Share

4. Puas

Penulis: nastasya hyuuga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 12:24:41

Edgar membopongku ke kamar tidur, lalu memakaikanku baju pertama yang dilihatnya. Kaos putih oblong kebesaran dan celana dalam putih polos.

"Kamu cantik berpenampilan apa pun." Ujarnya saat aku protes dengan pilihan bajunya. Edgar mengeringkan rambutku dengan hairdriyer sambil menyisirnya perlahan.

"Pasti makanannya sudah dingin, aku akan memanaskannya."

Aku menuju dapur dan segera menghangatkan makanan di microwave. 'Hmm penampilan kumal apa ini?' aku mengamati bayanganku yang terpantul di kaca dapur, kaos kedodoran tanpa celana. Dan kalau diperhatikan lagi kaos putih ini tipis sekali sampai puting payudaraku tercetak jelas disana.

Setelah makan malam, Edgar membantuku cuci piring dan aku mengelap meja makan kami.

"Sayang, Terima kasih untuk hari ini." Bisiknya dari belakang saat aku masih sibuk merapikan meja makan, tangan kirinya memeluk pinggangku dan tangan kanannya dengan jahil memain kan puting payudaraku.

"Aaah hentikan." Aku berbalik untuk memukulnya tapi Edgar segera berlari ke kamar dengan cekikikan.

Aku belum bisa tidur, Edgar yang begitu menyentuh bantal langsung terlelap tidak akan tau kegelisahanku. Aku kembali kedapur menyeduh coklat hangat, lalu menyalakan tivi tanpa benar - benar menontonnya.

'klung' notifikasi pesan dari ponselku. Aku meraih benda pipih itu, sebuah pesan.

"Miss, Jangan lupa mengunci pintu." Hmm dari Jason

"Miss, tutup gordennya jika menyalakan tivi."

"Miss, pagarnya belum dikunci." 3 pesan beruntun dari Jason. Aku penasaran, apakah Jason sedang berada di sekitar rumahku. Aku mengintip dibalik jendela, tapi sepi di jalan tak terlihat ada siapapun.

"Miss, jangan sampai ada orang jahat yang masuk kerumahmu."

mungkin karena malam itu dia mendapati rumahku tak terkunci mangkanya dia tau. Aku segera keluar rumah untuk mengunci pagar, sepi! tak ada tanda - tanda orang disekitar rumahku.

Setelah mengunci pagar aku segera masuk kerumah, dan mengunci pintu. Saat aku mengecek handphone ku ada lagi pesan yang masuk.

"Astaga Miss, kamu terlihat sangat seksi. Kaos tipis itu tak mampu menutupi payudara dan putingmu yang menonjol." Aku sangat kaget membaca pesannya, dia melihatku.

"Aku tidak percaya ini, kamu keluar tanpa memakai celana? Ahh ingin sekali aku meraihmu dan membenamkanmu di pelukanku. Tubuhmu terasa mungil dalam dekapanku." Aku serasa mau gila membaca pesan anak nakal ini. Sungguh mahasiswa yang tidak punya sopan santun.

"Kamu dimana?" Balasku

"Aku disini melihatmu dengan jelas." Aku tak lagi membalasnya, anak itu sedang mengerjaiku. Aku masuk kamar dan mencoba untuk tidur.

Sepertinya aku baru terlelap sebentar saat kurasakan tangan hangat menarik lepas celana dalamku, perlahan kakiku dibuka dengan pelan, benda hangat menari - nari di pangkal pahaku.

"Hmmm" erangku antara sadar dan mimpi. saat aku menjulurkan tangan, aku menyentuh kepala dengan rambut lebat berada di antara kakiku.

"Kamu sudah bangun?" Edgar menyeringai dibawah perutku. Aku menyipitkan mata, melihat Edgar yang mulai menjilati tubuh bagian bawahku.

"Aaaah kau sudah sangat basah." Dia makin melebarkan kakiku dan mendorong tubuhnya memasukiku.

"Aaaaaah." Jeritku karena belum siap menerima benda berotot itu, rasanya sangat penuh.

Edgar mengangkat kakiku, dan memompa tubuhnya maju mundur. Kepalanya menyeruak masuk kedalam kaosku menghisap payudaraku yang sudah menegang.

"AAaaaah, Edgar terus jangan berhenti, terus Edgar teruuus." Seruku di bawah tubuh Edgar. Edgar terkulai di atas perutku, cairan hangat merembes mengalir di antara pahaku. Masih jam 6 pagi, Edgar sudah membuatku berkeringat.

