh menghubungiku." Aku menerima kartu namanya dan segera turun dari mobilnya setelah mengucapkan banyak terima kasih.

Begitulah awal ku mengenal Edgar, aku masih mengingat semua dengan jelas. Kapan pertama kali kami mulai berkencan, pertama kalinya kami berciuman. Aah semua kenangan manis.

Aku mulai menggigil lalu menyudahi acara berendam, tak terasa 3 jam aku berada di bak mandi. Aku mulai memakai skincare dan sedikit berdandan.

Karena malas memasak, aku memutuskan untu memesan makanan online. 10 menit setelah makanan datang, mobil Edgar memasuki halaman.

"Hay sayang, cantik sekali kamu." Edgar mencubit pipiku, ya suamiku itu sangat manis.

"Ayo ganti bajumu, lalu kita makan malam bersama."

"Tidak, aku sangat gerah. Aku akan mandi dulu." Edgar menuju kamar mandi, dan aku yang sudah hafal betul segera mengambilkan handuk.

"Sayang ini handuknya." Kepala Edgar menyembul dibalik pintu meraih handuk tapi bukan hanya handuk, tanganku pun ditariknya masuk kedalam kamar mandi.

"Edgaaar, Aaaw aku sudah mandi." Jeritku saat Edgar mulai menyemprot tubuhku dengan air hangat.

"Ayo temani aku mandi." Dengan cepat dan cekatan Edgar telah melucuti semua bajuku tanpa tertinggal apapun.

"Kamu nakaaal ya, Auu hentikan." Edgar menggelitik pinggangku membuat tubuh polosku kegelian dan mengeliat, payudaraku yang tegak di hadapannya langsung dia serbu. Hisapan dan jilatan lidahnya membuat aku mengerang nikmat.

"Aaah Edgar ini sangat geli hentikan." Ujarku manja.

"Oooh kau mau berhenti? Baiklah." Edgar menghentikan jilatan di payudaraku namun tangannya masih meremas lembut. Dengan sedikit dorongan Edgar mendudukkanku di wastafel, membuka kedua kaki ku dan mulai menjilati gundukan bercelah hangat itu. Membuatku menggelinjang ke enakan, dan semakin membuka lebar kedua kaki ku.

"AAAh Edgar, Auh aaah aaaah. Enak sekali." Racauku

"KAmu sukaa?" Bisik Edgar ditelingaku, dia lanjut menjilati leherku dan jari - jarinya mulai menyeruak kedalam tubuhku, menekan lebih dalam, lebih dalam lagi membuatku semakin mengerang nikmat.

Jari - jari Edgar begitu lincah keluar masuk tubuhku, sebelah tangannya masih asyik meremas payudara ku yang semakin menegang. Hingga akhirnya Edgar mengangkatku, menggendong ku di atas perutnya sampai benda besar berurat itu tenggelam sepenuhnya di dalam tubuhku yang sudah basah kuyup.

Aku memeluk lehernya, merasakan benda itu berkedut didalam tubuhku, rasanya luar biasa nikmat. Sedetik kemudian Edgar mendorongnya, memompanya keluar masuk tubuhku.

"AAAAAAah." Teriaknya. Aku yang masih berada di puncak, sedikit kecewa namun aku segera tersenyum saat Edgar menatapku. Edgar menyabuni tubuhku dengan lembut, setiap inci tubuhku dia belai lembut, mengguyurnya dengan air hangat lalu membungkusku dengan handuk.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Godaan Nakal Brondong Manis   73

    Jason datang saat Caroline baru mulai duduk untuk creambath. Jason duduk di bangku tunggu dan memandangi Caroline. "Silahkan di minum kak." Seorang gadis menyodorkan air mineral pada Jason. "Terima kasih." "Sama - sama." Sekitar setengah jam kemudian, Caroline sudah selesai dengan rambut di tata rapi dan setiap dia melangkah, rambutnya berkibar dengan lembut dan tercium wangi buah. "Cantik." Puji Jason. "Pacar anda memang sangat cantik." Puji penata rambut. "Dia bukan...." "Terima kasih." Potong Jason sebelum Caroline menyelesaikan kalimatnya. "Ayo kita pulang." Jason meraih kunci mobil dari tangan Caroline dan menariknya keluar. "Kenapa kamu tidak mengatakan kalau aku bukan pacarmu?" "Buat apa? tidak ada ruginya juga." "Nanti ada orang yang mengenali kita gimana?" "Ya biar saja." "Serius ya Jas, kamu ini becanda terus." "Miss, aku tidak bercanda. Aku serius jatuh cinta padamu, cinta lawan jenis." "Sudahlah, aku tidak mau mendengarnya." Caroline memb

