Godaan Nakal Brondong Manis

Godaan Nakal Brondong Manis

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-01
Oleh:  nastasya hyuugaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
28Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Caroline seorang wanita muda dengan hasrat seks luar biasa, menikahi Edgar lelaki karismatik yang sudah di pacarinya selama 3 tahun. Namun kehidupan pernikahan Caroline terasa hambar, Edgar memang lelaki gagah karismatik yang cukup kaya dan bisa memberikan semua hal yang dibutuhkan Caroline. Rumah, mobil, perhiasan apa saja, namun Edgar tak mampu mengimbangi hasrat seks Caroline. Hingga suatu malam, Caroline tak sengaja bertemu pemuda tampan yang mengubah jalan hidupnya dan memporakporandakan dunianya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Lelaki terluka

Tengah malam, kesunyian di jalan RedPaper terbelah suara gonggongan anjing liar. Suara langkah tergesa dan nafas berat terdengar di sela hembusan angin malam yang lembab. Caroline yang berkeringat terasa hampa, tubuhnya yang setengah telanjang bangkit terhuyung melangkahi tubuh suaminya yang sudah terlelap setengah jam lalu.

Dengan tatapan kesal, Caroline memperhatikan wajah Edgar. Suaminya itu sudah terbuai mimpi, hingga guncangan ringan Caroline tak mampu membangunkannya.

Hasrat Caroline belum padam, Edgar tak mampu menuntaskannya. "EGOIS" ujar Caroline gusar. Masih dengan tubuh setengah telanjang, Caroline melangkah kedapur. 'Mungkin air dingin bisa memadamkan gejolak dalam dirinya'. Segelas air dingin membasahi tenggorokannya, namun belum mampu memadamkan api yang tengah membara di dalam tubuh Caroline.

Caroline menghempaskan tubuhnya di sofa, mengambil remote, secara acak mengganti chanel, layar tv menampilkan adegan ciuman panjang bergairah, 'Aah, film tengah malam' ujar Caroline gusar, membuat hasrat Caroline kian memanas.

Perlahan jemari kiri Caroline meraba perut bagian bawahnya, terus meraba dan membelai, gundukan bercelah yang hangat itu tak tertutup apapun. Celana dalam dan branya masih tertinggal di kamar, sedangkan tangan kanan Caroline mulai meremas payudaranya sendiri.

Caroline yang tengah melayang menikmati sensasinya terdiam, menghentikan aktivitasnya. Suara langkah kaki dihalaman rumahnya kian mendekat, tak berapa lama pintu mendadak terbuka dan muncul seseorang dengan wajah berlumuran darah menerobos masuk dengan suara kesakitan.

"Toloong, toloong aku. Tolong ada yang mengejarku." Coroline syok, tak mempu mencerna apa yang sedang terjadi. Rok mini yang tersisa ditubuhnya tak mampu menyembunyikan apa pun.

"Tolooong, cepat tutup pintunya." Pinta lelaki itu. Caroline yang masih terbengong segera berlari menutup pintu.

"Dan tv, tivinya tolong matikan." Ujar lelaki itu menahan kesakitan. Caroline pun menurutinya dan segera, mematikan tivi. lelaki itu memandangi Caroline, dan seketika Caroline sadar dia tengah telanjang. dengan panik Caroline mengambil bantal sofa untuk menutupi dadanya.

"Siapa kamu? kenapa masuk rumahku?" Tanya Caroline dengan bantal masih menutupi dada.

"Aku terluka saat berkelahi dengan musuh-musuhku, dan kini mereka mengejarku. Aku tidak jahat dan aku tidak akan melukaimu. Jadi aku minta tolong, biarkan aku disini sebentar."

"Oh baiklah." Caroline menginggalkan lelaki cedera itu, mengambil jubahnya lalu kembali ke ruang tamu dimana lelaki asing itu berada.

Tak tega melihat lelaki itu kesakitan, Caroline membawakan obat dan handuk basah.

"Biarkan aku mengobatimu." Carolin mendekat, mengelap muka lelaki itu dengan handuk basah dan melihat robekan dikepalanya. lelaki itu hanya diam tak merespon mungkin terlalu sakit dan kehabisan tenaga. Dengan terampil Caroline mengobati dan membalut lukanya.

"Sudah lebih baik?" Tanya Caroline, Entah dia merasa lelaki ini bukan orang jahat dan terasa Familier.

"Hmm." lelaki itu terbaring dilantai tak bergerak, dengkuran lirih terdengar samar.

Caroline kembali duduk disofa lalu diam - diam memperhatikan lelaki itu, setelah wajahnya dibersihkan ternyata dia masih sangat muda, mungkin masih belasan tahun. Hidungnya mancung, bibirnya penuh dengan alis mata yang lebat. Wajah ini terasa tidak asing.

Caroline terbangun disofa ruang tamu.

"Sayang, sudah bangun? Mau sarapan apa?" suara Edgar terdengar dari dapur.

"Roti selai saja." Caroline menguap, dan langsung teringat kejadian semalam. tiba-tiba matanya terbelalak dan mencari sosok pemuda yang semalam terbaring di lantai ruang tamunya. Kosong, pemuda itu sudah pergi. Caroline bernafas lega.

"Ayo segera sarapan dan bersiap, ini sudah siang." Edgar membuyarkan lamunan Caroline.

*

Caroline bersiap untuk pergi bekerja, dia bekerja di kampus swasta agamis. Seragamnya berupa gaun panjang yang longgar, rambut cokelatnya tertutup kerudung lebar. Penampilannya sangat berbeda dengan saat pulang kerumah.

"Selamat pagi Miss Caroline."

"Selamat pagi Miss Caroline." sapa beberapa mahasiswi yang berpapasan dengannya.

"Pagii anak - anak, semangat ya belajarnya." Balas Caroline dengan senyum ceria.

Hari yang cerah, dan berjalan lancar. Caroline mengajar sains tingkat awal, sudah satu tahun mengajar di Universitas Anderson.

Sebelumnya Caroline bekerja di SMA Fellington di kota sebelah. Namun setelah menikah, Caroline harus tinggal jauh dan memutuskan untuk pindah kerja.

Caroline cukup nyaman dengan lingkungan kampus ini, rekan kerja ramah dan lokasinya tidak seberapa jauh dari rumah.

"Line, San, ayo segera kekantin. Menu kantin Iga bakar, kalo tidak segera mengantre pasti nanti kita tidak kebagian." Seru Debora semangat begitu bel tanda istirahat berbunyi.

Caroline, Casandra dan Debora bergegas ke kantin. Mengantre untuk makan siang. Saat mengentre dan mendengarkan ocehan Debora, Caroline merasa ada yang memperhatikanya.

Mencoba mengabaikan dan terus mendengar ocehan Debora. Namun saat Caroline menoleh ke barisan meja kursi dimana para mahasiswa tengah menikmati makan siang, disana sepasang mata tajam menatap Caroline.

Tatapan tajamnya menembus jiwa seolah menelanjangi Caroline. Ya itu pemuda yang kemarin malam muncul di rumahnya, tak salah lagi kepalanya masih terbalut kain kasa. Dengan cepat Caroline membuang muka, menatap ibu kantin yang sedangkan menyendokan nasi kepiringnya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status