"Hey mau kemana?" Seru ku kaget saat Edgar tiba - tiba membopongku.

"Ayo kita mandi bersama." Seringainya.

Edgar melepas kaosku, satu - satunya penutup tubuhku dan mulai menyabuni seluruh tubuh ku dan berlama - lama saat memnyabuni payudara dan pangkal pahaku.

"Aaaaah Edgar, Hentikan mau berapa lama lagi kamu meremas payudaraku?" seruku pura - pura tak suka.

"Baiklah, aku akan merhenti meremas payudaramu." Edgar mengguyur tubuhku yang penuh sabun, tanpa ku duga - duga tangannya yang semula meremas - remas payudaraku pindah ke selangkangannku tanpa permisi jari - jarinya meluncur masuk ke liang hangat itu. Membuatku merem melek.

"Aaaah Edgar, apa apaan." Ujarku ngos - ngosan. aku sudah sampai pada puncaknya namun jemari Edgar tak mau berhenti, terus keluar masuk tubuhku.

Dengan keras aku mendorongnya sampai terbaring di lantai kamar mandi, dan segera mendudukinya tepat di atas benda kecoklatan yang sudah berdiri tegak itu.

Aku mengayunkan tubuhku naik turun dengan cepat, membuat payudaraku ikut berayun, Edgar meraihnya dan meremasnya perlahan, aku semakin cepat berayun naik turun, aku bertumpu dilantai dengan lututku, dan tanganku menopang di atas perut Edgar,

"AAAAh aaah ahhh ahhh ssssh aaah." Erangku masih terus berayun, menaik turunkan tubuhku menarik dan mendorong benda berotot itu keluar masuk tubuhku, payudaraku semakin berayun gila - gilaan, Edgar terduduk dan membenamkan wajahnya diantara payudaraku, tangannya memeluk pinggangku namun tak menghentikan ayunanku, sampai aku dan Edgar bersama - sama berteriak puas melepaskan cairan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Godaan Nakal Brondong Manis   73

    Jason datang saat Caroline baru mulai duduk untuk creambath. Jason duduk di bangku tunggu dan memandangi Caroline. "Silahkan di minum kak." Seorang gadis menyodorkan air mineral pada Jason. "Terima kasih." "Sama - sama." Sekitar setengah jam kemudian, Caroline sudah selesai dengan rambut di tata rapi dan setiap dia melangkah, rambutnya berkibar dengan lembut dan tercium wangi buah. "Cantik." Puji Jason. "Pacar anda memang sangat cantik." Puji penata rambut. "Dia bukan...." "Terima kasih." Potong Jason sebelum Caroline menyelesaikan kalimatnya. "Ayo kita pulang." Jason meraih kunci mobil dari tangan Caroline dan menariknya keluar. "Kenapa kamu tidak mengatakan kalau aku bukan pacarmu?" "Buat apa? tidak ada ruginya juga." "Nanti ada orang yang mengenali kita gimana?" "Ya biar saja." "Serius ya Jas, kamu ini becanda terus." "Miss, aku tidak bercanda. Aku serius jatuh cinta padamu, cinta lawan jenis." "Sudahlah, aku tidak mau mendengarnya." Caroline memb

  • Godaan Nakal Brondong Manis   72

    Jari si rambut silver terasa geli di bibir Caroline, ingin rasanya menggigit jari nakal itu. Kini dada Caroline yang telanjang dan licin di lap dengan handuk, Si rambut silver mendekat lalu membenamkan wajahnya di antara payudara Caroline. Lidahnya mulai menjelajahi gunung kembar itu, sesekali ujung lidahnya memainkan puting payudara Caroline. Hisapan dan ciuman mendarat bertubi - tubi sepanjang dada. Gigitan ringan makin membuat hasrat Caroline memuncak. "Nona, aku akan menurunkan celana dalam anda." Tanpa menunggu persetujuan, celana dalam Caroline sudah terlepas jatuh di lantai. Kini Caroline merasa tubuhnya sangat terbuka, rentan, rapuh tak berdaya sekaliigus menggairahkan. "Wah indah sekali Vagina anda, aku akan memberikan sedikit perawatan agar lebih bersih." Tanpa bisa berbuat apa - apa. Pria berambut hijau itu mengambil peralatan dan kembali ke bagian bawah tubuh Caroline. Caroline merasakan Vaginanya di lumuri krim yang super halus, tak lama alat cukur terasa menggundul