  • Godaan Nakal Brondong Manis   72

    Jari si rambut silver terasa geli di bibir Caroline, ingin rasanya menggigit jari nakal itu. Kini dada Caroline yang telanjang dan licin di lap dengan handuk, Si rambut silver mendekat lalu membenamkan wajahnya di antara payudara Caroline. Lidahnya mulai menjelajahi gunung kembar itu, sesekali ujung lidahnya memainkan puting payudara Caroline. Hisapan dan ciuman mendarat bertubi - tubi sepanjang dada. Gigitan ringan makin membuat hasrat Caroline memuncak. "Nona, aku akan menurunkan celana dalam anda." Tanpa menunggu persetujuan, celana dalam Caroline sudah terlepas jatuh di lantai. Kini Caroline merasa tubuhnya sangat terbuka, rentan, rapuh tak berdaya sekaliigus menggairahkan. "Wah indah sekali Vagina anda, aku akan memberikan sedikit perawatan agar lebih bersih." Tanpa bisa berbuat apa - apa. Pria berambut hijau itu mengambil peralatan dan kembali ke bagian bawah tubuh Caroline. Caroline merasakan Vaginanya di lumuri krim yang super halus, tak lama alat cukur terasa menggundul

  • Godaan Nakal Brondong Manis   71

    Caroline melepaskan tangan Jason yang melingkari perutnya. Namun tangan itu begitu kuat mendekap. "Jass, biarkan aku bangun." "10 menit lagi miss." Caroline diam di tempatnya, percuma memberontak Jason tak akan bergeming. Pelukan Jason makin erat, badannya menempel. Caroline bisa merasakan nafas hangat Jason di lehernya dan, dan sesuatu yang keras menekan bokongnya. Caroline tidak berani bergerak, takut membangkitkan sesuatu yang sudah bangun. "Miiiss." Bisik Jason tepat di telinga Caroline, suaranya serak. "Jas, ini sudah 10 menit. Kamu harus bangun dan berangkat kuliah." "Ooh tidak aku hanya ingin tidur memelukmu." Namun meskipun begitu Jason menarik tangannya, membiarkan Caroline bangun. "Jas, kamu bisa memakai kamar mandi dekat dapur. Aku akan mandi di kamar mandiku." "Bolehkah kita mandi bersama?" Bluug, sebuah bantal mendarat tepat dimuka Jason saat dia menguap. "Miss, aku langsung pulang ya. Jam 9 ada kelas." "Yaa." Jawab Caroline dari dalam kamar mandi.

  • Godaan Nakal Brondong Manis   70

    "Apa maksudnya?" Jason mengerutkan alisnya. "Begini, lelaki ini bernama Peter. Dia punya foto tak senonoh Cassandra untuk memerasnya. Jadi aku akan mengambil ponselnya. Rencana yang ku pikirkan begini, kita akan mengikutinya sampai tau jadwal kegiatannya." "Trus?" "Aku akan berpura - pura tertarik padanya lalu saat dia lengah aku ambil ponselnya." "Apa kah miss Caeoline tau itu berbahaya?" "Iya tau, mangkanya aku butuh kamu." "Aku harus apa?" tanya Jason pasrah. "Pantau aku dari jauh, jika ehm jika situasi memburuk tolong selamatkan aku." "Situasi memburuk itu seperti apa?" "Kamu pasti bisa melihat sendiri tanda - tandanya." "Aku ragu." "Jangan khawatir Jas, dosenmu ini mantan artis panggung di kampus. Aku jago akting." "Miss yakin?" "Baiklah." "Cass?" "Aku takut Line, dia lelaki yang berbahaya." "Kamu tenang saja, Jason sangat jago berkelahi. Aku akan baik - baik saja." "Aku akan mematahkan tangannya jika dia menyentuh miss Caroline." "Tidak Jas, j

  • Godaan Nakal Brondong Manis   69

    Kami memasuki kamar, dia membopongku yang sudah mulai lemas. Cassandra menghela nafas berat, jari - jarinya memilin sarung bantal. Tampak sekali hatinya sedang gundah. Duduknya tak tenang, bantal sofa jadi pelampiasan. "Sampai di kamar, tubuhku di baringkan dan dan.. hiks hiks." Cassandra mulai menangis, aku yang tegang memdengar cerita Cassandra tanpa sadar mencengkeram pinggiran kursi. Aku menenangkan Cassandra dengan menepuk - nepuk bahunya. "Tidak apa - apa, kalau tidak sanggup jangan di lanjutkan ceritanya." Aku memberinya tissue. "Aku baik - baik saja, jadi aku berbaring di ranjang hotel dan lelaki itu mulai membuka bajuku sampai aku telanjang dada dan mulai memfoto - foto ku." Mendengarnya, emosiku naik aku memukul - mukul lengan sofa dengan geram. "Saat aku mendengar suara jepretan aku segera sadar, dan mencoba bangkit dan berlari keluar kamar hotel dengan menutupi dadaku dengan bantal. Untungnya ada staf hotel yang menolongku." "Siapa nama laki - laki berengs

  • Godaan Nakal Brondong Manis   68

    "Kaaak." Aku memanggil pelayan. "Iya nona, mau pesan apa?" "Aku mau spageti Bolognes dengan udang, kentang goreng dan susu soda!" pesan Deborah. "Kamu Cess?" Tanyaku saat Cassandra masih membolak balik buku menu. "Lemon tea dan roti panggang coklat." "Baik, di tunggu ya pesanannya." "Eh line, gimana spa yang aku rekomendasikan?" "Oh ya itu, hmm bagus." Jawabku salah tingkah, aku mengambil jus jerukku dan menyeruputnya. "Aku punya lagi vouchernya, ini kadaluarsa dal

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status