Share

5. Keluar Kota

Penulis: nastasya hyuuga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 12:59:30

Aku bersiap pergi kesekolah, sedangkan Edgar membuat sarapan di dapur.

"Sayang, sarapan sudah siap!"

Aku duduk dimeja makan, memperhatikan penampilan Edgar. Celana pendek hitam dan kaos hijau tanpa lengan.

"Kamu tidak kekantor?"

"Hmm, sebenarnya siang nanti aku harus pergi ke Hamruck. Ada kesepakatan disana, Jadi aku..."

"Ooh karena itu kamu terus mengajakku bermain? karena sebentar lagi kamu meninggalkanku?" Potongku pura - pura cemberut.

"He eh, yaah hitung - hitung sebagai kompensasi ku." Jawab Edgar sambil mengacak rambutku yang sudah tertutup kerudung.

"Hentikan Edgar, kamu merusak dandananku." Bukannya berhenti Edgar semakin kuat mengacak rambutku, menarik lepas kerudungku dan mulai menciumi leherku dengan sangat agresif.

"Edgar berhenti, Edgar hentikan kamu akan membuatku terlambat." bukannya berhenti, Edgar malah terus menggerayangi tubuhku sampai semua pakaian kerjaku tertanggal semuanya. Dan aku terpaksa mengirim pesan meminta ijin cuti hari ini.

Permainan kami cukup panas, aku sampai berkali - kali mencapai puncak, 2 hari belakangan ini Edgar sangat perkasa. Setelah melakukannya di atas meja makan, Edgar menyeretku ke kamar mandi dan kembali memompaku gila - gilaan sampai aku menjerit - jerit ke enakan.

Tubuh polosku berada di pelukan Edgar tangannya tidak bisa lepas dari payudara, dengkur halus keluar dari mulutnya.

'Sepertinya dia kecapean' awalnya aku ingin membiarkannya tertidur namun sebuah ide terlintas di pikiranku, ide balas dendam. sekarang sudah jam 11 lewat, satu jam lagi Edgar akan bersiap terbang ke Hamruck, kota terpadat di negara ini. Aku akan membuatnya terlambat.

AKu pergi kedapur, mengoleskan madu di area payudaraku lalu menghampiri Edgar untuk mengelus benda coklat kekar miliknya, elusan pelan semakin lama semakin cepat tanganku mengelusnya.

Benda itu mulai tegak sedangkan Edgar mulai terbangun, tanpa menunggu waktu lama aq memasukkan benda itu ke mulutku. Edgar mengeraang, tidak siap dengan perlakuanku yang semakin cepat memainkan benda miliknya itu.

Tak tahan, Edgar menarikku dan mendudukkanku sampai benda itu menembus tubuhku, dia meraih payudaraku dan segera menghisapnya.

"AAAah enaak, manis sekali putingmu." Erangnya masih terus menghisap dan menjilati payudaraku. Aku yang berada di pangkuannya mulai bergoyang, memutar - mutar pinggulku, menaik turunkan tubuhku. Aku terus bergoyang gila - gilaan sampai Edgar menjerit puas, aku tidak berhenti bergoyang benda itu masih di dalam tubuh ku sampai batasku dan aku terkulai lemas di atas tubuh Edgar.

"Jam 1? Astagaa." Jeritnya tak percaya. Aku tertawa melihatnya panik

"Kamu sengaja membuatku terlambat ya?" Tanyanya sambil terus bersiap - siap.

"Oooh soooryyyy." Jawabku cekikikan.

Aku mengantar Edgar ke bandara, kami mampir sebentar untuk membeli makan siang dan memakannya buru - buru di dalam mobil.

"Sayang hati - hati ya, cepat pulang aku akan sangat merindukanmu." Edgar mencium keningku dan melambai sebelum akhirnya menghilang di balik pintu masuk. Rasanya sebagian jiwaku pergi.

Aku langsung pulang kerumah, di pikiranku hanya ingin tidur nyenyak.

Aku tertidur sampai jam 4 sore, dering telpon membangunkanku.

"Sayang, aku sudah sampai Hamsruck."

"Hay sayang, syukurlah selamat sampai tujuan."

"Iya, sekarang aku sedang menuju penginapan. Nanti aku telpon lagi." Edgar menutup telponnya, kesunyian menyergap lagi.