  • Godaan Nakal Brondong Manis   71

    Caroline melepaskan tangan Jason yang melingkari perutnya. Namun tangan itu begitu kuat mendekap. "Jass, biarkan aku bangun." "10 menit lagi miss." Caroline diam di tempatnya, percuma memberontak Jason tak akan bergeming. Pelukan Jason makin erat, badannya menempel. Caroline bisa merasakan nafas hangat Jason di lehernya dan, dan sesuatu yang keras menekan bokongnya. Caroline tidak berani bergerak, takut membangkitkan sesuatu yang sudah bangun. "Miiiss." Bisik Jason tepat di telinga Caroline, suaranya serak. "Jas, ini sudah 10 menit. Kamu harus bangun dan berangkat kuliah." "Ooh tidak aku hanya ingin tidur memelukmu." Namun meskipun begitu Jason menarik tangannya, membiarkan Caroline bangun. "Jas, kamu bisa memakai kamar mandi dekat dapur. Aku akan mandi di kamar mandiku." "Bolehkah kita mandi bersama?" Bluug, sebuah bantal mendarat tepat dimuka Jason saat dia menguap. "Miss, aku langsung pulang ya. Jam 9 ada kelas." "Yaa." Jawab Caroline dari dalam kamar mandi.

  • Godaan Nakal Brondong Manis   70

    "Apa maksudnya?" Jason mengerutkan alisnya. "Begini, lelaki ini bernama Peter. Dia punya foto tak senonoh Cassandra untuk memerasnya. Jadi aku akan mengambil ponselnya. Rencana yang ku pikirkan begini, kita akan mengikutinya sampai tau jadwal kegiatannya." "Trus?" "Aku akan berpura - pura tertarik padanya lalu saat dia lengah aku ambil ponselnya." "Apa kah miss Caeoline tau itu berbahaya?" "Iya tau, mangkanya aku butuh kamu." "Aku harus apa?" tanya Jason pasrah. "Pantau aku dari jauh, jika ehm jika situasi memburuk tolong selamatkan aku." "Situasi memburuk itu seperti apa?" "Kamu pasti bisa melihat sendiri tanda - tandanya." "Aku ragu." "Jangan khawatir Jas, dosenmu ini mantan artis panggung di kampus. Aku jago akting." "Miss yakin?" "Baiklah." "Cass?" "Aku takut Line, dia lelaki yang berbahaya." "Kamu tenang saja, Jason sangat jago berkelahi. Aku akan baik - baik saja." "Aku akan mematahkan tangannya jika dia menyentuh miss Caroline." "Tidak Jas, j

  • Godaan Nakal Brondong Manis   69

    Kami memasuki kamar, dia membopongku yang sudah mulai lemas. Cassandra menghela nafas berat, jari - jarinya memilin sarung bantal. Tampak sekali hatinya sedang gundah. Duduknya tak tenang, bantal sofa jadi pelampiasan. "Sampai di kamar, tubuhku di baringkan dan dan.. hiks hiks." Cassandra mulai menangis, aku yang tegang memdengar cerita Cassandra tanpa sadar mencengkeram pinggiran kursi. Aku menenangkan Cassandra dengan menepuk - nepuk bahunya. "Tidak apa - apa, kalau tidak sanggup jangan di lanjutkan ceritanya." Aku memberinya tissue. "Aku baik - baik saja, jadi aku berbaring di ranjang hotel dan lelaki itu mulai membuka bajuku sampai aku telanjang dada dan mulai memfoto - foto ku." Mendengarnya, emosiku naik aku memukul - mukul lengan sofa dengan geram. "Saat aku mendengar suara jepretan aku segera sadar, dan mencoba bangkit dan berlari keluar kamar hotel dengan menutupi dadaku dengan bantal. Untungnya ada staf hotel yang menolongku." "Siapa nama laki - laki berengs

  • Godaan Nakal Brondong Manis   68

    "Kaaak." Aku memanggil pelayan. "Iya nona, mau pesan apa?" "Aku mau spageti Bolognes dengan udang, kentang goreng dan susu soda!" pesan Deborah. "Kamu Cess?" Tanyaku saat Cassandra masih membolak balik buku menu. "Lemon tea dan roti panggang coklat." "Baik, di tunggu ya pesanannya." "Eh line, gimana spa yang aku rekomendasikan?" "Oh ya itu, hmm bagus." Jawabku salah tingkah, aku mengambil jus jerukku dan menyeruputnya. "Aku punya lagi vouchernya, ini kadaluarsa dal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status