Bermalas - malasan di atas tempat tidur itu menyenangkan, aku membuka - buka sosial media, berselancar di internet sangat mengasyikkan.

'klung' notifikasi pesan dari ponselku

"Miss?" Pesan dari Jason, tapi aku mengabaikannya.

"Miss kenapa tidak masuk mengajar?" Pesan kedua, aku tetap mengabaikannya.

"Miss aku merindukanmu."

"Miss balas pesanku."

"Miss aku akan datang kerumahmu."

"Aku kurang enak badan Jason, cukup hentikan mengirimiku pesan." Balasku kesal.

"Miss kapan kembali kesekolah?"

"Miss, aku merindukanmu. Sangat ingin melihatmu, Miss. Miss Rasanya aku ingin berlari dan memelukmu." Aku sangat kesal dengan semua pesan anak ini, segera aku memblokir nomornya.

Aku bangkit dari tempat tidur, dan memutuskan untuk membersihkan rumah. Setidaknya ada hal baik yang aku lakukan hari ini.

Saat menyapu dapur di bawah wastafel cuci piring aku menemukan kardur yang sudah terbuka, milik Edgar dan ternyata isinya obat kuat. Ooh ini menjelaskan semuanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Godaan Nakal Brondong Manis   13

    "Ya aku di bar." Jawab Caroline"Tunggu aku." Suara panggilan telpon terputus. Lelaki tadi duduk di samping Caroline."Boleh aku temani?" Pria itu menatap Caroline.Caroline hanya mengangkat bahu ringan.Tak sampai 10 menit, Jason muncul dari arah pintu. Tatapannya langsung jatuh ke arah Caroline."Line? sudah lama menunggu?" Jason mendekat, tangannya lansung melingkari pundak Cariline, seolah mengklaim bahwa Caroline miliknya.Melihat itu, pria asing tadi langsung berdiri dan pergi tanpa kata - kata."Aku sudah bilang, kalau ingin ke sini panggil aku. Aku akan menemanimu.""Tak perlu, aku bisa sendiri.""Apa kamu berniat menggoda laki - laki lain?""Ah sudahlah malas bicara sama kamu." Caroline meneguk minumanya, tangannya menusuk - nusuk buritto tanpa berusaha memakannya.Jason duduk di kursi sebelah Caroline, dia diam menatap Caroline beberapa saat sampai Mark menwarkan minuman.

  • Godaan Nakal Brondong Manis   12

    "Kamu tidak pergi?" Caroline terburu menyambar handuk yang tersampir di lengan sofa. "Aku menunggumu bangun." Caroline berjalan kedapur, menuangkan sebungkus sup kedalam mangkok dan perlahan menyuapkan sesendok kuah sup. "Enak?" tanya Jason berjalan mendekat. "Lumayan, terima kasih." "Miss suka ke bar? sendirian?" "Sekedar mencari hiburan." "Kesepian? Lain kali panggil saja aku, kita pergi bersama." "Baik." Jawab Caroline singkat, membuat alis Jason terangkat heran. "Kok langsung setuju?" "Dari pada kamu banyak omong." Sepertinya nafsu makan Caroline membaik, semangkuk sup sudah habis dilahapnya. "Miss mau kembali tidur?" "Ya, mumpung libur. Kenapa? kamu mau temani aku tidur?" Jason melongo tak percaya. "Hahahahaha, aku hanya bercanda." Caroline terbahak, candaannya sukses membuat Jason tergagap. "Aku mau kok temani." "Sudah kamu pergi sana, aku mau lanjut tidur." Caroline kembali ketempat tidur, menarik selimut lalu mencoba untuk tertidur. Entah be

  • Godaan Nakal Brondong Manis   11

    Jason menatap Caroline, tatapannya seolah mengatakan. 'Mundur' tanpa membantah Caroline beringsut, melangkah mundur di belakang tubung Jason. Brian, lelaki kasar itu bertubuh jangkung. Namun masih lebih tinggi tubuh Jason. "Jangan ikut campur!" Bentak Brian. "Ikut campur? urusannya adalah urusanku." Jason menghindar saat Brian melayangkan pukulan. Tak lama datang 2 orang security, yang langsung menyeret Brian. "Kamu tidak apa - apa?" Jason berbalik menatap Caroline yang sudah mulai sempoyongan. Caroline menggeleng, lalu terhuyung hampir ambruk kalau saja Jason tidak menahan tubuhnya. "Aku akan mengantarmu pulang. Berikan kunci mobilmu!" tanpa berpikir Caroline merogoh saku lalu menyerahkan kunci mobil. "Mark, masukkan ke tagihanku ya." Jason memberi Mark kode. Seolah mengangkat boneka, Jason membopong tubuh Caroline menuju tempat parkir. "Gaes, aku antar Miss Caroline pulang dulu. Lanjutkan saja tanpa aku." Pamit Jason pada teman - temannya. Caroline duduk di kursi

  • Godaan Nakal Brondong Manis   10

    Caroline berselancar di sosmed, mencari tempat tongkrongan yang asyik buat di kunjungi. Setelah sekian menit akhirnya Caroline menemukan tempat yang pas dengan keinginannya. Tempatnya tidak terlalu jauh, kelihatan dari review para pengunjung, tempatnya mendapat 5 bintang. Suasana dan makanannya juga oke. Akhirnya Caroline memutuskan untuk mencoba mengunjungi tempat nongkrong yang lagi hits. Mematut diri di depan cermin full body, Caroline mencoba beberapa baju. Dari tshirt oblong dengan celana pendek, croptop dengan celana panjang, rokmini sampai gaun pendek. Dan Caroline memutuskan memakai tanktop hitam dengan jacket kulit merah maroon, bawahan jins hitam. Rambut coklat se bahunya di biarkan terurai alami. Mobil Caroline meluncur mulus di jalan beraspal, menembus bisingnya jalan Brodwy yang mulai padat. Lampu jalanan bergerak bagai bintang dilangit gelap. Musik lembut mengalun, menemani perjalanan singkat Caroline. Tak sampai 20 menit, mobil Caroline telah sampai di tempat parkir se

  • Godaan Nakal Brondong Manis   9. Cokelat 2

    Sesampai dirumah aku segera menyusun belanjaanku di dalam kulkas. Karena sudah lelah aku hanya memasak mie instan dan telur sebagai topingnya. Mungkin karena terlalu lapar, mie instan ini terasa sangat enak. Rumah terasa sepi, tiba - tiba aku menginginkan seorang anak. Tapi itu hanya ada di angan - angan ku saja, karena Edgar belum mau memiliki bayi. 'Masih belum stabil' itu alasannya saat aku membahas tentang hadirnya seorang bayi."Edgar aku kesepian." Ujarku, kala itu kami minum teh di sore hari."Kembalilah bekerja sayang, di kampus pasti ramai sekali." Jawab Edgar saat aku mengeluh kesepian saat Edgar sibuk bekerja dan sering berangkat keluar kota. Karena itu setelah 6 bulan pernikahan kami aku mulai kembali bekerja. Padahal aku berencana ingin langsung mempunyai banyak anak, mengingat aku anak tunggal yatim piatu. Aku ingin sekali punya rumah dengan banyak anggota keluarga.Jam sudah menunjukkan jam 11 malam, namun aku belum juga ngantuk. Bosan, aku pun menyalakan tv, tak ad

  • Godaan Nakal Brondong Manis   8. Pom Bensin

    Tidak sampai di situ, begitu jari - jariku bersih dari sisa - sisa coklat, Jason menatapku penuh minat. Dengan sekali sentakan wajahku ditarik mendekat, tanpa aba - aba lidahnya menjilati bibirku yang belepotan coklat. "Apa apaan kamu." Aku terkejut dan mendorong kasar wajahnya, kepalanya sampai membentur sandaran kursi. "Aow Miss, kasar sekali." Jason mengelus belakang kepalanya. "Kenapa kamu bisa didalam mobilku?" "Aku menunggu Miss pulang, sampai ketiduran. Saat terbangun aku melihat cemilan lezat." Jason menatap bibirku. Reflek aku segera menutupnya dengan telapak tangan. Suara klakson terdengar dari belakang, aku segera menginjak pelan pedal gas memajukan mobilku. "Kamu kan yang mengikat tali sepatu Pak Oscar?" "Tapi kenapa Miss membelaku?" Jason Balik bertanya. Aku hanya mengabaikannya, karena tak tau harus menjawab apa. "Aku membencinya, Miss tau?" Karena aku hanya diam, Jason lanjut berceloteh. "Anda tau Miss, aku tidak suka Oscar. dia mesum." "Hus, kamu jangan bic

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status